Salt Scrub Bamboo Charcoal by Utama Spice

Dulu saya pernah jalan-jalan ke seputaran Gianyar, jadi mampirlah ke Ubud bersama teman relawan mengajar saya dari Belanda, Isabelle namanya. Saya ajakin Isabelle, “Do you mind if I visit a shop nearby?”

Dia setuju, makanya kami cusss mampir kesana. Ke toko Utama Spice yang di Monkey Forest. Saya pernah tulis juga di sini. Di sepanjang jalan Monkey Forest, Ubud, terdapat beberapa ekor monyet berkeliaran, bahkan sampai naik ke atas pertokoan. Kayaknya itu udah jadi pemandangan yang lumrah di sana. Monyetnya tidak terlalu agresif, kok. Nampaknya mereka udah biasa hidup berdampingan dengan manusia di sana.

Yuk, lanjut. Jadi ini produk Utama Spice pertama yang saya pakai. Yaitu Salt Scrub. Utama Spice punya 3 varian Salt Scrub, yaitu: Pink Rosella, Ocean Breeze, dan Bamboo Charcoal. Varian ini berbeda warna salt scrubnya, Pink Rosella berwarna pink, Ocean Breeze berwarna Biru, dan Bamboo Charcoal berwarna hitam.

Gambar pinjam dari utamaspice.sg

Saya beli scrubnya tanggal 19 Januari 2019. Saat itu saya punya kartu BPR Lestari dari komunitas lari RIOT sehingga saya bisa dapat potongan harga 20%. Harga scrub yang harusnya Rp 88.000 pun saya beli dengan potongan menjadi Rp 70.400. Lumayan banget. Soalnya bagi saya harga untuk salt scrub segitu tidak lumayan terjangkau. Tapi dari berbagai opsi body scrub aman dan alami yang saya tau saat itu, saya pilih scrub Utama Spice sebagai yang paling affordable.

Saya pikir-pikir juga sebelum membeli dari melihat dan membandingkan berbagai pilihan produk yang ada di pasaran. Baru memutuskan body scrub natural dan ramah lingkungan apa yang cukup bisa dibeli oleh dompet saya… Ini juga demi kesehatan dan lingkungan (baca juga post saya sebelumnya mengenai apa itu natural skincare).

Saya ga mau lagi pakai scrub dari butiran microplastic. Selain itu, karena harganya lumayan, saya pun pakainya irit-irit seminggu sekali atau dua minggu sekali. Saya pakai body scrub ini bisa habis dalam waktu kurang lebih 1,5 – 2 bulan.

Bamboo Charcoal Salt Scrub 100% Natural Utama Spice

Isi: 100 gram
Harga: Rp 88.000

Keterangan kemasan: This is packed with activated bamboo charcoal to help detox your skin, combined with salt and rice powder this scrub will gently exfoliate dead skin cells. Rice powder and salt scrub with activated bamboo charcoal will exfoliate your skin, removing dead skin cells and detoxing your skin.

Dead cells can make the skin look tired, dull, and dry. Uncover the fresh skin that lies beneath with a natural sea salt scrub. The addition of charcoal powder provides a detoxifying benefit that removes toxins from the pores and draws out impurities. Synthetic exfoliators can harm the skin and cause irritation, but natural products beautify and soothe. Citrus oils can brighten the skin and give you a youthful glow that lasts, while lifting the spirits with an invigorating scent.
• Charcoal draws out toxins and impurities.
• Provides a youthful glow.
• All natural ingredients soothe and heal the skin.

How to use: Place Bamboo Charcoal Salt Scrub in a bowl and apply while in the shower, scrub well and rinse well. Your skin will be super duper SOFT!!
Recommended use once a week.

Made with: Sea Salt, Oryza Sativa (Rice) Powder, Activated Bambusa Arundinacea Charcoal Powder, Citrus Grandis (Grapefruit) Peel Oil, Citrus Limon (Lemon) Peel Oil, Citrus Tangerina (Tangerine) Peel Oil, Citrus Sinensis (Orange Sweet) Peel Oil.

Ini perbandingan ukuran dengan botol bekas Kombucha yang saya isi minyak VCO

Pertimbangan awal yang saya pikirin sebelum membeli scrub ini adalah kemasannya. Kemasannya lucu banget emang, dari gelas kaca yang ada kupingnya. Tutupnya screw top dari aluminium. Ukurannya mini. Berisi salt scrub yang kering. Kalau dibilang awet, ya cukup awet scrubnya, karena bentuknya kering. Saya jaga juga saat mengambil isinya supaya jangan sampai kemasukan air.

Nanti wadah kemasan Salt Scrubnya bisa digunakan kembali untuk menyimpan bamboo or silicone cotton buds misalnya.

Di toko Utama Spice pengunjung bisa mencoba tester product yang memang untuk dicoba. Tapi saya ngga mau nyobain atau memncium aroma produknya yang ada tulisan “try me” itu. Biarlah jadi kejutan, karena saya harus memilih di antara tiga varian, warna pink, warna biru dan hitam.

Akhirnya saya pilih yang warna hitam, yang mengandung bamboo charcoal. Bahan utama penyusun lainnya ada garam laut dan bubuk beras. Sisanya adalah aroma dari minyak atsiri. Aromanya enak banget! Iya aroma berbagai jeruk. Ada aroma dari jeruk manis, grapefruit, lemon, dan tangerine.

Kadang saya minta bantuan suami gitu untuk lulurin bagian punggung. Suami saya ternyata senang mencium aroma scrub ini. Wah, biasanya suami saya ogah balurin lulur yang wanginya menyengat atau ngga sesuai dengan selera dia, tapi yang ini malah bikin betah.

Untuk cara pakainya, biasa saya ambil secukupnya di wadah atau mangkok dulu supaya scrub yang di wadah gelasnya tetap kering. Lalu balurkan ke badan yang sudah dibasahi sebelumnya. Pertama-tama saya mandi dulu pakai sabun. Setelah mandi, kulit yang masih basah setengah kering baru dibalurin scrub. Baru digosok-gosok dengan lembut. Setelah puas menggosok scrubnya baru dibilas sampai bersih. Sudah, deh.. Kulit jadi halus dan bersih. Bebas dari sel kulit mati dan kekusaman.

