Kecanduan Nikotin dan Kebandelan Merokok di Tempat Publik Ramah Anak

Sudah cukup lama saya merasakan bahwa asap rokok itu mengganggu kenyamanan dan tentu juga mempengaruhi kesehatan. Maka dari itu sebisa mungkin saya menghindari asap rokok. Saya menyadari bahwa rokok itu ada hubungannya dengan candu. Iya, candu karena bahan yang terdapat di dalam rokok itu membuat ketagihan. Berikut ini adalah hasil tanya-jawab saya bersama dr. Wayan Putra Manuaba sebagai kepala Puskesmas Selemadeg Barat mengenai rokok.

Tanya: Seberapa jauh pengaruh zat psikotropika dan adiktif terhadap degradasi generasi menurut dokter?

Jawab: Semua hal di alam ini ada pengaruh positif dan negatifnya tergantung situasi, kondisi dan pemanfaatannya serta kesepakatan yang ada. Sepanjang pemanfaatan yang disepakati mengacu ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk Pengobatan dan Kesembuhan dan atas indikasi medis, maka hal tersebut adalah baik dan dilindungi hukum. Namun sebaliknya apabila di luar konteks tersebut, apalagi disalahgunakan, maka akan menimbulkan efek yang negatif dan bisa menghancurkan generasi penerus. Untuk menjaga agar pemanfaatannya sesuai ketentuan, adalah tugas berat kita bersama, tidak hanya pemerintah, namun juga pihak non pemerintah termasuk masyarakat dan terpenting adalah keluarga dan orang tua. Termasuk ketahanan dan pemahaman individu terkait.

Tanya: Apa saran dan target dokter dalam menyikapi bahaya kecanduan rokok?

Jawab: Saran selaku Praktisi kesehatan

  • Saran Ideal: Tutup pabrik rokok dan pelarangan merokok secara gradual
  • Saran Antara: Peningkatan harga rokok, pengetatan kawasan merokok dan aturan lainnya terkait merokok dan peningkatan jumlah dan kapasitas unit pelayanan UBM (Upaya Berhenti Merokok) di semua fasilitas pelayanan kesehatan, sosialisasi masif terkait metode berhenti merokok dan kerugian merokok dari sisi ekonomi keluarga dan penyakit baik pada diri, keluarga dan lingkungan.

Tanya: langkah preventif apa yang dapat kita ambil agar tidak kecanduan nikotin rokok? Sehingga lebih peduli untuk meningkatkan kesehatan dan taraf hidup keluarganya dengan membeli makanan bergizi dibandingkan dengan membeli rokok dengan kemampuan finansial yang sudah terbatas.

Jawab: Mengacu kondisi di masyarakat bahwa perlu sosialisasi bahaya merokok yang difokuskan kepada ego perokok/dampak kepada diri, anak, keluarga; Penegakkan aturan terkait merokok yang saat ini sudah ada, berserta sanksinya; komitmen semua pihak dari rakyat jelata sampai pimpinan tertinggi dan pejabat dalam melaksanakan dan memberi contoh.

Tanya: Bagaimana upaya Dinkes dalam mencegah supaya tidak lebih banyak generasi muda yang tergiur bombardir iklan rokok yg mengatakan bahwa image perokok itu keren, jantan, macho, dll. Sehingga tidak lebih banyak anak-anak generasi kita yang kecanduan rokok?

Jawab: Karena rokok dan merokok dibolehkan oleh peraturan perundangan yang berlaku saat ini, maka aksi yang bisa dilakukan oleh pihak kesehatan adalah promotif dan preventif melalui promosi kesehatan bahaya merokok dan germas serta Perilaku Hidup bersih dan Sehat dan mensosialisasikan aturan terkait kawasan tanpa rokok dan sanksinya. Hal itu dilakukan dalam rangka meminimalisir kelompok perokok baru, meminimalisir efek kesehatan lebih lanjut dari perokok baik pada diri perokok dan lingkungan termasuk keluarga. Dengan menyasar kelompok yang rentan menjadi perokok baru seperti anak sekolah, dll.

Tanya: Bagaimana tanggapan dokter supaya para perokok menyadari pentingnya tidak melakukan aktivitas merokok di dalam ruang kerja bersama yang termasuk ruang publik terlebih lagi jika ruang terbuka milik publik itu pun ramah anak?

Jawab:
Dengan sosialisasi dan pengingatan aturan KTR serta penegakkan aturan di internal Puskesmas bagi individu yang melanggar.

Untuk penegakkan aturan di eksternal puskesmas atau di tempat publik adalah domain dari pemerintah daerah misalnya Satpol PP.

Baiklah, permasalahan rokok memang pelik karena berisi himbauan pemerintah saja tidak mungkin lagi dihiraukan. Teguran atau sanksi mungkin bisa diindahkan sesekali namun selanjutnya abai dan langgar lagi karena kuatnya rasa ketagihan itu. Pandangan saya, regulasi pemerintah yang kuat untuk tidak memberi ijin produksi rokok itu lah yang membuat orang tidak dapat akses ke rokok. Sehingga tidak perlu penegakan aturan atau larangan baru selanjutnya.

Sudah jelas kan manfaatnya jika tidak kecanduan rokok kita lebih sehat, tidak dirongrong membeli rokok, pernapasan lebih bersih, berbagi udara segar juga dengan sesama dimana pun berada. Menjaga kesehatan memang lebih mahal dari harga sebatang rokok. Terima kasih dr. Wayan sudah berbagai sudut pandang dan solusi.

Intan Rastini

My First Covid-19 Vaccination

“Halo, Ntan.. lagi sibuk, nih?”

“Nggak, bu. Ada apa?”

