Swimming at Lovina Beach

I and my husband have been invited three times to come to Singaraja. The invitations were for a wedding ceremonies and a blessing ceremony for the newborn baby. Those were the wedding of my husband’s cousins in Singaraja, they are brothers. The first wedding was held for the younger brother then the ceremony for the newborn baby, and next was a wedding for the older brother.

The wedding was held in Balinese tradition and it was a sacred ceremony in a lifetime. We wished our cousin and his bride to be happy and to have a long-lasting marriage. I also would never forget the moment when I was married to my husband so I believed for everybody, a wedding ceremony would be a tearful yet full of happiness moment.

Because of the wedding was held in Singaraja, it took us about 2 hours to get there by motorbike. When we arrived at Singaraja, I didn’t want to miss the chance to swim at the Lovina beach as well. The journey made us pass the hills from Tabanan and then arrive at the northern seashore of Bali. Bali beaches on the north are very calm with small waves, unlike the southern beaches. So I was brave enough to swim there. It was a great moment to swim at the calm sea without being afraid of the big waves. Of course, you had to be able to swim if you wanted to swim in the sea. I even tried to dive from the dock.

Well, I really enjoy swimming in the northern Bali sea. To me it’s a precious moment. However, before I got married, when I was still in relationship with my husband, we also reached to the north Bali, to Git Git Twin Waterfall then Lovina beach. Yeah we had swum there once before we got married. It is because my husband who told me that he used to swim there when he was on the job training at Pizza House Restaurant.

Between swimming in the sea and in the swimming pool, I think I like it swimming in the sea better than in the pool. But to get access to the calm sea in the north is such an effort. There are some other foreign tourists who swim in the sea besides me. Most local people don’t swim at Lovina beach. Maybe Indonesian people prefer swimming in the pool and when they go to the beach they play on the seashore with the sand and the waves.

Always bring your bento and drinking bottle to the beach

Happy holiday!

And I feel terribly sorry for some Indonesians who underwent a natural disaster Tsunami in Anyer, Banten and Lampung. May God always be with us. Keep being strong.

❤️ Intan Rastini

Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Tempat kedua di Surabaya yang kami kunjungi setelah RPTRA Taman Prestasi Ketabang Kali adalah hutan mangrove di Wonorejo, Rungkut. Ini termasuk kawasan konservasi dan ekowisata. Sebenarnya Surabaya itu panas banget ya, apalagi kalau berkunjung ke ruang terbuka di waktu siang hari seperti kami. Tapi untung di Ekowisata Mangrove Surabaya ini pohon bakaunya udah besar-besar jadi lumayan teduh.

Akses ke hutan bakau di Rungkut ini agak susah karena tidak terletak di pinggir jalan utama, kami harus masuk-masuk sampai ke pemukiman warga hingga ke kompleks perumahan baru. Tempat parkirnya cukup luas, kok. Ada untuk sepeda motor dan ada untuk mobil. Saat itu kami naik mobil dan tarif parkirnya Rp 5.000.

Pertama kali menginjakkan kaki di sana, saya melihat ada gedung kantor dan ada hall terbuka. Selanjutnya akan ada jalan jembatan kayu yang dibangun sepanjang area hutan bakau. Untuk masuk ke kawasan konservasi hutan bakau ini gratis. Di sepanjang jembatan kayu kami bisa melihat ada nama-nama tanaman jenis bakau. Juga ada spot khusus foto dan disediakan fotografer tapi sayang saat itu sedang tutup.

img_20180622_1409091494860974.jpg

Selama menyusuri hutan bakau, kami bisa melihat ada pedagang es, pedagang pentol keliling. Kalki sempat beli es krim, untuk harga es krim yang seharusnya Rp 3.000 dijual seharga Rp 6.000. Tidak lupa juga kami beli pentol hehehe…. Beli pentolnya cukup Rp 5.000 aja itu udah pakai bumbu kacang.

