Pertama Kali Buat Corn Dog

Pada bulan Mei tahun 2018 aku sempat minta Shannon, sebagai relawan mengajar asing yang datang dari Amerika Serikat untuk ngasi tau cara buat Corn Dog. Jadi Shannon bantu memberikan tutorial untuk membuat jajanan kaki lima ala Amerika Serikat gitu.

Cara buatnya gimana? Seinget aku agak ribet ya. Karena ini dikasi tau langsung oleh si orang Amrik jadi dia sebutin bahan-bahannya sesuai dengan yang dia tau saat dibuat di Amerika sana. Padahal di sini ya juga ada sih, tapi kita akalin pakai substitusinya dengan bahan yang tersedia secara lokal.

Ok, udah saking ngebetnya pengen tau jajanan a la Amerika Serikat yang terkenal, yaitu Hot Dog atau Corn Dog, maka kita buat saja Corn Dog.

Bahan:

  1. Sosis
  2. Susu Cair
  3. Telur
  4. Tepung terigu
  5. Tepung Panir
  6. Minyak goreng

Cara membuat:

  1. Sebelumnya jika sosis masih beku, cairkan dulu. Jika sudah cair tusuk tiap sosis dengan tusuk sate.
  2. Buat adonan telur kocok, tambah susu cair, beri tepung terigu secukupnya.
  3. Lumuri sosis ke dalam adonan telur, susu cair dan tepung terigu. Lalu balurkan ke dalam tepung panir.
  4. Ulangi proses yang sama untuk sosis yang lain hingga mendapat cukup Corn Dog untuk siap digoreng.
  5. Panaskan wajan lalu beri minyak goreng yang cukup agar bisa membuat Corn Dog cukup terendam saat tergoreng.
  6. Jika minyak sudah panas, masukkan Corn Dog hingga matang kuning-keemasan alias golden brown.
  7. Tiriskan Corn Dog dan siap untuk dihidangkan.

Resepnya sederhana aja, bisa dimodifikasi dan ditakar sesuai selera. Aku juga suka masak dengan prinsip tanpa takaran pasti. Berbeda hal jika perlu konsistensi masakan untuk dijual, takaran itu harus ya, supaya makanan yang kita masak cita rasanya dan standarnya sama terus.

Malah Shannon bilang kalau Corn Dog itu bisa ditaburin dengan Corn Flakes cereal gitu. Widih biar makin crunchy, ya!

Cheers!

Buat Tepung Beras Sendiri

21122013726Pagi ini aku buat tepung beras buat makan siang Kalki

Alat dan bahan:

  • beras merah
  • mangkok 3 buah
  • cobek dan ulekan
  • saringan kawat
  • saringan plastik
  • sendok
  • plastic scrapper
  • wajan besi
  • spatula besi
  • wadah kedap udara

Cara Membuat:

  1. Rendam beras merah di dalam mangkok selama 24 jam pada suhu ruang. Menurut Mak DePe Zahrial dalam buku “MPASI Perdana Cihuy!”, merendam beras pecah kulit (beras merah/beras cokelat) dapat mengurangi zat phytate sehingga nutrisi di beras seperti zat besi, seng dan kalsium akan lebih mudah diserap tubuh. Tapi proses mengurangi phytate dalam perendaman itu berhasil pada beras yang embrionya masih hidup jadi berasnya sama sekali tidak melalui proses disosoh (mungkin digiling di mesin selip, ya?) dan indikatornya adalah muncul bau peragian setelah perendaman
  2. Cuci bersih beras dari air rendaman lalu tiriskan hingga kering, bisa diangin-anginkan di atas saringan kawat lalu dijemur sebentar atau dikeringkan dengan hair dryer 😀
  3. Berhubung nggak punya dry mill, aku pakai cara seperti lumpang dan alu. Diuleg berasnya sampai jadi serbuk. Ambil satu sendok beras yang sudah direndam lalu ditumbuk sampai halus seperti serbuk tepung
  4. Beras yang jadi serbuk disendok ke mangkok kering dan bersih, lalu lanjutkan menumbuk 1 sendok beras lagi. ulangi hingga beras yang utuh habis seluruhnya selesai ditumbuk
  5. Beras yang sudah jadi serbuk diayak dengan saringan plastik ditadahi mangkok baru yang bersih, beras yang tidak tersaring oleh ayakan bisa disisihkan ke mangkok lain untuk ditumbuk lagi lalu disaring kembali. Tapi kalo aku nggak aku tumbuk lagi, cuma dibersihin aja dari beberapa kulit ari beras yang pecah lalu disangrai terpisah dari beras yang halus. Sebenernya ga usah diayak juga boleh biar ada sedikit tekstur 🙂