“Bisa ke Puskesmas Suraberata sekarang?”

Begitulah awalnya percakapan saya dengan bu bidan desa, yang akhirnya membawa saya segera melajukan motor ke Puskesmas.

Puskesmasnya tidak jauh, sekitar 8 km dari rumah. Bisa saya tempuh dalam waktu 15-20 menit. Begitu sampai di Puskesmas, saya cuci tangan di wastafel pakai sabun. Lalu melangkah secara cepat ke area rawat inap di belakang gedung IGD Puskesmas.

Di saat saya masuk ke lorong dimana terdapat kamar-kamar rawat inap, saya mendapati ada dua orang perawat sedang duduk di depan konter, kemudian dilanjutkan dengan deretan kursi-kursi kosong. Lalu beberapa ruangan terbuka disertai tiga orang sedang duduk menunggu di selasar. Saya amati ketiga orang yang menunggu ini ada satu ibu-ibu berpakaian sembahyang serba putih, dan dua bapak-bapak berpakaian rapi dan cukup resmi.

Kesamaan mereka yaitu sama-sama menunggu sambil memegang kartu berisikan tulisan KIPI yang besar. Mereka semua pun tertunduk menatap gawai masing-masing. Saya berhenti di depan pintu ruangan paling ujung di lorong rawat inap tersebut. dan melongok ke dalam. Saya menatap wajah yang familiar.

“Bu kadek.” Sapa saya.

“Eh ya, Ntan. Sudah daftar?”

“Belum.” Jawab saya.

“Daftar dulu, ya.. di meja pendafataran sana.”

Saya pun berjalan kembali ke konter yang berisi dua perawat duduk-duduk di depannya. Saat saya datang, satu dari mereka langsung berjalan ke belakang konter, dan satu lagi datang dari ruangan di belakang konter tersebut. Saya mendaftarkan diri saya untuk menerima vaksin Covid-19 dengan menyerahkan KTP. Kemudian saya diberi surat pendaftaran yang berisi data diri dan saya pun diminta menandatangani kebenaran datanya.

Setelah mendaftar, saya diarahkan ke ruangan skrining kesehatan. Di sana ada seorang dokter muda dan seorang perawat senior. Saya serahkan surat pendaftaran saya. Perawat menanyakan apakah saya sudah diukur suhu tubuhnya, lalu mempersilakan saya untuk timbang badan. Angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan saat saya berdiri di atasnya adalah 50 kg.

Setelah itu saya diukur tekanan darahnya oleh sang perawat. Syukur, tekanan darah saya normal yaitu 110/70, kalau tidak salah ingat. Setelah cek tensi, dokter bertanya apakah saya ada riwayat kencing manis. Saya jawab tidak. Dokter kembali bertanya apakah saya pernah cek kadar gula darah atau tidak sebelumnya. Saya jawab pernah sekitar dua tahun lalu dan hasilnya normal. Lalu perawat pun menusukkan jarum ke jari tengah saya setelah diusap alcohol swab. Hasil yang ditunjukkan alat cek kadar gula darah adalah angka digital dengan nominal 119.

Selanjutnya dokter meminta ijin kepada saya dan berkata ‘sugre’ karena hendak mengecek dada saya dengan stetoskop. Refleks saya nahan napas, dong. Kemudian dokter berkata, “napas biasa, saja, bu.” 🤣

Skrining belum selesai, dokter pun melanjutkan menanyakan tentang riwayat kesehatan saya, seperti apakah saya ada alergi setelah vaksin sebelumnya, ada riwayat hipertensi, punya penyakit auto-imun, pernah muncul bercak kemerahan di wajah secara tiba-tiba, riwayat kejang, riwayat epilepsi, pernah mengalami jantung berdebar-debar dengan tiba-tiba saat tidak melakukan aktivitas yang berarti, pernah nyeri di dada sebelah kiri, pernah sakit kuning atau liver, apakah sedang hamil saat ini, apakah pernah terjangkit Covid-19, apakah ada jadwal vaksin dalam satu bulan terakhir, dll. Yang semuanya saya jawab dengan kata yang sama, yaitu ‘tidak’. Saya jelaskan bahwa saya rentan hipotensi dan anemia. Dokter pun menjawab bahwa itu masih wajar.

Selanjutnya saya dipersilakan lanjut vaksin dan duduk di kursi yang ditunjuk. Wah, macam kursi eksekusi saja, pikir saya. Saya pun berjalan ke arah kursi tersebut dan duduk di atas sebuah kursi biasa berbahan kayu. Perawat menyiapkan injeksi vaksin, lalu meminta saya menyiapkan lengan kiri. Maka saya singsingkan lengan baju bagian kiri saya.

Lengan yang ditarget diusap dengan alcohol swab atau kapas berisi alkohol, lalu bagian lengan saya tersebut dicubit dengan area cubitan yang besar sehingga kulit beserta jaringan lemak di bawahnya terangkat karena tekanan tangan sang perawat tersebut. Kemudian injeksi vaksin Covid-19 pun disuntikkan, dan saya tidak merasakan sesuatu yang menyakitkan. Eh, tau-tau perawat berkata, “sudah selesai.” Itu pun dikatakan dengan riangnya.

Saya akhirnya memegang swab alcohol kedua yang diberikan perawat untuk menutup bekas suntikan, lalu saya turunkan lagi lengan baju kiri saya dan mengenakan jaket saya kembali yang sebelumnya saya lepas untuk keperluan cek tensi. Surat pendaftaran saya diberikan kembali dan saya diminta untuk lanjut ke ruangan berikutnya. Maka saya ucapkan terima kasih dan bergegas ke ruangan sebelah ujung, yaitu ruangan bu Kadek yang saya sapa di awal.