Di sana nggak melulu jalanan jembatan kayu, ada juga jalan aspal dan berpavink. Di jalan aspal kami mendapati bangkai perahu yang masih bagus di pajang di atas tanah yang agak lebih tinggi. Sayangnya perahu tersebut berdebu dan kotor jadi saat Kavin dan Kalki mau main ke atas perahu, saya tidak kasih. Lalu ada musholla dan ada kantin. Di dekat kantin terdapat kandang ular dan kandang monyet. Nggak tau siapa yang punya, tapi kandang ular dan monyetnya diletakkan berdekatan gitu. Kasian, apa nggak stress ya monyetnya?

Setelah kantin, ada kantor dan juga sebagai loket naik perahu menyusuri hutan bakau melalui sungai hingga ke muara. Lalu kami terus berjalan hingga ke jogging track. Di kawasan jogging track inilah ada jalan jembatan kayu lagi, di sini hutan bakaunya lebih lebat dan lebih teduh. Bahkan kami buka perbekalan di atas jembatan kayu sambil sesekali berfoto-foto. Yeah, jogging track is my favorite place! saya sempat coba jogging kecil disana dan kayu jembatannya agak kurah stabil dan kokoh buat lari karena bergerak-gerak dan bunyi juga hihi…

img_20180622_1407351080180322.jpg

Setelah makan siang ala piknik di hutan mangrove, kami melanjutkan jalan kaki menyusuri jembatan kayu kawasan jogging track. Di setiap beberapa meter disediakan tempat sampah organik dan anorganik. Juga ada papan penjelasan untuk jenis-jenis tanaman bakau yang ada di sana. Kalki setiap melihat papan penjelasan minta dibacain oleh opanya hehehe… Cocok banget kan sebagai wisata edukasi.

 

Di tengah perjalanan menyusuri jogging track, kami melihat orang-orang lainnya heboh karena ada seekor monyet. Ternyata itu monyet yang terlepas, karena di lehernya ada kalung dan tempat rantai. Kami juga nggak tau ini monyet siapa. Tapi monyetnya cukup jinak dan tidak membahayakan. Jadi sepanjang kami menyusuri jogging track hingga berujung di sebuah dermaga kayu pinggir sungai, monyet ini masih mengikuti di sekitar kami.

img_20180622_1338401031433691.jpg

img_20180622_1338581073120114.jpg

Halo saya Kavin! dan saya tertarik dengan monyet, mungkin juga karena arti namanya saya bisa sebagai “raja monyet” makanya saya senang bertemu rakyat saya 😀

 

Setelah sampai ujung jogging track yang mana udah ketemu sungai, kami jalan balik lagi ke arah kantin. Di kantor loket perahu, mama saya membeli karcis buat naik perahu. Harga tiketnya Rp 25.000 per orang. Tapi untuk Kavin yang maish balita gratis. Tapi naik perahu motornya harus menunggu kloter. Sambil menunggu kami duduk-duduk di dermaga. Disana ada beberapa orang sedang asyik mancing. Dan seperti ruang terbuka sebelumnya yang kami kunjungi, disini juga terdapat beberapa ekor kucing! Kayaknya di Surabaya emang banyak kucingnya, ya.

 

 

Saat perahu datang menurunkan penumpang, kami penumpang baru pun naik. Perahu motor ini membawa sekitar 20 penumpang menyusuri sungai sampai ke muara. Selama perjalanan kami bisa melihat beberapa macam burung yang hinggap dan terbang di antara pohon bakau. Kebanyakan sih burung putih seperti bangau. Lalu sampailah kami di hutan bakau dekat muara. Kami diturunkan di dermaga dan diberi waktu 15 menit untuk jalan-jalan.

img_20180622_145013305876993.jpg

Hutan bakau di muara sudah mengarah ke pantai. Ada bagian hutan lebatnya dan ada bagian yang sudah terbuka karena semakin ke pesisir, disana masih sama jalurnya adalah jembatan. Tapi kali ini bukan jembatan kayu saja, tapi juga jembatan anyaman bambu di area pesisir. Kalki dan Kavin melihat banyak sekali hewan ikan berkaki di pesisir pantai dari atas jembatan bambu. Opa bilang itu salamander. Ikan Salamandernya mirip lele tapi kecil-kecil ukurannya dan berkaki, dengan lincah mereka merayap-rayap di permukaan becek dan berlumpur. Gemes deh lihatnya.