Karena terbuat dari garam laut dan bubuk beras, rasanya asin pas kena bibir. Soalnya kebiasaan saya juga pakai scrub di muka pas luluran, jadi bibir bisa berasa tebel keasinan kalau kelamaan dibiarkan scrubnya menempel disana. Tapi ini body scrub ya, meski begitu tetap aja saya suka pakai scrub alami di wajah, kan bahannya aman untuk kulit.

Untuk lingkungan juga aman, dong. Scrubnya lembut selembut garam. Meski bulirnya dari fine salt, bakalan tetap terasa kok butir-butiran scrubnya. Tidak mengotori lantai kamar mandi juga, soalnya garam mudah larut di air. Bubuk berasnya juga aman akan terurai dan nggak mencemari alam. No beads from microplastics! So, the residue of my scrubbing time is safe to be rinsed to the environment.

❤️ Intan Rastini

Apa itu Natural Skincare?

Kenapa akhir-akhir ini saya jadi sering nulis ulasan skincare? Yang saya maksud skincare itu produk perawatan kulit, ya. Bisa untuk kulit wajah, bisa untuk kulit badan. Jawabannya karena saya baru-baru ini juga beralih dari produk perawatan kulit yang konvensional ke produk alami. Alami disini maksudnya bukan nggak ada kimiawi sama sekali, tetap ada kimianya tetapi 99% bahan yang digunakan di formula (di luar air) harus berasal dari natural origin dengan pengecualian terhadap bahan (termasuk pengawet) yang boleh digunakan dalam jumlah sangat kecil. Itu definisi natural/organic cosmetic menurut standard COSMOS ECOCERT.

Gambar pinjam dari Instastory @synfreesoap

Apa sih COSMOS ECOCERT itu? COSMOS ECOCERT merupakan kepanjangan dari COSMetic Organic and natural Standard (COSMOS ECOCERT) adalah bagian dari Ecocert yang mengatur kosmetika. ECOCERT adalah Lembaga Audit & Serifikasi Organik, didirikan 30 tahun lalu dan berbasis di Prancis. Wilayah operasi Ecocert saat ini telah mencakup 130 negara di dunia.

Suatu produk kosmetik dapat melakukan CLAIM organik hanya jika:
1. Mengandung 99% bahan baku yang berasal dari natural origin dimana 95% dari tanaman yang digunakan di bahan baku berasal dari sumber yang tersertifikasi organik.
2. Suatu produk kosmetik leave on harus mengandung minimal (di luar air) 20% bahan organik untuk dapat disebut sebagai produk kosmetik organik, dan minimal 10% di produk wash off.
3. Air dan mineral tidak dihitung organik karena bukan dari agrikultur.

Lalu langkah awal untuk mengenal lebih lanjut mengenai bahan apa yang dipakai adalah dengan mengetahui INCI dari setiap bahan yang digunakan. INCI adalah singkatan dari International Nomenclature of Cosmetic Ingredients. Setiap bahan yang digunakan dalam suatu formula/produk harus disertakan INCI-nya di dalam list ingredients. Untuk bahan-bahan yang berasal dari tanaman biasanya mengacu pada nama latinnya (binomial nomenclature).

Mengacu pada ECOCERT COSMOS, suatu raw material (bahan kosmetik) dapat dikategorikan natural jika memenuhi kriteria:

  • Proses pembuatan dan fasilitas produksi yang digunakan harus menghormati prinsip-prinsip yang tidak merusak alam dan tidak mengganggu kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya
  • Menggunakan konsep green chemistry, yaitu melibatkan bahan-bahan kimia yang ramah lingkungan dan ramah di tubuh manusia
  • Bertanggung jawab dan tidak mengeksploitasi lingkungan dan bahan-bahan alam
  • Menghargai biodiversity
  • Tidak menggunakan petrochemical ingredients, parabens, phenoxyethanol, perfumes dan pewarna synthetic
  • Tidak menggunakan bahan dari tumbuhan GMOs

Apa saja, sih, bahan kosmetik (raw material) yang tidak diperbolehkan untuk digunakan di natural skincare/produk perawatan kulit dan kosmetik alami? Ini saya bikin rangkuman daftarnya, ya. Secara garis besar, tiap bahan yang tidak diperbolehkan ini banyak merugikan kesehatan maupun lingkungan untuk jangka panjang.

