Srikaya (Custard Apple)

Siapa suka srikaya? saya suka, dong. Buah ini adalah buah kenangan bagi saya. Karena masa kecil saya suka manjat pohon kenanga yang ada di sebelah pohon srikaya di rumah mbah saya dulu di Surabaya.

Pekak dan mbah saya dulu sempat-sempatnya menanam macam-macam pohon buah dan bunga di lahan pekarangan depan rumah mereka yang tidak seberapa. Yang saya ingat ada pohon buah jambu, kamboja, kenangan – eh kenanga, dan srikaya. Pohon srikaya ini tumbuhnya berdekatan dengan pohon kenanga. Dan letaknya di sebelah bak tempat sampah permanen yang terbuat dari semenan. Dan dari situlah saya suka manjat pohon kenanga yang udah tumbuh kuat. Ada pijakan yang konkrit juga kan dari bak sampah semen. Kalau manjat suka nggak tanggung-tanggung, bisa langsung sekalian ke genteng trus tembus jalan di atas genteng sampai masuk ke loteng rumah hehehe 😆😄.

Kalau udah terdengar suara langkah kaki saya di genteng, biasanya mbah atau budhe saya akan ribut tuh, “Intan, jangan naik-naik genteng! Nanti genteng mbah bocor!!!” Waaaaaakakak 🤣😆. Tapi saya tetap aja bandel dan berulang-ulang manjat lagi-manjat lagi. Malah saya bisa dari arah sebaliknya. Naik tangga ke loteng, lalu dari loteng keluar dari jendela menuju ke atas genteng. Jalan sedikit di atas genteng yang agak landai, ntar turun ke bawah bisa ketemu deh sama cabang pohon kenanga. Nanti saya akan turun dari pohon kenanga ke bawah. Turun di atas bak sampah itu tepatnya.

Pohon kenanga yang benar-benar pohon kenangan. Bunganya harum, dan di sebelahnya ada pohon buah yang unik dan manis rasanya, yaitu pohon srikaya. Srikaya ini bentuknya unik sekali, kulitnya sepintas berbentuk seperti isinya yang kecil-kecil berupa mirip sisik (tapi nggak tajam kayak salak) atau mata berbentuk wajik-wajik kecil gitu. Buahnya sendiri ada berukuran sekepalan tangan saya. Warnanya hijau. Kalau sudah matang akan berwarna hijau tua kehitaman. Kalau pun dipetik masih muda, bisa diperam ke dalam tempat penyimpanan beras supaya akhirnya matang. Secara orang Indonesia gitu kan, pasti punya tempat penyimpanan beras. Kalau di rumah saya, nama tempat penyimpanannya dalam basa Bali disebut “gebeh“. Itu semacam wadah gerabah besar bertutup untuk menyimpan beras di dapur. Biasanya saya simpan alpukat atau juga mangga di sana biar matang. Tumben kali ini nyimpan si manis srikaya.

Di Bali sini saya udah lama nggak makan srikaya. Kalau di rumah mbah saya…., beh… setiap pohonnya panen, kami bebas mau makan semasih ada buahnya. Kalau di sini, ya ga tau beli atau dapetin di mana karena belum pernah ketemu. Kebetulan saya lihat story WA tetangga saya dari dusun sebelah yang memperlihatkan lungsuran bantennya ada yang merupakan buah srikaya, gerak cepat dong langsung chat… “Bu, saya boleh minta lungsurannya?”

Saat dijawab boleh, saya langsung meluncur jalan pagi sama Kavin ke dusun sebelah. Dikasi lah kami 3 buah srikaya yang masih belum ranum (beserta buah-buahan lainnya seperti pisang, rambutan, dan apel… 🥰😍😚 hahaha makasih banyak, ya bu). Sampai rumah saya peram di dalam gebeh penyimpanan beras. Setelah dua atau tiga hari, buah srikaya udah pada ranum, yang akhirnya ngeluarin buahnya dari gebeh adalah papa. Papa bilang saking matangnya buah srikaya tersebut sampai merekah, terbelah sendiri sehingga daging buah isinya kelihatan. Udah empuk banget buahnya. Rasanya gimana? Manis, enak, lembut. Bijinya banyak, jadi macam makan buah sirsak tapi versi kecil dan versi manis. Sirsak kan berserat banget daging buahnya dan rasanya masam, kalau srikaya lebih enakan, lebih masir gitu dan gampang ngelepas biji dari daging buahnya. Ah, pokoknya seru makan buah ini. Sedikiiiiit banget mirip markisa si passion fruit gitu lho, model daging buah dan bijinya tapi nggak masam aja.