 

 

Di kawasan pesisir disediakan musholla, toilet dan gazebo besar untuk bersantai menikmati pemandangan. Setelah menikmati kawasan pesisir, kami kembali menuju dermaga melalui jalur jembatan ke hutan bakau yang lebat, di hutan bakau ini lah saya melihat banyak sampah di permukaan tanahnya. Mungkin karena ini adalah muara jadi segala sampah yang terbawa sungai hanyut dan nyangkut disini diantara tanaman-tanaman bakau di muara. Sayang banget, jadi kotor kawasan ekowisatannya.

 

Kami pun kembali lagi untuk pulang menuju dermaga pertama. Karena hari sudah sore, ini adalah kloter perjalanan dengan perahu yang terakhir. Kalau tidak salah wisata naik perahu tutup pukul 16:00. Saat kami kembali loket tiket perahu saja sudah tutup. Kami berjalan pulang menuju parkiran sebagian besar bersama para pengunjung yang lainnya yang merupakan teman naik perahu kami tadi.

Kalki seneng banget di ajak ke kawasan Ekowisata Mangrove Surabaya sampai-sampai kakak Kalki bilang gini, “Tempatnya bagus oma, terima kasih ya oma, udah ajak Kalki kesini.” Hihihi… Untuk jaga-jaga selama membawa anak ke tempat wisata hutan mangrove sebaiknya bawa lotion anti nyamuk. Karena lumayan banyak nyamuk juga saat di dalam hutan bakau yang rindang. Sekian dulu cerita wisata di Surabaya, lanjut lagi next post, ya….

 

Ekowisata Mangrove Surabaya
Alamat: Jalan Raya Wonorejo No. 1, Wonorejo, Rungkut, Wonorejo, Rungkut, Kota SBY, Jawa Timur 60296
Jam buka: 08.00 – 16.00
Telepon: (031) 8796880

❤️Intan Rastini

Trip to the Secret Waterfalls

We love to be in the nature. I have been living in a natural village in Bali for about 6 years. This village is not the center of tourist attraction like Penglipuran Village, so it is quiet and quite remote. Our village is Angkah Village which is surrounded with paddy fields and the woods.

 

Before I got pregnant I had explored the Balian river and dam in our village. It has a long and wide stream with several big rocks. After I have Kalki and Kavin, I work as an English teacher in Samsaman Village. I got an information from my students at the learning center that there are waterfalls in the village we can visit I guess there are two different waterfalls, one in Angkah village and the other one is in Samsaman Village. Angkah and Samsaman are closed to each other.

 

My first time visiting the waterfalls in Samsaman, it was with my students and a volunteer from the USA. The access to the waterfalls was still new. Probably the residents had just opened a new road through the forest to the waterfalls with an excavator. However the road to the waterfall is only for the beginning. Next we still need to hike on the path down the hill in the woods.

That’s why I call it as secret waterfalls because before they opened the road, just certain villagers who had known or accessed the waterfalls. It is located behind the villagers’ residence. Almost hidden, I could say. We can go there by motorcycle or car first until flat road ends. On the new road is just bare land without asphalt or cement. We can park our vehicles on the new road, because the slopes begin there, so we have to go on foot.

After the new road ends, we will walk in the woods with small path. The road and the path are really steep sometimes. We need to keep hiking downward to go to the waterfalls. Until we arrive at the cliff edge and we have to climb the cliff down about 1.5-2 meter height. It is very dangerous if the cliff is wet because of the rain. So, we always make sure to go to the waterfalls on a sunny day.

 

There are two waterfalls there. The first is very wide and we can walk on the top of it. The first waterfall is near from the start point but we need to climb down the cliff  a little bit to get there. It’s more narrow and there is a stream with rocks just like a pool where we can play splashing water or soak our body. The depth is only 1 meter. From the first waterfall we can see the view from a high hill because there will be still the second waterfall which is the highest and it flows down the hill straightly to the Balian River below.