    ini jari suamiku, bukan aku

    ini jari papa yang ngerebut ayakan >,< karena pengen ngajarin cara ngayak yang bener supaya nggak berterbangan serbuknya *maklum mantan kuli bangunan*

    ini baru tanganku yang ramping dan lentik hehehehehehe

    ini baru jari-jari tanganku yang terampil, ramping dan lentik pascadiajarin cara ngayak yang bener hehehehehehe

  6. Sangrai tepung beras di atas wajan besi dengan spatula besi. Kenapa menggunakan peralatan masak yang serba besi lebih baik? Karena menurut Kellymom.com dan buku Sehat Lezat: Olah Saji oleh dr. Tiwi, makanan dengan sumber zat besi yang non-heme (nabati) bisa menjadi lebih mudah diserap jika diolah dengan peralatan masak dari besi. Sangrai hingga kering tapi jangan sampai merubah warna tepung beras
  7. Setelah disangrai biarkan tepung beras dingin sebelum dimasukkan ke wadah kedap udara 21122013733Hasilnya, aku dapat 2: tepung beras yang halus dan yang agak kasar

Effort juga yah, bikin tepung beras sendiri dan hasinya pun sedikit hikssss…. lagian kalo banyak-banyak ntar lama abisnya bisa cepet bau! Oh ya, Sebelum membuat aku cuci tangan dulu dan mebersihkan peralatan mengolah tepung beras hingga kering supaya tepung beras bisa awet nanti saat disimpan.

apel toemboek: kupas apel, potong kecil-kecil, toemboek~!

apel toemboek: kupas apel, potong kecil-kecil, toemboek~! lebih mudah jika apelnya mudah ditumbuk seperti apel washington/red delicious yang tidak terlalu renyah

Trus makan siangnya Kalki hari ini adalah… bubur tepung beras merah dicampur apel red delicious tumbuk. Kalki lahap banget meski nggak abis. Ternyata daya tampungnya memang udah penuh tuh sampai langsung sendawa selesai makan. Astungkara… masakan mama disukai Kalki :”)

Cara Mengupas Kulit Kacang Hijau

Tidak ada patokan khusus sih, cara mengupas kacang hijau yang baik dan benar. Jadi ini berdasarkan pengalaman pribadiku, dibantu oleh papa dalam meremas-remas kacang hijau dengan tenaganya yang kuat, sehingga efeknya emang cepat membuat si kulit ari kacang hijau lepas, lah tapi kacang hijaunya jadi agak ancur benyek gitu hehehe.. tapi tetap bisa ditolerir untuk diolah selanjutnya kok (jadi bubur kacang hijau tanpa kulit) 😀

Untuk apa perlu mengupas kulit kacang hijau? Bisa untuk makanan bayi atau bahkan bikin tepung kacang hijau, untuk diambil kulitnya, untuk dimasak tanpa kulit dan apalagi ya…?

Yang perlu dipersiapkan:Tentu kacang hijau yang mau dikupas, air, 2 bowl, saringan (karena kulit kacang hijaunya aku kumpulin bukan dibuang) dan air yang mengucur.
IMG01220-20131129-1226
Caranya:

  1. Rendam kacang hijau di dalam air sampai seluruh biji kacang hijau terendam banyak air, kalau airnya terlalu sedikit ntar kacang hijaunya bisa berkecambah, wadah rendaman biarkan terbuka
  2. Rendam minimal 24 jam maksimal 48 jam, usahakan air rendamannya diganti setiap 6 jam dan pakai air matang untuk rendaman lebih bagus, tapi air mentah juga nggak masalah asal bersih sehingga rendaman tidak cepat berbau
  3. Setelah siap dikupas ditandai dengan adanya kulit kacang hijau yang mengapung, tinggal buang aja air rendaman pelan-pelan sehingga kulit kacang hijau yang mengapung ikut terbuang dengan air sedangkan kacang hijau yang udah bugil alias terkupas nggak ikutan terseret arus
  4. Ini cara cepatnya, isi kembali bowl dengan air (lebih enak langsung dilakukan di bawah air keran yang mengucur) lalu remas-remas kacang hijau sehingga kulit arinya pada terlepas, setelah itu buang airnya lagi (kalau mau diambil kulit kacang hijaunya bisa dibuang airnya di atas saringan sehingga kulit ari kacang hijau nyangkut di saringan)
  5. lakukan langkah 4 berulang sampai kulit kacang hijau hampir habis, saat tinggal sedikit, kulit kacang hijau kadang ada yang membandel masih nempel di kacang hijaunya tapi cuma pecah gitu bukan terlepas seluruhnya, nah itu silakan dilepas biasa (satu-per-satu) pakai jari ya 😀

aku lagi ngumpulin kulit kacang hijau, nih, makanya aku saring

aku lagi ngumpulin kulit kacang hijau, nih, makanya aku saring

perbandingan kacang hijau kupas dan kulitnya

perbandingan kacang hijau kupas dan kulitnya

Kalau udah selesai nitilin satu-satu kulit kacang hijau yang bandel, hasilnya seperti iniiiii....

Kalau udah selesai nitilin satu-satu kulit kacang hijau yang bandel, hasilnya seperti iniiiii….

Quick updating Kalki in November

Hari ini hujan di siang hari, sore dan malam…

Kalki pergi ke posyandu pagi ini dan nimbang berat badannya: 9,7kg; panjang badan: 70 cm

Pulang dari posyandu, Kalki mama taruh di kasur yang udah mama siapin mainan gantungan di atasnya. Baru bisa eksekusi hari ini padahal udah kepikiran sebelumnya untuk gantung boneka dan kerincingan di tiang yang termasuk dari set tempat tidur bayi Baby Scot’s hadiah dari Ratih. Take a look at Kalki…

pertama kali lihat hanging toys dia antusias sampai berguling-guling dengan pandangan tetap ke arah mainan :D

pertama kali lihat hanging toys dia antusias sampai berguling-guling dengan pandangan tetap ke arah mainan 😀

dari terlentang, tengkurep sampai ngedomprok terlentang lagi hihihihi

dari terlentang, tengkurep sampai ngedomprok terlentang lagi hihihihi

Kalki pun jadi sibuk sendiri seperti mau menggapai hadiah di lomba panjat pinang wkwkwkwkwk… dan bagusnya dia pun jadi terkonsentrasi ke titik dekat hanging toy-nya, meminimalisir berguling-guling ke tepian kasur deh! Tapi tetep pinggiran kasur mama ganjal tumpukan selimut, bantal, guling lalu diganjal dengan sandarannya kursi, istilahnya papa adalah: “barikade”.

Mama seneng bisa memanfaatkan barang yang semula nganggur atau bekas jadi berguna lagi dengan sedikit inovasi dan kreasi baru. Papa bilang ide mama hebaaaaat ^^ Makasih papa…

Trus Mama latihan bikin MPASI lagi deh dari kacang hijau 🙂 tenaaang, kali ini berhasil kok!