Di sana bu bidan Kadek mencatat data diri saya sambil mengobrol ringan. Kemudian bu Kadek berkata bahwa saya perlu menunggu di sini selama 30 menit untuk observasi pasca-vaksinasi. Kartu tag yang disertai tali untuk mengalungkannya di leher pun diberikan kepada saya. Kartu itulah yang saya lihat sedang dibawa-bawa oleh tiga orang yang menunggu di depan ruangan. Bertuliskan ’OBSERVASI KIPI’.

Saya duduk di lorong gedung rawat inap Puskesmas. Lorong ini agak gelap dan penuh poster-poster promo kesehatan yang dipampang di tembok saling berhadap-hadapan. Karena saya tidak bawa buku, saya tidak bisa menghabiskan waktu 30 menit ini dengan membaca buku. Lagi pula mana tau sebelumnya kalau seusai vaksin Covid-19 saya harus menunggu selama 30 menit begini. Saya tidak mau main gawai karena kuota saya sudah dibawah 100 mb. Saya harus hemat kuota, nih, sampai masa perpanjangan paket selanjutnya. Biasalah, emak-emak kudu irit.

Maka saya memandangi dan membaca lagi surat pendaftaran saya dan kartu tag Observasi KIPI. Sepertinya KIPI itu kepanjangannya adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Saya main menebak-nebak saja itu. Lalu saya berusaha membaca poster di dinding seberang saya namun sayang, mata tak mampu membaca teks yang kecil-kecil meskipun saya sudah menggunakan kacamata. Mungkin juga karena jaraknya, ukuran teks, dan minimnya cahaya. Maka saya pun bangkit dan melihat-lihat tiap poster di dinding secara dekat. Lalu membacanya dan memotretnya.

Sesekali melihat jam di gawai, apakah ini sudah 30 menit. Tidak terasa perawat pun memanggil saya bahwa waktu observasinya sudah selesai, maka perawat masuk ke ruangan dan keluar lagi untuk memberikan saya kartu imunisasi Covid-19 (yang sebenarnya lebih mirip surat di atas selembar kertas HVS). Kemudian perawat bilang bahwa saya sudah boleh pulang. Yippieee…

Maka pulanglah saya dengan keadaan yang biasa saja, tidak ada keluhan apa-apa yang berarti dari vaksinasi Covid-19 yang sudah saya alami. Menuju rumah, saya pun merasa lapar, maklum tadi begitu terima telpon dari bu Kadek saya segera bergegas melesat ke Puskesmas tanpa makan siang hihihi… Malah saat itu, sebelum terima telpon dari bu bidan, sudah pukul 12.30 WITA dan saya masih saja menyimak peluncuran Ideathon Bali Kembali via Zoom Cloud Meetings, bukannya ambil waktu istirahat lalu makan.

Tetapi akhirnya saat sampai di rumah, saya tak langsung makan. Saya dekontaminasi dulu sehabis mengunjungi Puskesmas. Langsung saya cuci tangan dengan sabun di ember berkeran di depan teras, ambil handuk, masuk kamar mandi, dan lepas seluruh pakaian lalu memasukkannya ke keranjang pakaian kotor di depan pintu kamar mandi. Saya pun mandi sekaligus keramas.

Selesai mandi dan cuci rambut, barulah saya mengambil nasi panas dan pindang goreng yang sudah digoreng siang tadi oleh papa. Saya buka lemari es, dan mengambil dua sendok acar wortel-timun ke atas piring saya. Saya siramkan kuah acar yang saya buat dari buah asem (bukan dari cuka) ke atas pindang dan nasi saya. Hmmm… Saya sudah lapar sekali ini sampai saya akhirnya habis 2 piring menu makanan tersebut dengan porsi yang sama.

Saya kirim pesan kepada bu Kadek bahwa efek setelah saya vaksin adalah saya jadi laper banget! Mungkin ya akumulasi dari saya belum makan siang sebelumnya. Tetapi sampai saat saya menuliskan posting blog ini pun saya masih terasa lapar… Help! Pindang gorengnya udah sisa 1 potong aja, itupun buat Kalki dan Kavin makan malam nggak bakalan cukup lagi 😖😭.

Bu Kadek menjawab chat saya, bahwa memang kebanyakan yang habis divaksin merasakan hal tersebut, lapar dan ngantuk! Ya ampun, begitu ya. I’m still craving for food now! Setidaknya kita tau bahwa vaksinnya bekerja. Tubuh saya nampaknya sudah mulai membangun imunitas. Selain itu, tangan kiri saya mulai kemeng alias pegel, nih!

Saya dijadwalkan untuk vaksin kedua dan datang kembali ke Puskesmas 2 minggu lagi, yaitu Jumat tanggal 26 Maret 2021. Selama mau vaksin yang kedua saya akan jaga kondisi biar tetap fit, dan setidaknya kali ini akan lebih well-prepared untuk makan dulu sebelum divaksin! Oh ya, hari ini saya dapat jadwal vaksin secara buru-buru alias tak terduga itu karena.. jadwal saya vaksin sebenarnya bukan hari ini. Saya ditawarkan bu bidan desa untuk ikut vaksin secara mendadak karena ada peserta vaksin jadwal hari ini yang tidak lolos skrining kesehatan.

🦾 Strong girl don’t cry during vaccination,
Intan Rastini.

#SalamTangguh 💪

Review Make + Sense Tearless Head to Toe Wash Ramah di Kulit Anak dan Ramah Lingkungan

Hai, akhirnya saya review produk perawatan tubuh lagi. Setelah mengulas pembuatan makanan dan minuman sebelumnya, mari saya kembali lagi mencatatkan pengalaman pribadi dalam menggunakan produk natural yang menyehatkan kulit serta memanjakan our senses dan ramah lingkungan.