  1. PEG-s (Polyethylene Glycol. Ethylene Oxide). Di dalam bahan biasanya ditulis PEG atau PPG. Namun jika tidak disertakan tulisan PEG, maka dapat dijadikan patokan jika suatu bahan memiliki nama dengan akhiran -ethmaka bisa dipastikan bahan tersebut mengandung PEG. Contohnya: Sodium Laureth Sulfate atau SLS. Familiar nggak dengan nama bahan ini? Polysorbate (Tween) juga salah satu bahan yang jika dilihat dari INCI-nya maupun dari nama lengkapnya, tidak mencerminkan bahan yang mengandung PEG. Sehingga sering menyesatkan konsumen bahwa seolah-olah bahan tersebut “natural and clean”. Namun jika dilihat dari gugus kimianya, polysorbate mengandung ethylene oxide di setiap molekulnya. Ini berlaku untuk semua Polysorbate, baik Polysorbate 20, Polysorbate 60 maupun Polysorbate 80.
  2. GLYCOL. Glycol merupakan sekelompok molekul yang memiliki gugus kimia antara alcohol dan glycerol. Berbeda dengan alcohol dan glycerin yang asalnya alami, maka glycol adalah hasil sintesa dari Ethylene Oxide. Induk molekulnya adalah EG (Ethylene Glycol), yang merupakan induk dari semua molekul PEG. Ada jenis glycol lainnya yang merupakan hasil turunan dari Ethylene Glycol. Yang paling umum adalah Propylene Glycol (PG). PG ini banyak digunakan di Industri kosmetik dan makanan. Penggunaannya sangat ketat di Eropa karena dapat menyebabkan disfungsi liver, ginjal, dan sistem pernapasan. Selain digunakan sebagai bahan tunggal, PG juga digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan ekstrak atau sebagai bahan pengawet.
  3. Silicone, Dimethicone & “-cone” yang lainnya. Saat ini terdapat lebih dari 500 Dimethicone derivatives yang terdaftar di EU Cosmetic listing. Masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Golongan silicone ini sangat disukai di duni skincare karena sifatnya yang sangat ringan, memberi efek lembab tanpa kesan “berminyak”, licin, halus, dan memberi efek berkilau. Silicone sangat stabil dan tahan panas. Bahan dasar silicone adalah pasir. Pasir memang bahan alam/natural. Namun untuk membuat silicone, terlalu banyak bahan baku berbasis petrokimia fungsional yang ditambahkan ke dalam pasir tersebut, sehingga substansi pasir itu sendiri bisa dibilang sudah hilang. Namun, tidak semua silicone besifat toksik. Bahkan rata-rata cukup lembut di kulit dan tidak mengiritasi. Lalu mengapa silicone tidak digunakan dalam natural skincare? Karena terlalu banyaknya bahan-bahan petrokimia yang digunakan dalam proses pembuatannya “mungkin’ menyebabkan peningkatan timbulnya residu bahan-bahan petrokimia tersebut di dalam tubuh kita. Akumulasi bahan-bahan tersebut juga tidak dapat diurai oleh alam sehingga silicone tidak diterima di dalam dunia natural skincare.
  4. PARABEN. Synthetic preservative ini secara umum digunakan pada kosmetik. Paraben disinyalir turut berperan dalam terjadinya penyakit tumor payudara dan dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen.
  5. FORMALDEHYDE.  Berbahaya untuk kesehatan manusia. Menurut US National Toxicology Program, Formaldehyde adalah bahan penyebab cancer (carsinogenic). Dalam kosmetik, Formaldehyde adalah bahan pengawet yang biasa digunakan. Jika pernah dengan FORMALIN, maka formaldehyde adalah induknya formalin. Beberapa turunan formaldehyde yang sering ditemukan dalam produk kosmetik adalah DMDM HYDANTOIN, Quaternium-15, Urea.
  6. SULFATE. Sulfate adalah bahan pembersih yang sangat irritant sehingga bisa menimbulkan reaksi sensitive yang parah di kulit. Golongan Sulfate ini juga tidak biodegradable. Selain Sulfate, ada beberapa jenis surfactant yang masih menggunakan PEG dalam prosesnya. Contohnya: Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Magnesium/Potassium/Ammonium Lauryl Sulfate, Sodium (Magnesium/Potassium/Ammonium) Coco Sulfate, Sodium (Magnesium/Ammonium) Lauryl Ether Sulfate (SLES), Disodium Laureth-2 Sulfosuccinate, dan Disodium Cocamido PEG-3 Sulfosuccinate.
  7. HYDROGENATED OILS. Hidrogenasi adalah proses menghilangkan lemak-lemak tak jenuh yang melekat pada minyak-minyak nabati yang digunakan pada skincare. Hal ini dilakukan untuk memperlambat proses oksidasi, meningkatkan thermal stability dan memperpanjang shelf-life. Minyak yang dihidrogenasi sudah banyak kehilangan kandungan-kandungan penting yang diperlukan oleh kulit kita, yaitu vitamin alaminya. Produk ini sering kita temukan pada modified butter. Contoh: Avocado butter, Macadamia butter. Banyak formulator natural yang menggunakan bahan-bahan seperti ini di formulanya karena penggunaannya memang diperbolehkan. Sedangkan di lain sisi, Shea butter atau Cocoa butter originnya memang dari Shea dan Cocoa.
  8. PHTHALATE & BHT. Bahan yang 100% sintetis. Banyak digunakan di perfumery untuk memberi efek kental seperti oil dan efek seperti resin. Tidak diperbolehkan digunakan di skincare, karena menyebabkan reprotoxicity. BHT (Butylated Hydroxytoluene) adalah antioksidan sintetis.
  9. Behentimonium Methosulfate (BTMS), Emulsifying Wax, Cetrimonium Chloride. Bahan-bahan tersebut mengandung PEG derivative sehingga tidak digunakan di natural cosmetics. Bahan-bahan tersebut biasanya dapat ditemukan di produk shampoo & conditioner. Polawax dan Emulsifying Wax biasanya ada di produk cream atau lotion.

Jadi begitu lah… Cukup banyak juga varian bahan-bahan berbahaya yang digunakan dalam produk perawatan tubuh kita. Memang dalam dosis kecil tidak akan membawa pengaruh berarti pada saat ini, tapi jika kita terus memakai produknya sampai bertahun-tahun bisa jadi itu penyebab masalah kesehatan kulit juga rambut yang mulai timbul. Bahkan bahan-bahan tak baik ini bisa tembus melalui kulit sampai terbawa aliran darah ke organ-organ dalam tubuh. Ngeri nggak sih?

Jangan lupa, kulit adalah organ tubuh kita juga. Malah yang terbesar! kalau kita ingin menyehatkan kulit, ya bukan dengan menggunakan produk yang potensial mengandung bahan berbahaya. Kita malah hanya dapat benefit sesaat dari produk tersebut tapi malah bisa rugi untuk masa yang akan datang. Karena produk-produk yang kita pakaikan ke kulit kita, cepat atau lambat juga akan terserap masuk ke dalam tubuh. Sedangkan untuk produk dengan wewangian sintetis juga bisa terhirup hingga masuk saluran pernapasan.

Saya pun heran, udah tau bahaya, kok masih aja dipakai buat produksi produk secara masal? Kemungkinan besar alasannya adalah untuk menekan biaya produksi. Bahan sintetis juga lebih efisien untuk produk supaya bisa diproduksi dalam skala besar. Miris banget membayangkan produsen-produsen yang hanya mikirin profit saat ini tapi nggak mikirin dampak kesehatan bagi konsumennya untuk jangka panjang. Entah juga apa pemerintah perhatian terhadap masalah ini atau masih longgar karena dampak buruknya tidak terjadi tepat di depan mata.

Untuk perekonomian dan profit jangka pendek memang terasa lebih menguntungkan pakai produk sintesis tapi untuk ke depannya, menurut saya jelas akan rugi. Kenapa tidak, kalau banyak orang sakit, ekonomi siapa yang bakalan terpuruk? Udah gitu bahan sintetis tersebut juga nggak aman bagi lingkungan. Lingkungan siapa juga yang bakalan rusak dan tercemar? Ya tempat tinggal kita sendiri. Semuanya terasa bagaikan efek domino dan nggak habis-habis memberikan dampak demi dampak yang mungkin saat ini kita kurang mewaspadainya atau menolak melihatnya.