DIY Alas Ganti Popok (seperti) Mothercare

Awalnya aku lihat alas ganti popok Mothercare di majalah Ayahbunda edisi ultah ke-36. Majalah itu bagi-bagi hadiah buat ayah, bunda dan si kecil. Salah satu hadiahnya yang menarik buat baby adalah alas ganti popok Mothercare yang harganya 229rebu.. mahal amat! Emang bagus sih, ada bantalan pembatas di kanan, kiri dan bagian atas dari alas persegi panjang tersebut. Tapi aku nggak tau itu kainnya waterproof atau enggak. Aku sih pengennya yang waterproof. Lagian kalo Kalki ntar diajak jalan-jalan ke public places kan aku bakalan butuh alas ganti popok yang waterproof (biar bersihinnya tinggal lap aja pake tisu basah) dan empuk (jadi kalo ga ada tempat empuk buat ganti popok Kalki seperti di atas kasur, bisa di atas semacam meja aja tapi di alasin alas ganti popok ini). Syukur-syukur kalo ada nursing room beserta tatakan khusus ganti popok bayi, tapi di tempat umum ga semua nyediain fasilitas ini kan, trus mau gimana? Terisnpirasi dari situ makanya aku bikin aja memanfaatkan resource yang ada, lebih hemat, dan bisa sesuai selera pula! Do it yourself!

Bahan-bahan:

  1. Perlak meteran, aku udah punya dulu udah lama banget karena aku pakai buat latihan yoga, setelah beli sticky mat khusus yoga perlaknya nggak kepake deeh
  2. selimut bayi, ada selimut bayi yang udah buluk bisa dipake
  3. peralatan jahit:meteran, benang, jarum, gunting

    ukur perlak sesuai panjang bayi ya, biar ga kekecilan dan ga kebesaran buat dibawa traveling alias jadi alas ganti popok portable hihihihi

    ukur perlak sesuai panjang bayi ya, biar ga kekecilan dan ga kebesaran buat dibawa traveling alias jadi alas ganti popok portable hihihihi

Step-by-step uuh baby…

  • Step 1: Gunting perlak meteran sesuai kebutuhan, gunting dua persegi panjang yang sama.2 perlak ini udah aku gunting sejak Kalki baru-baru lahir saat kekurangan perlak, makanya salah satu lebih panjang dan aku biarin aja
  • 2 perlak ini udah aku gunting sejak Kalki baru-baru lahir saat kekurangan perlak, makanya salah satu lebih panjang dan aku biarin aja
  • Step 2: Jahit 3 sisi pinggiran 2 perlak tadi menjadi satu, dengan bagian yang untuk atas sebagai bagian luar semua. Perlakku kan warna biru untuk atas, dan bagian bawah warna abu-abu, jadi pas dijahit jadi satu bagian yang warna abu-abu disisi bagian dalam. Jahitnya bisa pakai model jahitan apa aja, garis-garis, zig-zag dll yang penting dijahit seperti jahit sarung bantal. Sisakan 1 sisi tidak terjahit dulu ya… buat diisi selimut bayinya!
  • Step 3: Ukur selimut bayi yang akan dimasukkan di antara 2 perlak yang udah dijahit tadi. Kalo selimut bayinya kebesaran bisa digunting mengikuti ukuran perlak, bisa juga seperti caraku: aku lipat pinggir-pinggirnya,

    ngepasin selimut dengan dilipat-lipat

    ngepasin selimut dengan dilipat-lipat

    untuk bagian atas aku buat lebih tinggi dengan dilipat dan diberi tambahan kain, bagian pinggir kanan-kiri aku lipat buat pembatas, sedangkan bagian bawahnya nggak aku lipat karena pertimbanganku, kalo ada basah-basah di alas ini air akan ngalir ke arah kaki nggak sampai ke badan apalagi kepala 😉 pinter-pinter memodif aja sesuai kreativitas kita.

  • Step 4: Kalo ukurannya udah dirasa pas untuk dimasukkan, masukkanlah selimut bayi tersebut buat isi alas ganti popok supaya empuk, kalo belum pas ukurannya diadjust lagi ya… setelah pas, jahit bagian tengah alas ganti popok supaya selimut di dalamnya tidak bergeser-geser, boleh dijahit vertikal, horizontal atau diagonal, terserah yaa… kembangkan kreativitas sendiri. Lalu baru jahit sisi yang terbuka.
  • Jadi deeeh! Kalo mau di-finishing, boleh digunting yang rata sisi tepian perlaknya supaya lebih rapi 🙂

    empuk, waterproof, portable :D

    empuk, waterproof, portable, made with love 😀

    test drive, baby... kurang gedheee!!! wkwkwkwkwk

    test drive, baby… kurang gedheee!!! wkwkwkwkwk