Kamu udah pernah coba belum? Nama lainnya banyak juga ya ini srikaya. Nama latin secara binomial nomenklatur adalah Annona squamosa. Sebutan lain dalam bahasa Inggris ada custard-apple, sugar-apple, sweetsop (iya kalau sirsak si masam, namnya soursop hihihi). Ini ada foto kenang-kenangan saya dan Kavin jalan-jalan pagi menjemput buah srikaya, eh malah ketemu pohon srikaya. Jadi selama ini tuh sebenernya sudah ada pohon buah srikaya di sini, toh! Alamak.

🧡💛🤎Intan, pecinta buah lokal.

8 thoughts on “Srikaya (Custard Apple)

  1. Dan aku nyeseeeeek ga pernah icipin srikaya pas masih di Aceh, padahal pohonnya ada dan selalu berbuah :D. Aku kir rasanya ga enak :p. Jd sbnrbya aku tuh ga suka banget selai srikaya mba. Buatku eneg rasanya. Makanya pas papa bilang di kebun belakang rumah ada pohon srikaya, ya aku udh emoh duluan nyobain :p. Kupikir pasti samalah Ama rasa srikaya selai :p

    Ntahlah sama ato ga. Jd nya sampe skr aku ga prnh icip2 buah srikaya ini walo tau buahnya.

    Ku malah LBH suka sirsak. Di rumah dulu kebun belakang selalu ditanamin buah2an . Makanya aku seneng kalo sedang panen.

    • Yah sayang banget mbak Fanny. Saya juga sering tuh mendapati roti pakai isi selai rasa srikaya, bah rasanya ga ada mirip-miripnya sama srikaya buah aslinya deh! Hahahaha…. Makanya kalau mbak ada kesempatan mendapatkan buah srikaya, cobain buahnya langsung aja, deh. Menurut saya rasa buah srikaya itu nggak eneg sama sekali. Yumm malah enak kok 🤤😊

      Sedangkan rasa artifisial di selai-selai srikaya itu tuh nggak sama banget sama buah aslinya! Entahlah kenapa. Mungkin karena banyakan pakai tambahan sintetis, pakai tambahan gula, dll.. sehingga udah cenderung fake. 😝

    • Iya mbak, betul-betul enak, manis, dan lembut dimulut. Tapi ya itu kudu sabar ya kalau mau nikmatin buahnya, karena bijinya kicik-kicik hihihi mana ga bisa dimakan kayak dikunyah gitu. Kalau markisa kan masih bisa, tapi sepadan lah sama rasa daging buahnya yang enak lembut manis macam custard 😊

  2. Nama lainnya buah Nona bukan ya? Soalnya nenekku kalo nyebut buah srikaya ini ya buah nona. Dan aku belum pernah makan jadi engga tau rasanya. Dijual di pasar gak sih buah beginian? Pengen nyoba soalnya 🙂

    • Saya sendiri baru dengar kalau buah srikaya disebut juga dengan buah Nona dari mbak Imelda. Sebelumnya saya nggak pernah denger sama sekali orang lain menyebut buah ini sebagai buah nona, mbak >,< jadi maafkan tak bisa jawab.
      Selama ini saya belum pernah nemu sekali pun buah srikaya dijual di pasar. Justru yang sering ketemu itu di pohonnya hehehe… Kalau di toko-toko itu saya sering lihatnya produk olahan srikaya, seperti roti isi selai srikaya atau juga selai srikayanya hihihi. Jadi kalau mau mencicipi buah ini, seru juga, tuh, mbak harus pakai jurus berburu buah srikaya kayak saya selama tinggal di Bali :D.

    • Ternyata banyak juga yang belum merasakan nikmatnya buah srikaya, ya 🙂 Ayo coba, mbak, selagi ada kesempatan buah Srikaya ini tumbuh di Indonesia 😄 Jangan sampai dilewatkan.

Thank you for reading my post, hope you enjoy it. Please... don't type an active link in the comment, because it will be marked as a spam automatically. I'd love to visit your blog if you fill the "website" form :)