Maka dari itu saya tertarik mencoba natural skincare. And this is for a good cause! Ulasan produk-produk di blog saya ini bertujuan untuk mencatat pengalaman saya secara pribadi saat menggunakan produk tersebut. Mungkin ada produk yang cocok dan sangat bermanfaat bagi saya, mungkin juga ada yang kurang cocok. Semua itu ditulis dengan jujur bukan bermaksud untuk mempromosikan atau menjelekkan suatu produk tertentu namun lebih sebagai catatan saya sendiri dan juga bisa menjadi agihan berbagi pengalaman saya untuk pembaca.

Skincare natural pertama yang saya pakai di Januari 2019

Saya juga tidak mendukung, ya, belanja produk-produk natural skincare jika produk itu tidak kamu butuhkan. Saya nggak ingin pembaca setelah membaca suatu ulasan produk lantas menjadi konsumtif atau bahkan menjadi natural skincare hoarder. Karena produk natural itu masa kedaluwarsanya lebih pendek dari produk konvensional. Selain itu, pola konsumtif juga nggak ramah bagi lingkungan. Sayang banget, dong, kalau udah sadar lingkungan dan beralih ke produk alami tapi di sisi lain masih konsumtif dan banyak produk akhirnya terbuang tidak terpakai.

Soal harga, memang rata-rata produk natural skincare ini lebih mahal daripada produk konvensional. Saya pikir ini karena kebanyakan produksinya masih dilakukan oleh formulator atau artisan secara manual. Bahan bakunya sendiri mungkin ada yang tidak mudah didapat/dihasilkan dan harganya tidak murah. Maka dari itu jika masih keberatan dalam sisi budget, bisa disesuaikan dahulu dengan skala prioritas pengeluaran. Skincare apa yang paling kamu perlukan? Apakah ada opsi yang paling baik dan cocok dengan dompetmu di antara berbagai pilihan produk di pasaran?

Think wise and use your common sense. Thank you for reading. See you!

Referensi: Materi diskusi “Introduction to Natural Skincare” pada grup White Label Skincare oleh Qumaya Hamid, Ketua INSS (Indonesian Natural Skincare Society).

❤️ Intan Rastini.

Segara Naturals Lavish Rosehip Solid Lotion

Setelah mengulas beberapa produk personal care dengan bahan lemak cokelat yang sudah pernah saya pakai. Kali ini ada lagi, nih pelembab badan yang mengandung lemak cokelat juga. Namanya Lavish Rosehip Solid Lotion buatan Segara Naturals.

Saya tertarik dengan solid lotion ini karena kemasannya aluminium tin dan lihat review beberapa orang yang pernah pakai katanya bisa membantu meringankan gejala eksim di kulit. Akhirnya saya beli melalui web shop Zero Waste Indonesia. Saya beli 9 Maret 2019 bersama Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar hanya batangan shampoonya saja tanpa kemasan aluminium tin dan wadah makanan dari stainless steel buat bawa soto atau bakso panas.

Nih, saya tunjukkin receipt ordernya. Penting nih, supaya nggak dianggap iklan. Memang ada buktinya, ini saya beli sendiri, lho, produknya. Kalau ada produk yang dapat dari giveaway, akan saya bilang juga di tulisan bahwa ini dapat giveaway. Jadi selama ini semua ulasan personal care yang saya tulis di blog saya memang murni sharing pengalaman memakai produk tersebut dan sebagai catatan pribadi saya dalam menggunakan produk alami. Maka postingannya pun tergolong organik, ya :D.

Segara Naturals Lavish Rosehip Solid Lotion

Jenis kulit: kering
Bahan utama: minyak kamomil & minyak rosehip
Kegunaan: sangat melembabkan dan menenangkan
Berat bersih: 60 gr
Harga: Rp 100.000. Tersedia juga kemasan kecil 25 gr dengan harga Rp 50.000

Bahan:
1. Butyrospermum partii [shea] butter*
2. Unrefined theobroma cacao  [cocoa] seed butter/ mentega biji kakao mentah
3. Cera alba [beeswax] / lilin lebah
4. Prunus amygdalus dulcis [sweet almond] oil / minyak almond manis
5. Simmondsia sinensis [jojoba] oil* / minyak jojoba
6. Maranta arundinacea [arrowroot] powder / bubuk ararut
7. Anthemis nobilis infused in Olea europaea [chamomile infused in extra virgin olive] oil / minyak dari kamomil yang dicelupkan ke dalam minyak buah zaitun perasan pertama
8. Rosa canina [rosehip] fruit oil* / minyak buah rosehip
9. Sesamum indicum [sesame seed] oil* / minyak biji wijen
10. Virgin Cocos nucifera [coconut] oil / minyak kelapa
11. Lavandula angustifolia [lavender] essential oil / minyak atsiri lavender
12. Rosemarinus officinalis [rosemary] leaf extract /  ekstrak daun rosmarin
* bahan organik bersertifikat

Total bahannya ada 12 dan semuanya bahan yang alami.  Wah saya seneng banget, nih… Karena belakangan setelah baca kandungan bahan di kemasan baru ngeh kalau pakai lemak cokelat. Pas beli nggak seberapa perhatiin, sih. Setelah udah dipakai lama baru tau. Info dari pembuatnya, kalau berada di tempat kering dan waktu menggunakan tangannya bersih dan kering, bisa bertahan sampai 6 bulan.

Dikutip dari halaman web Segara Naturals:

Solid lotion ini bisa membantu memberikan kelembaban di kulit yang hilang akibat paparan AC selama berjam-jam. Bahan-bahan unggulan seperti minyak kamomil dan minyak rosehip mengandung banyak vitamin A dan anti-oksidan yang dapat membantu memulihkan keseimbangan kelembaban kulit, memperbaiki kerusakan kulit, serta mengobati bintik-bintik hitam. Tak kalah penting peran shea butter, mentega kakao, serta lilin lebah yang membentuk penghalang pada kulit untuk mengunci kelembaban di dalam.