IMG_20170702_144633

The top of the first waterfall, my husband walked across to be on the top of it

 

IMG_20170702_145435

Touch down the first waterfall

IMG_20170702_145346

There are many rocks

20170702_150607

I could see rainbow below the waterfall

20170702_150409

It was beautiful

 

20170702_150915

The view from the top of the second waterfall, we can see the Balian river down there

20170702_161036_tgzzkp

The last waterfall

Both of the waterfalls are connected to each other. The last waterfall is very massive, it is about 20 m height. To go to the last one we need to hike further to the forest downhill with more dangerous and difficult path. At the bottom of the waterfall there is a pool surrounded by the natural rocks and the water of the pool keep flowing straightly to the Balian River. The pool depth is about 1.5-4 meters.

IMG_20170702_145441

we need to climb down the cliff a little bit to get to the first waterfall

I have been to the waterfalls twice. At first with my students and a volunteer was only until the first waterfall. We played in the pool and took some photos. We could stand up on the big rock on the top of the second waterfall and we could see the magnificent view of green hills and the stream of Balian River from above the highest waterfall.

This slideshow requires JavaScript.

The second time I went there with Kalki and my husband. We didn’t take Kavin with us because it is quite dangerous and tiring to a smaller kid. We went down until the second waterfall. If we kept walking down the hill we would have arrived on the Balian River. At the second waterfall, we had to leap over rocks until we arrived at the pool as the bottom of the waterfall. Me and Kalki ate some snacks on a giant rock while my husband was swimming on the pool.

20170702_161847

My husband couldn’t stand not to swim there

20170702_161546

Swimming in the cold cold water

20170702_161005

Massive waterfall

20170702_160125

We went down hill to the second waterfall where the water falls from 20 m height

It was cold to be at the waterfall, moreover to swim there. My husband was shivering just after swimming. It became colder as it was getting dark in the afternoon. We decided to went back before it was too late, in the dark we would see nothing in the forest. We had to hike the hill upward on our way home. It was very tiring for us espescially Kalki. My husband carried Kalki on his back whenever he said that he was tired to walk. We also stopped to take a rest or drink for several times.

20170702_170919

My husband carried Kalki when he was tired to walk

After all it was always a fantastic journey to explore the new waterfalls near our home. We really enjoyed the natural scenery and the challenging adventure. Me and Kalki was using wood sticks as walking cane to help us hike the hill down and up during the trip. It just wasn’t really help when we needed to climb some rocks. I’ve heard that some international volunteers from my work place also visited the waterfalls. The Portuguese boys even did cliff jumping at the last waterfall. Wow! Do you have the gut to try?

 

Intan Rastini.

Berpetualang di Alam Bebas

Seringkali si kecil bosan bermain di rumah saja. Bagaimana jika mengajak anak bermain di luar? Eh tapi yang saya maksud bukan bermain di arena bermain dalam pusat perbelanjaan atau tempat bermain anak-anak di restoran cepat saji. Memang tempat tersebut biasanya merupakan tempat favorit bermain si kecil.

Bermain di luar yang saya maksud adalah bermain di alam bebas. Selain bagus untuk kebugaran dan sistem kekebalan tubuh si kecil, bermain di alam terbuka baik untuk meningkatkan kecerdasan naturalis si kecil, lho! Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan kemampuan merasakan bentuk-bentuk dan menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam.

Berjalan diantara semak bunga Seruni di kebun cokelat

​​

Bermain di sawah dan terus aktif bergerak!

Jika kecerdasan naturalis si kecil menonjol, sejak dini ia akan menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap lingkungan alam sekitarnya, termasuk binatang. Mereka akan mudah menyelaraskan diri dengan alam dan tidak gampang jijik atau bahkan takut memegang binatang. Selain itu mereka juga senang memerhatikan fenomena atau benda-benda di angkasa seperti awan, pelangi, bintang dan bulan.

Bermain dengan Riki, anjing tetangga

Udah jelas kan manfaat bermain di alam terbuka? Untuk mengasah kepekaan si kecil terhadap lingkungan, menumbuhkan kepedulian akan kelestarian lingkungan hidup, agar tidak mudah sakit karena paparan lingkungan alam terbuka membuat sistem kekebalan tubuhnya berkembang, mengajak anak untuk aktif bergerak sehingga kebugarannya terjaga dan menyegarkan pikiran agar tidak penat.