Bathroom Habitat: Make + Sense by @organicbeauty.id

Waktu itu saya mencoba dua varian sabun multifungsi yang bisa dijadikan shampoo, sabun badan dan sabun muka sekaligus. Satu untuk anak-anak saya dan satu lagi buat saya dan suami. Barusan saya sempat ngobrol juga sama mbak Citta Flo, bahwa HTTW itu pHnya disesuaikan untuk seluruh bagian kulit (termasuk rambut, ya) sehingga dibuat semild mungkin jadi nggak bikin perih di mata. HTTW apa yang udah habis saya pakai? Antara lain ada:

Make + Sense (Tearless) Head to Toe Wash ARMAND


Scent:
Rosewood | Lemon

Sulfate-free, nonsoap head to toe wash. Free from parabens, synthetic fragrances and other harsh/harmful chemicals. All biodegradable, clean & natural-allowed ingredients, ECOCERT comply formula.

Note: SAFE FOR KIDS BELOW 3 YEARS OLD (AND PRACTICALLY EVERYONE)

Isi: 8.45 fl.oz/ 250ml
Bentuk isi: cairan bening yang cukup kental
Harga: Rp 139.900 (beli Desember 2019)
Kemasan: wadah botol pump dari aluminium
Masa pakai optimal: baik digunakan dalam 12 bulan setelah diproduksi

Bahan: Aqua, Sodium, Lauroyl, Methyl Isethionate, Cocamidopropyl Betaine, Sodium Methyl Oleoyl Taurate, Lauryl Glucoside, Coco Glucoside, Glycerin, Natural Betaine, D-Panthenol, Essential Oil, Cyamopsis tetragonoloba (guar) gum, Benzyl Alcohol, Benzoic Acid, Dehydroacetic Acid, Lactic Acid. ECOCERT comply (mungkin kamu ingin tahu lebih lanjut yang dimaksud ECOCERT comply, bisa klik tulisan saya sebelumnya tentang Apa itu Skincare Natural)

Cara Pakai: basahi terlebih dahulu tubuh lalu tekan pompa botol untuk mengeluarkan cairan sabun. Tuang secukupnya dan balurkan ke seluruh tubuh. Karena ini HTTW (Head to Toe Wash) yang berarti bisa dipakai dari rambut hingga ke kaki jadi bisa digunakan keramas dan juga sebagai pembersih wajah.

Saya suka banget dengan konsep produk Make + Sense ini karena kemasannya waktu itu dijual dengan botol pump aluminium, dan bisa refill. Namun karena imbas pandemic COVID-19 menjalar kemana-mana tidak hanya di China saja, maka kemasan aluminium ini udah nggak tersedia oleh Make + Sense, diganti dengan kemasan botol PET dan mungkin masih ada yang pump, tapi juga disediakan dalam botol PET bertutup flip.

Kenapa waktu itu tertarik beli produk Make + Sense, karena saya cari sabun yang ramah buat anak-anak alias tidak pedih di mata. Lalu ternyata Make + Sense ini punya varian pembersih yang bisa buat dari ujung kaki sampai kepala jadilah saya mencoba membelinya.

Kalki dan Kavin itu kalau dikeramasin suka rada rewel pas busa sabun kena matanya. Pernah dulu beli Eskulin Kids Two-in-One yang bisa buat keramas juga sebagai body wash, harganya terjangkau dan bisa dibeli di minimarket terdekat. Tapi itu produk konvensional, ada harsh chemical di dalamnya. Tidak terlalu baik untuk kesehatan kulit anak dalam jangka panjang. Selain itu kalau ada fragrance sintetis, cuma dapat wangi sesaat tapi nggak dapat efek terapeutik lebih dalam lagi bagi kesehatan.

Kulit anak-anak saya cenderung mudah kering. Permasalahannya berbeda semua. Kalki lebih rentan terhadap gigitan nyamuk sehingga mudah gatal. Saat bentol-bentol gigitan nyamuk itu bikin gatal, maka nggak tahanlah dia garuk hingga luka, jadilah mudah koreng. Atau menimbulkan bekas-bekas luka akibat garukan. Duh, banyak banget, deh, bentol, luka, dan bekas luka di kaki Kalki yang udah terlihat kayak macan tutul.

Nah, kalau Kavin kulitnya lebih tahan terhadap gigitan nyamuk Dia lebih jarang, sih, bentol-bentol dan nggak sampai koleksi koreng bekas luka akibat garukan kayak kakaknya. Tapi kulit Kavin cinderung lebih kering dan gampang timbul eksim. Kalau udah eksim kayak ada bercak dengan warna lebih pucat di tulang kering kakinya. Kebanyakan sih nggak bikin gatal, hanya kulitnya jadi bener-bener kering dan berbecak lebih putih. Syukur sekarang udah nggak pernah muncul eksim begitu lagi.

Dengan dua permasalahan kulit yang berbeda anatara Kalki dan Kavin, saya cukup terbantu dengan HTTW Armand. Baik adik dan Kakak sama-sama suka aromanya Armand. Wnaginya menyegarkan dan khas fresh fruity gitu untuk anak-anak. Pakai untuk keramas dan cuci muka Kalki dan Kavin pun nggak pakai drama, karena saya bilang ke mereka, “coba aja melek, dek, kak, nggak perih kok sabunnya.” Dan bener aja mereka berani coba melek pas keramas, nggak rewel lagi deh masalah sabun bikin perih mata.