Saya suka banget dengan konsistensi dan tekstur Lavish Rosehip. Bagi saya konsistensi solid lotion ini relatif stabil solidnya. Dibawa kemana aja akan tetap padat. Tetapi teksturnya tidak padat banget, kok. Tetap empuk dan lembut sehingga mudah untuk menncolek dari wadahnya. Warnanya solid lotionnya putih kekuningan seperti gading. Aromanya sangat lembut. Menurut saya lebih tercium aroma seperti lemak nabati daripada wangi rosehip, rosemary atau lavender.

Selama saya pakai memang membantu melembabkan kulit dengan baik. Solid lotionnya tidak menimbulkan kesan lengket di kulit dan cepat meresap. Saya juganpakaikan ke Kavin karena dia pernah eksim di bagian kaki. Dan emang bisa membantu eksim itu jadi hilang. Karena bahannya mengandung lemak cokelat dan Kamomil jadi bagus untuk permasalahan kulit. Selain itu aman juga untuk anak-anak, kan nggak ada kandungan yang harsh chemical.

Disamping untuk melembabkan kulit, Segara Naturals juga pernah bilang di Instagram bahwa Solid Lotionnya bisa dipakai untuk melembabkan bibir. Nah, saya juga coba itu. Bagus juga sebagai pengganti lipbalm. Jadi menarik, ya. Kalau bepergian bisa cukup bawa satu aja buat ngelembabin kulit dan bibir. Untuk saya solid lotion ini bisa habis dipakai dalam waktu 2 bulan.

Foto yang paling atas di tulisan ini juga menunjukkan kuku saya setelah diolesin Lavish Rosehip

Kalian suka manjangin kuku, nggak? Kalau saya sih, enggak. Karena kalau harus colek lip balm atau body care dan produknya nyangkut di kuku itu rasanya nggak enak banget. Tapi pernah aja ya, saya males potong kuku jadi kuku udah panjang trus dibiarin beberapa lama. Nah, lalu iseng-iseng saya pakaikan Lavish Rosehip. Jadi cantik deh kukunya, sesaat berkilau, kulit di sekitar kuku dan jari-jari aku pun jadi moist. Bisa juga dipakai lebih sering ke siku dan tumit yang sering lebih kering daripada  kulit lainnya.

Kemasan Lavish Rosehip bisa digunakan ulang untuk wadah benih, seperti yang saya lakukan. Denger-denger, kemasan bersih Lavish Rosehip juga bisa dikirimkan kembali ke Segara Naturals untuk diisi ulang solid lotion. Kalau saya dekat, berada di area yang sama dengan alamat produksi Segara Naturals, saya mau aja kirim balik kemasan kosong untuk diisi ulang. Biar nggak banyak menimbulkan kemasan aluminium baru lagi. 🙂

Sekian dulu ulasan Lavish Rosehip. Untuk ulasan produk Segara Naturals yang pernah saya tulis lainnya ada Blue Ocean serta Sunny Mint Weekend Combo Pack yang termasuk di dalamnya ada Tamanumi, Sunshine 2-in-1 Shampoo + Conditioner Bar dan Peppermint Bastille travel soap bar. Masih ada, nih, dua varian sabun Segara Naturals yang sudah saya pakai dan yang belum dipakai, nanti bakalan diulas setelah habis dipakai.

❤️ Intan Rastini.

Rangkaian Perawatan Kulit dari Cokelat oleh Sensatia Botanicals

Selamat hari cokelat sedunia!

Pada tanggal 7 Juli 2020 kemarin adalah hari cokelat sedunia. Memperingati hari cokelat tersebut saya ingin produk-produk cokelat dari dalam negeri lebih dihargai lagi daripada produk impor. Produk olahan dari biji kakao tidak hanya cokelat batang dan bubuk kokoa, tetapi lemak cokelat atau cocoa butter itu bisa diolah juga di dunia kecantikan menjadi pelembab kulit, pelembab bibir, bahan penunjang sabun, shampoo, sunscreen dan juga lip cream . Ekstrak dan minyak atsiri dari cokelat pun bisa digunakan menjadi aromaterapi atau bahan parfum. Saya suka banget makan cokelat. Selain itu saya juga suka menggunakan produk perawatan tubuh dari bahan baku cokelat. Suami saya sendiri kebetulan adalah seorang petani cokelat.

Tugu buah kakao di desa Gadung Sari, Selemadeg Timur, Tabanan – Bali

Setelah mengulas Yagi Natural sebagai brand yang khusus mempergunakan cokelat sebagai bahan bakunya, kali ini saya akan menceritakan pula pengalaman menggunakan Sensatia Botanicals yang juga mengeluarkan produk berbahan baku lemak cokelat. Yang saya tau Sensatia Botanicals punya 3 produk dengan bahan baku cokelat, yaitu Phenomenal Cacao Body Butter, Coffee & Cacao Brown Sugar Scrub, dan Cocoa & Honey Lip Bliss. Kebetulan saya sempat mencoba body butter dan body scrub saja, kalau pelembab bibir Cocoa & Honey Lip Bliss belum pernah coba. Jadi yang bisa saya ulas adalah yang pernah saya coba dulu.

Perhatian! Semua produk ini mengandung cokelat

Oh ya, sebagian besar klaim dari Sensatia Botanicals untuk produk-produknya adalah cocok untuk ibu hamil dan menyusui. Cocok untuk vegetarian dan vegan (kecuali yang mengandung beeswax). Tidak melalui uji coba terhadap hewan. Tanpa bahan yang membahayakan eksistensi terumbu karang. Tersertifikasi halal. Produk Sensatia Botanicals adalah produk perawatan tubuh berbahan alami dan ramah lingkungan buatan lokal dari Bali. Diproduksi PT. Sensatia Botanicals, di Jl. Pantai Jasri No. 720, Jasri Kelod, Karangasem, Bali, Indonesia 80813. Salah satu produk lokal dari Bali favorit saya.