Duduk di atas batang pohon yang rebah di atas sungai kecil

Untuk saya yang tinggal di desa, cukup mudah untuk mengajak anak-anak saya berpetualang ke sawah, kebun, sungai air terjun atau pantai. Tapi untuk Anda yang tinggal di perkotaan, biasanya memiliki sedikit akses ke tempat alam terbuka. Tetapi Anda tetap bisa mengajak si kecil ke taman kota, kebun raya, pantai atau tempat lain yang memiliki ragam mahkluk hidup saat berlibur ke rumah kakek dan nenek di desa.

Sebelum berangkat, perhatikan hal-hal berikut:

  1. Pastikan Anda dan si kecil dalam keadaan sehat jasmani serta rohani yaitu bugar dan bahagia supaya petualangan berjalan lancar dan menyenangkan.
  2. Siapkan bekal makanan, kudapan ringan favorit si kecil, air minum yang cukup dan untuk berjaga-jaga bawalah juga obat-obatan si kecil untuk keadaan darurat seperti Tempra Syrup penurun panas.
  3. Jangan lupa bawa topi agar tidak kepanasan dan bawa baju ganti beserta handuk jika berencana bermain air basah-basahan.
  4. Usapkan minyak telon di badan anak agar ia merasa hangat dan nyaman selama berpetualang serta tidak mudah masuk angin. Usapkan juga minyak telon yang mengandung anti nyamuk pada tangan dan kaki anak agar terhindar dari gigitan nyamuk atau serangga selama di alam bebas.
  5. Selalu lakukan pemanasan sebelum memulai kegiatan fisik. Ajak anak melakukan peregangan ringan untuk mengurangi risiko cidera.

Nah, jika sudah sampai di tempat tujuan:

  1. Berjalanlah pelan-pelan dengan si kecil agar ia tidak mudah lelah dan dapat melihat apa yang ada di sekitarnya.
  2. Ambil istirahat yang sering untuk minum dan makan sebab Anda akan punya banyak waktu untuk menikmati pemandangan dan terhindar daei dehidrasi serta lapar.
  3. Perhatikan tanaman liar, peringatkan si kecil terhadap tanaman yang berduri dan yang berpotensi menyebabkan gatal.
  4. Jika bertemu air, pastikan kedalamannya dengan mencelupkan batang kayu ke dalam air. Bila tidak dalam biarkan kaki Anda yang terendam untuk memastikan aman (apalagi jika ada arusnya) sebelum membiarkan si kecil bermain air.

Anda juga dapat membekali si kecil dengan tongkat kayu agar ia dapat memastikan kedalaman air dan membantu keseimbangannya saat berjalan di aliran air

Istirahat makan siang dulu buat isi tenaga

​​

Jangan lupa banyak minum air dan pakai topi rimba

 
Aktivitas-aktivitas edukatif apa saja yang dapat Anda lakukan dengan si kecil di alam bebas?