Untuk di kulit anak-anak Armand bikin lembab banget. Bahkan saat dibilas, kulit bakalan terasa licin gitu saat masih basah. Anak-anak sih nggak terlalu pas dengan rasa licin di kulit mereka saat masih basah. Jadi mereka berasa kayak belum tuntas gitu bilas sabunnya. Tapi kalau pas udah pakai handuk dan kering, enak kok di kulit. Segar, melembabkan dan nggak bikin kulit anak-anak saya kering lagi….

Pinter banget sih, Mbak Win bikin sabun nggak pedih di mata buat anak-anak. Baunya bikin seger dan semangat tapi bukan bau synthetic fragrance, ya. Ini bau essential oil blend. Essential oil blend punya manfaat terapeutik yang lebih bagi penggunanya bukann hanya saat dihirup tetapi juga saat diaplikasikan ke kulit meski hanya beberapa menit saja saat mandi. Bahan liquid HTTW pun biodgradable untuk lingkungan, tidak menyebabkan pencemaran bagi ekosistem air.

Yuk kita lanjut bahas HTTW varian Infinite…

Make + Sense (Tearless) Head to Toe Wash INFINITE

Scent:
Vanilla | Peppermint

Head to toe wash non saponifikasi. Dapat digunakan sebagai shampoo maupun sabun badan. Bebas sulfat, paraben, pewangi sintetis dan bahan berbahaya lainnya. Diformulasikan sesuai dengan standarECOCERT, dengan bahan-bahan yang dapat diurai oleh alam serta memenuhi standar natural.

Catatan: TIDAK DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANAK DI BAWAH 3 TAHUN KARENA MENGANDUNG MENTHOL.

Isi: 8.45 fl.oz/ 250ml
Bentuk isi: cairan bening yang cukup kental
Harga: Rp 139.900 (beli Desember 2019)
Kemasan: wadah botol pump dari aluminium
Masa optimal: baik digunakan dalam 12 bulan

Bahan: Aqua, Sodium, Lauroyl, Methyl Isethionate, Cocamidopropyl Betaine, Sodium Methyl Oleoyl Taurate, Lauryl Glucoside, Coco Glucoside, Glycerin, Natural Betaine, D-Panthenol, Essential Oil blends, Cyamopsis tetragonoloba (guar) gum, Benzyl Alcohol, Benzoic Acid, Dehydroacetic Acid, Lactic Acid. ECOCERT comply.

Cara Pakai: basahi terlebih dahulu tubuh lalu tekan pompa botol untuk mengeluarkan cairan sabun. Tuang secukupnya dan balurkan ke seluruh tubuh. Karena ini HTTW (Head to Toe Wash) yang berarti bisa dipakai dari rambut hingga ke kaki jadi bisa digunakan keramas dan juga sebagai pembersih wajah.

Kalau Armand buat Kalki dan Kavin, nah.. yang satu ini buat mama dan juga papa (sesekali). Sama seperti Armand, HTTW yang ini juga bikin lembab di kulit meski setelah dibilas berasa licin. Aromanya beda dengan Armand yang ceria dan fruity, ini bagi saya lebih deep dan dingin. Kenapa deep, karena aroma vanilla bagi indera penciuman saya (iyesh my smelling sense) itu berat.

Sedangkan aroma peppermint tuh kayak renyah dan lebih airy ringannya. Wih perpaduan yang gemilang, ya Miss Bunny. Mbak Wina a.k.a Miss Bunny creatornya memang menciptakan perpaduan-perpaduan campuran minyak atsiri gemilang dalam produk perawatan tubuh Make + Sense. Dulu di akun Tokped yang lama Miss Bunny memberi diskripsi gambaran wangi produknya itu dengan cerita yang unik. Seperti Armand itu kisah aromanya kayak anak kecil yang menendang bangun dari tidur. Kalau Infinite tentang pegunungan kayaknya, saya udah lupa, deh.

Duh, saya suka dan jatuh hati sama Infinite ini. Karena apa, dari nama aja udah suka. Maklum lah waktu beli masih ngeraba-raba, karena tidak dapat mencium aroma produknya langsung jadi saya menimbang dari deskripsi aroma yang digambarkan oleh Miss Bunny di deskripsi marketplace, dan sambil nanya langsung juga di Instagram. Infinite, tidak terbatas kan, jadi rasanya emang pas mandi angan menerawang jauh tak terbatas, antara terbang dan termanjakan hampir semua panca indera saya. Emang bener, secara visual juga produk ini digambarkan dengan gunung, saya suka lihatnya. Karena ada memori first kiss dengan papa di gunung, eaaa…

Anak-anak juga suka bilang bahwa sabun mama itu yang gambar gunung, sabun Kalki dan Kavin itu yang gambar beruang. Matching, ya visualisasi kemasan varian sabun yang kami pakai. Armand diwakilkan oleh beruang kutub, Kalki dulu waktu masih di kandungan, saya panggil dia sebagai ‘baby bear’ tapi saya merujuk spesifik ke beruang grizzly, sih. Papa dan mama pun dulu jadiannya di gunung Papandayan, Garut (eaa lagi) jadi cocok diwakilkan oleh visualisasi gunungnya Infinite. Duh rasanya dulu pas masa itu sama papa emang infinite, something beyond our emotion, our senses.

Duh, kebetulan nih, efek dari peppermint itu emang nyegerin di kulit terasa ada cooling efek yang membuat penat hempas seketika. Karena memang terasa adem di kulit. Jadi kalau saya capek abis kerja itu enakan jadinya setelah mandi, nggak suntuk lagi hehe. Sedangkan aroma vanilla yang deep ini bisa bermafaat sebagai aphrodisiac. Uwuwu, vanilla punya efek sexual desire arousing, hati-hati kawan yang masih jomblo karena belum ada lawan main, cari aman aja. Buat pasutri ya bisa lanjut kalau tertrigger ehehe.