Sensatia Botanicals Coffee & Cacao Brown Sugar Scrub

Contains active plant botanicals of:
cocoa seed | vanilla bean | coffee
100% pure composition

Isi: 10.6 oz./ 300gr
Harga: Rp 300.000
Kemasan: wadah plastik yang bisa dikembalikan lagi ke toko Sensatia Botanicals untuk poin atau stiker diskon
Masa optimal setelah dibuka/PAO: 6 bulan

Bahan: Sucrose (brown sugar), Vegetable Glycerin, Decyl Glucoside, Disodium Laureth Sulfosuccinate, Cocamidopropyl Betaine, Coffea arabica seed (coffee) powder, dessicated Cocos nucifera (coconut) fruit, Butyrospermum parkii (shea) butter, Cera alba (beeswax), Cetyl Alcohol, Pachyrrhizus erosus (jicama) root extract, Vanilla planifolia extract, Theobroma cacao (cocoa) seed extract, Coffea arabica (coffee) oil, Cananga odorata (ylang ylang) flower oil, *linalool. *Occurs naturally in essential oils. POM NA18170701320

Cara Pakai: Gosok pada kulit yang lembab atau setengah basah dari leher ke ujung kaki. Bilas secara menyeluruh dan keringkan kulit setelah selesai.

Saya suka banget scrub ini karena lagi-lagi dan tentu tanpa microbeads dari plastik! Bahan-bahan butiran scrubnya adalah dari brown sugar dan serpihan biji kopi. Selain itu ada juga buah kelapa kering dan diperkaya dengan ekstrak bengkuang, vanilla, dan minyak bunga ylang ylang. Aromanya bagaimana? Enak! Aroma kopi yang manis. Cukup awet juga menemani saya selama ini sampai saya bawa-bawa saat pulang kampung ke Sekartaji sehingga saat menginap di sana saya bisa manjain diri dengan menyempatkan luluran. Pakai dari awal November 2019 hingga akhir Maret 2020 jadi dia bertahan sekitar 5 bulan membantu merawat kulit saya 😊.

Konsistensi scrubnya merupakan liquid yang kental. Jadi seperti lumeran gula dengan tekstur bergranula. Saat dibalurkan di kulit tidak mudah jatuh scrubnya karena berupa cairan yang kental. Selain itu karena mengandung gula, akan terasa lengket di kulit. Tapi taukah kalian, setelah scrubbing rasanya kulit bener-bener bersih dan mulus! Sungguh kalau kulit diusap sensasinya beda banget dibanding sebelumnya, terasa lebih halusssss licin banget. Karena apa? Karena menurut saya scrub ini bertindak mirip seperti sugar wax! Oh, sungguh enak banget after feel dari scrub ini. Mungkin rambut-rambut halus di kulit juga ada yang terangkat? Tapi nggak sampai semua rambut di kaki saya jadi hilang juga.

Selama scrubbing, saya bisa lihat langsung itu butiran-butiran kopi dan mungkin juga butiran kelapa di kulit saya. Selama badan setengah basah akan gampang dalam menggosok untuk mengeksfoliasi kulit-kulit mati yang menyebabkan kekusaman. Berbeda dengan scrub dari garam, scrub ini rasanya manis, ya. Hihihi iya saya pernah nyicip sedikit soalnya saya tempelin juga di wajah dan bibir. Kalau pakai scrub berbahan garam di bibir, aduh lama-lama bibir akan terasa tebal. Kalau pakai brown sugar scrub ini di bibir jelas enggak. Jadi enak banget, bisa digosok juga sampai kadar air di kulit berkurang tapi akan menjadi sangat lengket dan jadi lebih effort untuk menggosok kulit. Tapi bagi saya itu sepadan dengan hasil kulit kinclong dan mulus yang akan didapat setelahnya.

Sensatia Botanicals Phenomenal Cacao Body Butter

Contains active plant botanicals of:
cacao seed | vanilla | shea nut
100% pure composition

Isi: 8.8 oz./ 250gr
Harga: Rp 280.000
Kemasan: wadah plastik yang bisa dikembalikan lagi ke toko Sensatia Botanicals untuk poin atau stiker diskon
Masa optimal setelah dibuka/PAO: 6 bulan

Bahan: Water (aqua), Cocos nucifera (coconut) oil, Cetearyl Glucoside & Sorbitan Olivate, Theobroma cacao (cocoa) seed butter, Aleurites Moluccana (kukui) nut oil, Butyrospermum parkii (shea) butter, Cera alba (beeswax), Theobroma cacao (cocoa) seed extract, Triticum vulgare (wheat) germ oil, Zea mays (corn) starch, Sodium Citrate, Benzyl Alcohol & Benzoic Acid & Dehydroacetic Acid, Tocopherol (vitamin E), Xanthomonas campestris (xanthan) gum, Citric Acid, Vanilla planifolia extract, Cedrus deodora (cedarwood) oil, Santalum album (sandalwood) oil, Lavandula angustifolia (lavender) extract, pelargonium graveolens (geranium) oil, *Linalool, Rosmarinus officinalis (rosemary) extract, *Citronellol, *Coumarin, *Geraniol, *Limonene. *Occurs naturally in essential oils. POM NA18180104180

Cara Pakai: gunakan sehari-hari saat diperlukan atau 2-3 kali semingu untuk mendapatkan kondisi kulit terbaik. Gosok pada kulit yang telah dibersihkan dari leher hingga jari kaki, konsentrasikan pada area yang kering seperti siku, lutut dan kaki.

Whoah banyak juga bahannya. Yang selama ini saya tidak aware adalah begitu kaya ekstrak dan minyak atsiri yang dipakai. Ada cedarwood, sandalwood, lavender, geranium, dan rosemary. Saya kira cuma cocoa butter, shea butter dan ekstrak vanilla saja. Wanginya sudah tentu creamy banget! Kalau saya nggak bikin review ini dan nggak nulis semua bahan yang tercantum dalam kemasan, mana bakalan ngeh kalau ada bahan-bahan lain yang turut memberi sumbangsih dalam aroma yang super creamy ini. Saya suka banget dengan aromanya. Tidak dominan aroma lemak cokelat, tapi ada sentuhan vanilla yang tercium manis seperti krim kue.

Untuk konsistensi, body butter ini tidak terlalu padat buttery tapi lebih ke creamy. Lembut banget krimnya dan mudah diaplikasikan ke kulit, teksturnya rich berwarna krem tetapi juga terasa ringan dan cepat meresap. Body butter ini juga dapat menjaga kelembaban kulit saya dengan baik. Pokoknya bikin saya jatuh hati. Cinta banget sama produk ini.