Bermain perahu dari sabut kelapa di atas aliran air anak sungai

  • Ceritakan tentang lokasi. Sebutkan apa nama tempat yang Anda kunjungi bersama si kecil dan tempat berlangsungnya kehidupan apa disana. Misalkan Anda mengajak si kecil ke sawah, jelaskan bahwa di sawah adalah tempat tumbuhnya tanaman padi dari bibit hingga menguning. Jika sudah menguning biasanya tanaman padi akan merunduk karena sudah berisi bulir-bulir beras yang bisa dipanen yaitu berupa gabah. Gabah yang diolah nantinya akan menjadi beras. Lalu beras dapat kita masak menjadi nasi yang kita makan sehari-hari
  • Ceritakan tentang hasil bumi. Jika Anda mengajak si kecil ke kebun seperti kebun teh, kebun stroberi atau kebun apel, jelaskan produk apa yang dihasilkan oleh kebun tersebut. Contohnya tanaman teh jika sudah cukup umur akan dipetik daunnya sehingga bisa diolah sampai menjadi teh seduh atau minuman teh.
  • Mengenal warna-warni bunga. Saat mengunjungi taman yang banyak dihiasi oleh bunga, kenalkan warna-warna apa saja yang ditunjukkan oleh bunga-bunga tersebut sehingga Anda dapat mengenalkan macam-macam warna pada anak. Ajarkan juga agar anak tidak selalu memetik bunga di tempat umum supaya keindahannya dapat dinikmati bersama-sama.
  • Menyentuh batang dan daun. Anda dapat menyentuhkan aneka tekstur daun dan batang kepada si kecil sambil menjelaskan nama-nama pohonnya. Ada daun yang kecil, ada yang lebar, ada yang bergerigi, ada yang berbentuk lurus dan panjang, ada pula daun yang bergerak menutup jika disentuh seperti daun tanaman Putri Malu. Begitu juga batang pohon ada yang bercabang-cabang, ada juga yang tegak lurus seperti pohon kelapa dan palem.
  • Ceritakan tentang hewan. Anda dapat menunjukkan berbagai jenis hewan yang tedapat di alam terbuka seperti yang ada dalam buku bergambar milik si kecil. Contohnya dalam ekosistem sawah terdapat burung bangau, ular sawah, tikus, katak, belalang, dan belut. Di kebun terdapat tupai, jangkrik, kupu-kupu, belalang, burung dan ayam. Ajak anak bermain menirukan gerak dan suara setiap hewan yang ada disana.
  • Hewan kesukaan. Minta anak menyebutkan hewan kesukaannya dan tanya mengapa ia menyukainya. Jelaskan daerah asal hewan tersebut dan dimana habitat aslinya jika hewan yang disebutkan oleh anak adalah satwa liar. Seperti orang utan berasal dari Kalimantan, gajah dan harimau berasal dari Sumatera. Deskripsikan kepada anak seperti apa habitat mereka dan cara mereka hidup di alam bebas.
  • Menyaksikan proses tumbuh kembang. Jika menemukan ulat atau kepompong, merupakan hal yang menarik untuk diceritakan kepada si kecil bahwa itu adalah tahapan kehidupan dari kupu-kupu. Perlihatkan proses tumbuh kembang hewan lainnya seperti telur menetas menjadi ayam atau berudu menjadi katak. Bisa juga proses kehidupan tanaman atau bunga dari kuncup menjadi mekar dan dari bunga memjadi bakal buah.
  • Bermain aliran air. Saat Anda mengunjungi sawah, Anda akan menjumpai saluran irigasi sawah. Di sana Anda dapat mengajak si kecil bermain perahu-perahuan dengan helai daun kering. Jelaskan juga bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah seperti pada air terjun. Jika Anda dan si kecil pergi ke sungai atau ke pantai, Anda dapat menjelaskan bahwa sungai mengalirkan air dari dataran tinggi seperti pegunungan hingga ke tempat yang lebih rendah yaitu ke laut sedangkan pantai adalah tempat bertemunya daratan dan laut.
  • Buang sampah pada tempatnya. Ajak anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Saat di alam bebas biasanya tidak tersedia tempat sampah, caranya dengan menyediakan kantong khusus tempat sampah yang nantinya akan di buang ke tong sampah selesai berpetualang. Jelaskan akibat yang dapat terjadi di alam jika anak Anda membuang sampah sembarangan. Contohnya, saluran irigasi sawah dapat tersumbat lalu tidak dapat mengalirkan air ke sawah lagi sehingga tanaman padi mati dan petani tidak dapat memanen beras, keindahan alam tidak dapat dinikmati karena kotoran sampah dimana-mana, sungai tercemar sehingga ikan-ikan jadi mati sampai ancaman terjadinya banjir. Cara itu akan membuatnya belajar tentang kebersihan lingkungan.

Belalang yang berwarna indah di tanaman pakis

Panen pisang satu tandan!