Kalau bagi saya pribadi, yang emang hampir memiliki hasrat yang konstan jadi nggak terlalu sexual desire arousing, kok. Yangs saya rasakan ya hasrat yang konsisten saja. Jadi abis mandi dengan infinite bakalan ter-trigger untuk bercumbu itu rasanya tidak sama bagi semua orang, tergantung tipe sexual desire kamu, bisa jadi kamu sebegitu fiery-nya, bisa saja.. Saya pakai aromatheraphy spray Love Speel dari Botanina saja, juga tidak terlalu trigger jadi lebih hot ke saya, nggak tau bagi suami gimana, ya. Tapi yaitu, kalau hasrat itu sudah ada secara konstan jadi ya tetap hadir di sana.

Nah, itu dari sisi aphrodisiac property dari minyak atsiri vanilla yang dikandung oleh Infinite, ya. Sekarang beralih ke kualitas yang satu lagi, nih, yaitu emmenagogue. Wuuh yang ini efek terapeutiknya mantep banget ke saya. Bukan setelah sekali atau dua kali mandi pakai Infinite, tapi setelah udah lama pakai, ada kali 1 bulanan. Langsung berasa pas periode haid berikutnya mau dating, maka datanglah dengan lancer tanpa bercak-bercak inisiasi dulu sebelumnya seperti biasa. Langsung kayak bendungan ambrol, mak!

Dari dulu saat masih remaja, haid saya emang rutin, setiap bulan sekali dan selalu maju satu minggu (yang ini terjadi setelah pasang IUD). Jadi datangnya si tamu bulanan ini biasanya pakai pertanda dulu berupa cairan berbercak darah sedikit-sedikit aja. Baru setelah itu hari ketiga aliran lancar dan deras. Hari keempat, kelima dan keenam udah mulai biasa aja, nggak heavy flow.

Nah pas saya pakai Infinite ini, haid saya datang secara tiba-tiba, emang sesuai jadwal kayak biasanya, tapi ngalirnya langsung deres banget! Saya sampai pening. Terasa pusing banget karena banyak darah langsung keluar. Dan yang biasanya saya haid bisa sampai 6 atau 7 hari, ini selesai dalam waktu singkat saja cukup 5 hari langsung kelar, bersih, beres. Wow!

Oh ya, kadang saya pakai keramas pakai infinte, kadang cuci muka juga pakai ini tapi itu kadang-kadang aja. Karena saya udah pakai shampoo dan facial cleanser tersendiri, jadi Infinite ini saya fokuskan untuk badan. Saya juga bawa Infinite spare di botol yang lebih kecil untuk dibawa kemana-mana. Just in case of kepepet, saya sedia sabun, shampoo dan facial cleanser sendiri jadi satu. Kalau lagi pergi berenang atau nginep di mana sama anak-anak, saya bawakan Armand dalam botol lebih kecil.

Dan sedikit cerita di dunia perbelanjaan online saya. Gara-gara ingin beli Make + Sense inilah akhirnya saya unduh aplikasi marketplace Tokopedia. Dan pertama kali beli produk di sana yaitu beli Make + Sense. Sampai di awal sempat nanya-nanya juga ke mbak Wina, gimana mekanisme purchasing di Tokped hihihi.

Dan dapatlah saya cashback OVO point yang begitu banyaknya Rp 55.960 karena dulu ada voucher cashback gitu. Lumayan bisa dipakai buat transaksi berikutnya. Dan mbak Wina memproses pesanan cepat juga, lho. Begitu pesan tanggal 17 Desember 2019 langsung kemas dan kirim hari itu juga. Paket saya dari Tangerang pun datang di Tabanan, Bali tanggal 20 Desember 2019.

Kemasan paket Make + Sense juga bagus banget, pakai kardus dan bubble wrap yang digunakan kembali dan diikat karet gelang ke botol sabunnya. Selebihnya kardus direkatkan pakai gummed tape. Ada penyok dikit di botol saya. Tapi isinya aman. Sekarang produk Make + Sense udah dijual dalam kemasan botol PET.

Ada penambahan kemasan yang lebih travel friendly yaitu 100 ml dan bahkan ada juga kemasan jumbo buat stok dan isi ulang sebesar 500 ml dan 1 L. Cuma maaf ya, karena saya rada irit, dan hemat-hemat pakai Infinite, jadi lupa kapan habisnya. Kayaknya dalam 4 bulan untuk pemakaian sendiri, apalagi ada yang saya spare di botol kecil. Kalau Armand kurang-lebih habis duluan karena dipakai barengan dua anak.

Hari ini akhirnya saya pesan lagi produk Make + Sense, kali ini saya mau coba Twin Flame yang limited edition itu. Yang ini khusus sebagai body wash saja, bukan HTTW. Karena dalam pertama kali memilih, sebenernya saya mencoba Infinite itu karena impresi deskripsi gambaran aromanya dan terpesona dengan kombinasi perpaduan minyak atsirinya, selain juga memerlukan fungsi HTTW-nya seperti Armand yang cocok untuk anak-anak saya.

Sedangkan Twin Flame yang akan datang ini perpaduan minyak atsirinya adalah Rosa Damascena dan Santalum Album alias Rose and Sandalwood. Waaaah kok cocok banget, nih dengan rekomendasi guru praktisi Ayurveda Kimana Nichols dan Zia Kusumawardini, bahwa konstitusi dominan pikiran dan tubuh saya adalah Pitta, dan pitta itu elemen dari air dan api yang cenderung panas. Cocok diademin pakai minyak atsiri mawar dan cendana. Aduh top list eo untuk menyeimbangkan Pitta, udah cocok banget iniiii!