Ini isinya lumayan banyak. Saya pakai dari tanggal 8 Januari 2020 dan habis pada 17 Mei 2020. Jadi body butter 250 gr ini habis dalam kurun waktu kira-kira 4 bulan lebih 9 hari. Itu juga saya suka pakainya diolesin banyak-banyak, lho. Mungkin kalian bisa pakai lebih irit lagi sampai 6 bulan hihihi…

Bagaimanapun sungguh sayang, kedua produk Sensatia Botanicals Cacao ini sudah discontinue atau tidak diproduksi lagi. Mohon maaf ya, sepertinya kita tidak akan pernah mencoba lagi kedua produk Sensatia Botanicals ini… Saya sendiri sangat kecewa. Kenapa juga berhenti diproduksi padahal saya suka dan puas dengan performanya.

Terakhir saya beli kedua produk tersebut 27 Oktober 2019 di Blibli dengan diskon sebesar 50%. Belinya bareng Sensatia Botanicals Rosemary & Lavender Tea Tree Soap (125gr) tapi sabunnya nggak diskon. Ada diskon itu karena mereka sudah mau ngabisin persedian terakhir. Setelah itu udah nggak ada lagi, deh. Hikss hikss…. Sensatia tolong produksi lagi dong rangkaian produk perawatan kulit dari cacao. Ayo support lagi dong, petani kakao di Bali dengan mengolah bahan baku kokoa menjadi produk perawatan tubuh yang alami, etis, dan ramah lingkungan.

Ngomong-ngomong, bagaimana caramu merayakan hari cokelat sedunia? Karena saya penikmat cokelat, saya beli cokelat lokal dari Bali yaitu Pod Chocolate Bali :).

❤️ Intan Rastini.

Yagi Natural Indonesia’s Finest Cacao Skinfood Review

Produk Yagi adalah perawatan tubuh yang bahan utamanya terbuat dari lemak cokelat. Yagi melakukan fair trade dengan petani cokelat di desa-desa dataran tinggi Gayo, Aceh. Rangkaian produk Yagi ada body scrub, body butter, lip balm, sabun batang, sabun cair, shampoo, dan juga hand sanitizer. Yang pertama kali saya coba adalah body scrub dan body butter pada 24 Juni 2019. Selanjutnya saya berkesempatan mendapat hadiah giveaway 17 Agustusan dari Yagi berupa sabun batang, body butter, dan lipbalm.

Yuk mari saya review produk yang pernah saya gunakan…

Cocoa Coffee Body Scrub
Gentle emulsified exfoliator
98% Natural

Dulu pas pertama kali beli nettonya 150 gr, kini beli lagi April 2020 isinya 160 gr. Harganya pun beda karena sepertinya formulanya diperbarui. Dulu beli Rp 100.000 di Shopee, kini harganya Rp 135.000 masih sama beli di market place juga yaitu Tokopedia. Terasa perbedaan scrub yang lama itu lebih chunky atau menggumpal sedangkan yang baru nggak begitu menggumpal dan lebih mudah dibalurkan ke tubuh. Kalau scrub yang lama saking chunky-nya jadi gampang jatuh-jatuh bongkahannya saat diaplikasikan ke kulit. Saya kan jadi sayang banget lihat bongkahannya yang berjatuhan di lantai kamar mandi.

Bahan: Coffea arabica seed ground,  Aqua, Sodium Methyl-2 Sulfolaurate, Theobroma cacao seed (cacao) powder, Organic Cocos nucifera virgin oil, Olea europaea fruit (olive) oil, Theobroma cacao seed butter, Cetearyl Glucoside (and) Sorbitan Olivate, Cetearyl Alcohol, Hydroxypropyl Methylcellulose, D-alpha Tocopherol (non-GMO), Benzyl Alcohol, Salicylic Acid, Glycerin, Sorbic Acid.

Kemasan: wadah plastik dengan tutup aluminium. Setelah isi habis saya gunakan jadi wadah karet ikat rambut.

Cara menggunakan: dibalurkan ke badan ketika kulit basah dan tidak perlu dibilas dengan sabun mandi setelah selesai scrubbing.

Saya suka scrub ini karena tidak mengandung microplastic beads, tapi butiran scrub dari serpihan biji kopi. Diperkaya dengan bubuk cokelat, minyak atsiri cengkeh dan minyak atsiri lada hitam untuk memperlancar sirkulasi darah. Selain itu ukuran butirannya juga pas dan tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Ketika digunakan di kulit basah akan mudah untuk digosok, tetapi kadang saya suka menggosok sampai kulit sudah mulai mengering sehingga butiran scrubnya masih bisa ngangkat kulit mati. Dan itu berasa banget eksfoliasinya. Kalau sudah selesai scrubbing tidak perlu sabunan lagi, cukup bilas bersih saja. Kalau saya biasanya sabunan dulu baru scrubbing.

Setelah scrubbing kulit jadi halus dan terasa mulus. Biasanya saya rutin scrubbing seminggu sekali. Oh ya, Scrub ini tidak bikin kamar mandi kotor dengan butiran scrub yang lengket-lengket nempel di lantai kamar mandi atau nyangkut di saringan saluran air karena gampang banget dibersihkan.

Body Butter

Saya coba body butter yang ukuran 20 gr tahun lalu Juni 2019 beli harganya masih Rp 55.000. Selain ukuran 20 gr, ada juga yang 60 gr dan 80 gr.

Harga:
20 gr Rp 65.000
60 gr Rp 145.000
80 gr Rp 200.000

Bahan: Theobroma cacao seed butter, Cocos nucifera oil, Olea europaea, Prunus amygdalus seed oil, Eurphorbia cerifera, Alpha-tocopherol

Kemasan: aluminium tin. Setelah isi habis saya pakai jadi wadah benih tanaman.

Setelah scrubbing dengan Cocoa Coffee Body Scrub, hmmm paling enak tuh pakai body butternya. Jadi berasa seperti abis spa cokelat di rumah. Body butter Yagi aromanya memang menggoda banget karena aroma lemak cokelat yang nikmat. Tekstur body butternya agak berbulir atau masir. Selain itu konsistensinya akan padat di suhu yang dingin dan lumer di suhu yang panas. Rumah saya di daerah yang dingin jadi konsistensi body butternya mau padat persis seperti lemak didinginkan. Pernah suatu ketika saya bawa ke daerah pesisir yang lebih panas dan body butternya lumer.