Nikmatnya tiduran di atas panen kelapa

Bunga yang bermekaran berwarna-warni

Belajar manjat pohon supaya berani dan tidak takut ketinggian

berdiri di atas aliran air saluran irigasi sawah

​​

Istirahat dengan duduk di atas batang kayu

Bermain air di pantai berbatu dan merasakan deburan ombak di laut

Menyentuh tanaman padi sambil melangkah di atas pematang sawah

​Bagaimana? Asyik dan seru ya, menghabiskan waktu bersama si kecil di alam terbuka? Anak-anak juga pasti akan menambah perbendaharaan kata mereka mengenai istilah-istilah lingkungan hidup. Tuh, yang masih ragu-ragu berpetualang di alam bebas, ada bonus manfaatnya, nih… yaitu secara tidak langsung dapat menambah kecerdasan linguistik anak.

Yuk, tunggu apa lagi? Ayo bersiap-siap untuk segera memulai petualangan dengan si kecil!

♡Intan Rastini

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Happy 7 months Kavindra!

Ini late post banget namanya, mah… kenapa? Karena adik udah 7 bulan lebih 1 minggu hari ini.

Huhihi… kerjaan mama sejak adik mulai MPASI yaitu: siapin bahan-masak-siapkan bubur-cuci peralatan-siapkan bahan ‘tuk selanjutnya-masak-blender-simpan-cuci peralatan makan.
Dan seterusnya dan seterusnya… berlangsung tiap hari. Apalago itu lho perabotan lenongnya adik abis masak&makan MPASI lumayan banyak jugaa ! Kudu cuci bersih trus tiriskan sampai kering. Kalo dilap pakai tisu dan serbet kan seratnya nempel di permukaan wadah makanannya.

Sekalinya jam makan… kakak Kalki dan adik Kavin perlu disuapin. Belum mama sendiri yang makan. Papa sih bisa gampang makannya. Kakak Kalki belum mahir makan sendiri… mudah-mudahan cepet bisa ya, sayang.

Aish ya capek ya repot mau nulis blog curi-curi waktu nih sambil nyusuin Bakabon Vindra. Pakai rambut mama dijambak ditarik-tarik segala! Soalya baru aja si Bakabon makan siang dengan gravy ati ayam buatan papa ditambah beras cokelat dan puree wortel plus minyak kelapa. Papa bantuin mama buat gravy ati ayam dini hari tuh. Paginya pas udah dingin gravy tinggal mama blender trus masukkin toples selai yang udah mama bersihkan dan rebus sebelum mau dipakai. Nah, tutup rapat lalu masuk deh 1 kotak makanan dan 1 cup pigeon mag mag isi Gravy ati ayam ke kulkas. Ada yang ke freezer 1 toples.

Karena ngomongin MPASI bisa panjaaaang banget.. beralih yuk ke perkembangan Bakabon usia 7 bulan ini. Secara kalender Bali Kavin yang sipit seperti kartun Jepang Bakabon ini juga sudah 1 oton tanggal 9 November kemarin. Makanya papa dan mama juga masih sibuk beres-beres rumah dan peralatan masak sebelum dan sesudah upacara oton adik Kavin.

Astungkara acara oton Kavin berjalan dengan lancar. Keluarga saja yang cukup mengikuti prosesi upacara. Ada opa, oma dari surabaya dan nini dalung juga datang dari Banyuwangi abis nengok adik Khanza. Lalu makciek Ratih dan Iqbal. Ada Tude Jaya dan Meisinar juga. karena otonnya hari Senin banyak yang udah datang duluan pas hari Sabtu dan Minggu. Ceritanya bisa di post terpisah ya.. kalau sempat, euy

Adik Kavin Bonbon udah bisa duduk pas 7 bulan lebih 3 hari. Dia udah duduk sendiri, bukan diposisikan duduk. Lah kalo diposisikan duduk oleh ortunya emang udah bisa sejak jalan 6 bulan.

Adik lagi tumbuh gigi! Pertama gigi seri bawah yang kiri udah berhasil muncul ujungnya semua. Sekarang bakalan muncul sebelah kanannya. Semua digigitin nih… pundak mama, paha kakak Kalki, mainan, karet rambut mama, jepitan rambut, pinggiran ember… hihi…

Ngoceh babbling lucu banget. Kalo marah bisa mengerang kayak suara mesin motor. Trus udah bisa cetak cetak pakai lidahnya. Ctk ctk ctk gitu bunyinya sejak dikasi maem agar2 markisa hehe… memekik girang, ketawa, bergumam, brrtt main ludah juga asik sendiri.