Dan kali ini saya mau dikasi free sample sama miss Bunny, aaah senangnya.. Karena kebetulan HTTW Make + Sense udah pada habis dan saya udah ngumpulin budget buat beli Make + Sense lagi. Like a dream comes true plus a surprise bonus! Sebelumnya saya juga pernah tanya juga di grup White Label Skincare dulu, gimana sih kok ada yang pada dapat free sample gitu, kan ingin juga dapatnya hihi…

Makasih banyak Miss Bunny. Emang saya udah tau kalau dikasi bonus karena tadi DM di Instagram, tapiii… we’ll see, we’ll see which variant that she’ll give me. Interesting! All the variants of Make + Sense are indeed interesting. Selanjutnya saya juga mau nyobain Le Pèchè Mignon sebagai facial wash dan Pristinity buat desinfeksi matras yoga saya.

Oke sekian dulu review di bulan September ini. Minggu depan saya udah mulai masuk kelas tutorial online untuk perkuliahan semester 5 jadi sementara akan mengurangi aktivitas ngeblog dulu. Dan juga sambil masuk kelas Holistic Beauty Detox by Zia Kusumawardhani, so it’s an intense double class that I will attend in the last of September.

Bye, love. See you again very soon!

️ Intan Rastini

Resep Tepache Minuman Khas Meksiko yang Nyegerin – How to Make Your Own Tepache

Asyik, nih kami baru aja panen satu buah nanas. Ukurannya cukup kecil tetapi rasanya manis sekali karena dibiarkan benar-benar matang dahulu sebelum dipanen. Saya senang banget akhirnya bisa eksekusi pembuatan tepache.

Panen nanas di rumah

Menurut kamus Encarta, tepache adalah…

Mexican alcoholic drink: a Mexican alcoholic drink of varying strength, usually made by fermenting pineapple, sugar, and water

Cara pembuatannya pun mudah, memanfaatkan sisa kulit nanas.

Bahan:

1. Kulit dari 1 buah nanas dan bonggolnya, nanas ukuran kecil
2. 500 ml air
3. 100 gr gula merah

Alat:

1. Toples kaca
2. Sendok kayu
3. Kain bersih untuk menutup toples kaca
4. Karet atau tali untuk mengikat kain yang ditutupkan ke toples

Cara membuat:

1. Cuci bersih kulit nanas dengan air mengalir. Bisa diikutkan juga barisan bulatan hitam di daging buah.

2. Irisi-iris gula merah dan larutkan ke dalam air dengan di aduk-aduk sampai larut seluruhnya.

3. Rendam kulit nanas dan bonggolnya pada air larutan gula dalam wadah toples kaca, aduk-aduk dan pastikan terendam semua bagian kulit nanasnya.

4. Tutup toples dengan kain bersih dan ikat dengan karet atau tali.

5. Dalam 24 jam, cek cairan. Jika muncul buih putih dan gelembung di permukaan, fermentasi dianggap berhasil.

6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 3 hari. Letakkan di suhu ruang. Semakin lama dibiarkan, rasa Tepache akan semakin kuat. Tiap 24 jam sekali, buih-buih putih dapat dibersihkan sembari diaduk.

7. Setelah 3 hari, saring tepache dari kulit nanas dan masukkan ke kulkas saat mau disajikan. Ampas berupa kulit nanas bisa dibuang ke komposter.

Jika suka, dapat ditambahkan kayu manis, cengkeh, star anise, atau jahe saat perendaman kulit nanas ke air gula. Sesuaikan saja dengan selera. Kalau saya menggunakan tambahan cengkeh kering 6 biji.

Minuman fermentasi khas Meksiko ini mengandung probiotik, kaya enzim dan kaya vitamin C. Udah gitu seger pula rasanya. Kalau tidak terlalu suka manis atau ingin ditambahkan air juga bisa, langsung diminun pun bisa. Kalau menurut saya dengan resep di atas, tingkat  kemanisan dan kekuatan hasil fermentasinya sudah pas untuk diminum langsung.

Saat saya membuat tepache, Kavin antusias sekali mau mengaduk tiap malam. Bahkan Kavin yang paling suka dengan aroma tepache dengan bau nanas yang kuat. Mungkin karena kami menggunakan nanas yang masak jadi aromanya tercium manis.

Rasanya emang segar sekali! Tambahkan es batu dan tepache pun siap diteguk. Kavin suka sekali dengan minuman ini. Sedangkan Kalki tidak terlalu antusias. Kavin emang doyan banget makan duren jadi dia suka dengan rasa yang agak keras sepeti duren. Kalau Kalki sih, tidak suka duren sama sekali, mencium baunya saja sudah tidak suka.

Ini tepache yang saya jadikan oleh-oleh untuk teman-teman saya

Hari Minggu kemarin saya sempat bawakan Tepache untuk Iin dan Laura, saya juga menantang mereka untuk membuatnya sendiri. Mari kita lihat apakah mereka berhasil dan suka dengan tepache.

Selamat mencoba, ya. 😊

Karena saya juga menantang Laura maka saya tulis resep Tepache dalam bahasa Inggris di sini:

How to Make Tepache

Ingredients:

1. Pineapple peels from 1 piece of the fruit
2. 500 ml water
3. 100 gr palm/coconut sugar

Tools:

1. Glass jar
2. Wooden spoon
3. Clean napkin to close the glass jar
4. Rope or rubber band to tie the napkin

How to make it:

1. Clean the pineapple peels with water and drain.

2. Cut the palm/coconut sugar into smaller parts to be easily diluted with 500 ml water in the glass jars. Put the sugar and water in the glass jar and stir well until all the sugar parts are diluted.