Meski demikian, nampaknya Yagi sudah memperbarui formulasi si body butternya sehingga konsistensinya udah lebih bagus. Tapi saya belum coba lagi. Body butter ini melembabkan kulit dengan sempurna. Terasa pekat namun cepar meresap di kulit. Enaknya pakai body butter alami di kulit itu nggak terasa licin saat kena air. Selain itu juga nggak takut kalau abis pakai body butter tangan langsung pegang makanan heheh… Pokoknya beda dengan pakai body lotion/butter konvensional. Bahkan saya pun pakai body butter ini untuk di bibir dan nyaman-nyaman aja. Karena emang bahan body butter dan lipbalmnya hampir sama!

Body butter ini juga sangat bagus untuk dioleskan ke daerah yang sangat kering seperti di siku, lutut, tumit kaki yang pecah-pecah. Pernah saya olesin body butter ini ke telapak kaki dan tumit suami yang retak pecah-pecah sampai buat jalan aja sakit karena udah luka, dan ternyata berhasil mengatasi kekeringan dan semakin membaik kaki suami. Dua hari pemakaian bikin telapak kaki suami nggak sakit lagi saat berjalan. Kalau bahannya alami gini saya nggak takut ya untuk olesin ke kulit yang luka, tapi kalau yang konvensional duh mikir-mikir karena takut masuk dari luka ke aliran darah.

Plumping Lip Balm 5 gr
100%pure, natural ingredients, cruelty free, BHT free

Harga: Rp 45.000

Bahan: Theobroma cacao seed butter, Olea europaea, Prunus amygdalus seed oil, Eurphorbia cerifera, Alpha-tocopherol

Kemasan: stik plastik bening dan bisa dikembalikan ke alamat Yagi Natural untuk mendapatkan diskon saat beli produk di web Yagi

Lip balm Yagi ini memiliki sedikit aroma cokelat tapi tidak sesemerbak aroma body butternya. Bahannya Cuma berbeda tidak ada minyak kelapa dari si body butter. Konsistensinya bagus, lebih tidak gampang lumer, tapi tetep bisa lumer juga kok saat saya bawa ke tempat yang panas. Di suhu ruangan konsistensinya stabil, tapi ketika di luar bisa sedikit lumer sehingga saat dipakai di bibir bisa langsung meleot bentuknya.

Plumping Lip Balm melembabkan bibir dengan sempurna. Setelah digunakan di bibir bisa terlihat glossy tergantung seberapa banyak dioleskan. Menurut natural saya bisa menunjukkan warna bibir saya dengan bagus tanpa penggunakan lipstick. Karena memang saya sehari-hari suka pakai lip balm aja bahkan ke kantor pun cukup pakai lip balm.

Sembahyang ke Pura pun cuma pakai lipbalm saja

Plumping Lip Balm Yagi ini penyelamat banget. Meski kemasannya berbentuk stik dari plastik, saya lebih suka model diputar begini untuk mengeluarkan isinya karena lebih higienis. Tidak perlu colek-colek tangan ke produk untuk pakai lip balm ke bibir.

Soap Bar Lavender 120 gr
Natural soap bar with 15% cocoa butter, Lavender essential oil and lavender buds

Ada varian lain dari Soap Bar Yagi, yaitu Orange, Rose dan Ocean.

Harga: Rp 70.000

Bahan:  Cocos nucifera (coconut) oil, Oryza sativa (rice bran) oil, Olea Europaea (olive oil) fruit oil, Theobroma cacao seed butter, Ricinus communis seed oil, Sodium hydroxide, Sodium Lactate, Lavandula angustifolia (Bulgarian Lavender) oil, Lavandula angustifolia flower bud.

gambar diambil dari instastory di Instagram @yaginatural

Keterangan yang saya dapat dari Instagram Yagi Natural, mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam Soap Bar Yagi:

1. Cocoa butter, berfungsi untuk menghasilkan sabun yang keras dan creamy, serta efek lembab yang tahan lama setelah pemakaian sabun.
2. Coconut oil, dalam sabun berfungsi sebagai pembersih dan pembusa alami karena mengandung asam laurat yang tinggi, komponen ini pula yang menggantikan tugas SLS/SLES untuk membersihkan kotoran, debu dan kulit mati.
3. Rice bran oil/minyak bekatul, berfungsi sebagai agen conditioning dalam sabun.
4.  Olive oil/minyak zaitun, berfungsi melembabkan dan menutrisi kulit, mempertahankan elastisitas kulit setelah mandi, sehingga after feel menggunakan sbaun Yagi tidak ada rasa kulit seperti terlalu kencang.
5. Castor oil/minyak jarak, merupakan satu-satunya minyak yang mengandung asam ricilinoleat yang sangat mudah diserap oleh kulit dan berfungsi sebagai humectant untuk menarik air dari udara di sekitar kulit dan menjaga kadarnya dalam tubuh.
Selain itu sabun Yagi hanya menggunakan minyak atsiri/essential oil (varian Orange dan Lavender) serta fragrance oil (varian Ocean dan Rose) yang benar-benar phthalates free.

Secara ilmiah sehari-hari orang dapat terpapar hingga 7 kali produk yang mengandung phthalates, 5 diantaranya berasal dari personal care yang digunakan. Komponen phthalates dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi dan gangguan pada organ reproduksi.

Kemasan: karton

gambar diambil dari instastory di Instagram @yaginatural

Sabunnya cantik karena ada taburan sedikit bunga lavender di bagian atas sabunnya. Ukuran sabunnya besar. Aroma lavendernya lembut dan enak. Membuar nyaman. Sabunnya cukup berbusa dan membersihkan kulit dengan baik. Setelah selesai madi pun nggak bikin kulit kekeringan. Saya suka pakainya dan anak-anak pun juga. Rutinitas mandi jadi bener-bener dimanjakan lemak cokelat.

Apakah kamu udah pernah dimanjakan rangkaian produk perawatan tubuh dari cokelat?

❤️ Intan Rastini.