Kavin udah makin kenceng merayapnya dan kayaknya bakal mau merangkak nih… tapi kebanyakan kalo dia nemu pegangan kokoh malah bagun n’ berdiri deh jadinya. Seperti kalo dimasukkan ke ember buat maem karena mamanya ga bisa megangin sendirian karena ga punya bouncer, highchair, bumboo chair dan lain-lain itu.. adanya dia malah pegangan bibir ember dan berdiri!

Ada aja yang menarik perhatiannya. Semut kecil di lantai juga di tepok-tepok gemes. Kakaknya masih bobok, pipinya ditepokin biar bangun. Hahaha Gantian. Kalo adik tidur lah kakaknya kadang pingin adiknya bangun. HP ada suara musik anak-anak atau enggak juga pingin diambil. Bahaya… kakak Kalki aja udah cukup sering banting atau jatohin HP apalagi kalo baby Kavin yang pegang?! HP itu udah cukup lah copot batere, simcard atau memory card gara-gara nggak ngontak pasca dijatohin bocah Kalki… jadi jangan lagi ditambah oleh Kavin.

Kavin seneng banget diajak main oleh kakaknya. Main ciluk ba di jendela, kakaknya di luar lari-larian dan adik di kamar, mereka ketawa-ketiwi saat bertatap muka di jendela. Main air pas mandi, adiknya udah mencoba berdiri-berdiri lihat kakaknya main air di ember lainnya pakai selang dan ember itu udah diisi penuh mainan plastik kakak kalki kayak bola, bebek plastik, gayung, botol-botol shampo dan sabun bayi yang udah kosong ck ck ck. Lalu main mobil-mobilan di lantai dan di gelebeg. Kalo main di lantai ini adik baru-baru aja setelah oton. Karena udah upacara jadi bisa main di lantai. Seperti abis upacara turun tanah bagi bayi gitu.

Lihat orang banyak si Kavin sih tetap kalem selama masih digendong orang tuanya. Tapi kalo udah orang yang baru2 aja dia lihat coba menggendong.. dia mewek trus nangis. Masih butuh penyesuaian. Seperti oma yang baru datang, pertama kali nggendong masih nangis minta mama atau papanya tapi lama2 udah mau. Setelah kenal jadi lengket lah sama omanya…

image

Kami sempat rekreasi keluarga ke Bedugul. Pasar Pancasari dan Kebun Raya Bali. Si Kalki dan Kavin fine.. selama perjalanan nggak rewel malah dapat tidur. Ini baru pertama kali, lho jalan-jalan piknik sekeluarga yang ditemanin opa dan oma karena kami jarang-jarang bisa pergi sekeluarga apalagi bawa balita dan bayi sekaligus. Opa yang nyetir selama perjalanan dan oma membantu ngemong gantian Kalki atau Kavin.

image

Senangnya bisa dapat kesempatan melakukan perjalanan ke Kebun Raya Bali di Bedugul karena ada Opa dan Oma. Transport dan makanan aman. Pas perjalanan sempat hujan, sempat sedikit kesasar lalu tanya penduduk setempat yang ramah-ramah. Tapi akhirnya kami sampai ke tujuan dengan selamat dan anak-anak masih cukup riang. Kami dapat suasana sejuk pegunungan dan penyegaran pikiran selama abis beberes di rumah toh.

image

Ini Kalki lihat kelinci di pasar Pancasari Bedugul. Kalem banget, sementara adiknya digendong oma beli buah markisa, buah salju, stroberi, brokoli dan jagung rebus.

Nah cerita masih banyak dan fotonya juga. Tapi cuma bisa pilih beberapa aja biar bisa keupload dengan baik. Nanti dilanjutkan lagi ya… dan selamat 7 bulan adik Kavindra sayang! Semoga sehat selalu dan makannya makin pinter. Mwuah… ★★☆☆★★☆

♡ Intan Rastini