3. Soak the pineapple peels in the glass jar, and make sure all the peels get into the water of sugar. You can stir it for a while. If you like more aromatic spice, you can add some dried clove buds, star anise, ginger or cinnamon. Or even without any kind of them at all is totally fine.

4. Close the glass jar with napkin and rope or rubber band. Store it in a room temperature.

5. Open and check every 24 hours. If you see white foam or bubbles it means the fermentation proccess is successful. You can skim the foam and bubbles and then occasionally stir your teapche.

6. Let it be fermented for 3 days or as long as you want it. The longer days the fermentation process happens, the stronger sparkling sensation that you will get. For me 3 days fermentation is enough and good.

7. After 3 days, strain your tepache and you can keep it in a different bottle and store it in the fridge or add some ice cubes then drink it straight away. Your pineapple peels after making tepache now can be stored to the compost bin.

❤️ Intan Rastini

Cara membuat Chinese Dessert dari Peach Gum, Honey Locust dan Snow Bird Nest

Pengen coba juga gimana rasanya Chinese dessert yang lagi naik daun saat ini. Awalnya saya nyoba susu kedelai Naked Soy dengan tambahan topping peach gum rasanya enak juga sebagai pengganti bobba. Lalu akhirnya nyoba beli satu kemasan 3-in-1 isi peach gum, honey locust dan snow bird nest kering di Tokopedia.

Harga satu sachetnya Rp 10.000. Kemasannya mungil dan isinya udah tercampur jadi satu. Di dalam paketnya disertakan cara pembuatannya, sehingga saya tulis juga disini, nanti kalau kertasnya hilang, bisa buka blog saat lupa Langkah-langkahnya.

Langkah pembuatan:

1. Buka bungkus dan PISAHKAN peach gum, honey locust dan snow bird nest sendiri-sendiri kemudian rendam dengan air matang masing-masing selama sekitar 3-4 jam. Ganti air beberapa kali selama proses perendaman dan buang kotoran yang tersisa, rendam sampai benar-benar bersih. Peach gum, honey locust dan snow bird nest akan mengembang maksimal dan tidak keras lagi.

2. Tiriskan hasil rendaman peach gum, honey locust dan snow bird nest yang sudah benar-benar bersih.

Bersihkan jika ada kotoran saat perendaman

3. Isi panci dengan air matang untuk porsi 1-2 mangkuk lalu masukkan peach gum, honey locust dan rebus selama 10-15 menit. Pertama-tama masak dengan api besar sampai airnya mendidih, lalu setelah mendidih ubah menjadi api kecil. Jika suka, bisa juga ditambahkan goji berry (kici), lotus seed, red dates (hong zao), gula batu ke dalam air rebusan.

4.. Setelah 10-15 menit, masukkan snow bird nest dan rebus lagi selama 5 menit. Jangan memasak snow bird nest terlalu lama karena bisa hancur.

5. Angkat dari panci wadah dan siap disajikan. Jika suka, bisa juga ditambahkan susu, madu, atau santan sesuai selera. Apabila tidak habis dimakan, bisa ditaruh di lemari es untuk dinikmati nanti. Dingin malah tambah nikmat.

Catatan: Tao Jiao (peach gum) dan snow bird nest adalah sekresi getah alami yang diambil dari pohon dimana bisa menempel kulit kayu pohon dan kotoran lainnya. Hal ini adalah lumrah karena prosesnya alami terbentuk oleh alam, bukan kesengajaan. Kotoran ini akan jatuh secara otomatis setelah direndam lama, dan dapat diambil dengan pinset/sendok kecil.

Prosedur ini ditulis ulang dari catatan cara pembuatan yang diberikan oleh toko Nature Concept.

Saya sudah mencobanya dan berhasil. Ternyata cukup mudah padahal awalnya males pisah-pisahin dan tiriskan air berulang saat perendaman. Saat saya mencoba membuatnya, malah saya rendam semalaman di kulkas. Proses penirisannya pun saya lakukan 2-3 kali saja. Ada sedikit kotoran yang saya bersihkan. Setelah itu langsung masuk kulkas.

Keesokan paginya baru saya rebus. Saya tambahkan juga lotus seed, sedangkan goji berry juga diberikan oleh toko sebagai bonus tetapi udah dicemilin anak-anak duluan. Hihihi… Setelah di rebus, semua bahan bercampur jadi satu lalu saya tiriskan dan simpah ke kulkas. Saat mau makan chia pudding (cara pembuatan Chia Pudding juga sudah saya tulis di sini) atau makan buah potong, bahan penyusun Chinese dessert ini bisa ditambahkan untuk jadi pelengkap.

Rasanya hambar, ya. Karena saat merebus juga tidak saya tambahkan gula. Tapi kalau dimakan dengan buah potong yang manis, enak, kok! Sedikit kenyal dan lembut seperti agar-agar dan jelly. Oh ya, snow bird nest itu yang bentuknya memang bener kayak sarang, warnanya bening transparan, sedangkan locust honey itu yang bentuknya bongkahan putih. Kalau peach gum udah tau kan yang mana? Udah pernah coba belum Chinese dessert ini?

Kebetulan hari ini adalah Hari Hutan Indonesia, 7 Agustus 2020. Mari kita lestarikan kekayaan kita yang tak kalah penting. Karena tidak hanya produk kayu, produk getah pohon didapatnya juga dari hutan. Mari lestarikan hutan di negeri sendiri 🌳🌴.

❤️ Intan Rastini