Acara Tukar Baju Bayi oleh Zero Waste ID dan RefillMyBottle

Hari ibu tahun lalu, tepatnya 22 Desember 2019, saya berkesempatan datang pada acara Tukar Baju Bayi yang diadakan oleh Komunitas ZeroWaste.Id dan Refill My Bottle berlokasi di Sunny Side Playscape Bali. Disana ada tiga narasumber yang akan berbagi mengenai gaya hidup minim sampah sebagai ibu. Saya sendiri sebagai seorang ibu dengan dua anak laki-laki merasakan bahwa baju bayi itu memang hanya sementara banget dipakainya. Bayi hingga ke usia balita itu cepat berubah ukuran badannya, kakinya, jadi ukuran baju cepet ga muat, ukuran sepatu cepet ganti.

Screenshot_20200301-193419.png

Tau ada acara ini dari Instagram @zerowaste.id_official

Hadir ke acara Tukar Baju Bayi yang kebetulan berada di Bali itu bukan untuk tukar baju bayi bagi saya melainkan lebih ke acara ketemu teman-teman yang sepemikiran dan sevibrasi. Cihuy sevibrasi… satu gelombang satu frekuensi gitu, ya. Narasumbernya ada Dominique Diyose selaku model dan penggiat lingkungan juga co-founder dari #BaliSwap, Maurilla Imron sebagai pendiri komunitas Zero Waste Indonesia dan juga Christine Go yang merupakan Project Manager RefillMyBottle. Maunya juga sekalian ngajak salah satu anak saya supaya mereka bisa main di Sunny Side, tapi saya takut kerepotan dan nggak bisa nyimak. Anak-anak bisa diajak ke acara ini. Untuk anak di atas usia 8 bulan ada biayanya bayar Rp90.000 untuk bisa main di Sunny Side Playscape.

Selain bisa bertemu dengan narasumber sebagai pembicara utama di sesi berbagi dan bincang-bincang bertema “Peran Ibu Dalam Menanamkan Gaya Hidup Minim Sampah Sejak Dini”, saya juga bisa berkenalan, ngobrol-ngobrol dan mendapat teman baru sesama orang tua yang peduli dengan environmental sustainability. Maka dari itu meskipun saya nggak donasi baju bayi atau nggak bawa baju bayi untuk ditukarkan, saya tetap datang untuk bisa ikutan sharing dan bertemu orang-orang yang hebat. Dan meski saya punya anak, tapi nggak ngajak anak, ternyata benar ada hikmahnya juga supaya saya bisa fokus memerhatikan di dalam sharing session.

IMG_20191222_153250.jpg

Yang saya kenal di acara itu awalnya cuma mbak Maurilla Imron. Kami kenalnya di Instagram karena saya suka ngikutin IG-nya @zerowaste.id_official dan pernah ikut 30 Days Zero Waste Challenge di bulan Januari 2019. Lalu sempat nonton di acara Kick Andy, ada beberapa anak muda yang peduli lingkungan dihadirkan sebagai tamu oleh Andy F. Noya, salah satunya ya mbak Maurilla. Kami sempat saling mengomentari pasca penayangan acara talkshow tersebut lewat direct message IG. Nah, di acara Tukar Baju Bayi ini saya bisa bertemu langsung dan juga bertemu keluarganya mbak Maurilla, Mas Damar, dan si imut Lana.

Mbak Maurilla ini orangnya talkative ya, jadi saya nyaman aja ngobrol sama dia. Secara saya lebih banyak diam dan nggak banyak kenal siapa-siapa juga di sana, jadi dengan mbak Maurilla aktif mengajak ngobrol saya pun nggak kebanyakan diem aja. Ternyata bapaknya mbak Maurilla pernah jadi dekan di Fakultas Kelautan dulu, tempat dimana saya juga sempat kuliah. Lalu diperkenalkanlah saya oleh mbak Maurilla kepada mbak Christine Go. Saat saya bersalaman dengan mbak Christine, dia menyebut namanya “Mimi”, saya kan jadi bingung soalnya yang saya tau namanya Christine hihi.. Saya tau mbak Mimi ini pertama kali dari EcoBali Recycle blog. Nih, dari sini….

Saya sempat ditanya juga oleh mbak Mimi kalau saya pernah dengan tentang RefillMyBottle atau enggak. Ya tau dong… Bermula karena saya juga difitur dalam EcoBali blog dan karena saya mau tau hasil wawancaranya kayak gimana, saya berkunjung dan baca-baca blognya EcoBali. Nah, dari situ lah saya menemukan posting blog yang memfitur Christine Go dari RefillMyBottle. By the way, ini hasil wawancara ecoBali yang memfitur saya dalam ecoBali blog. Wah suatu kehormatan dan kebanggaan bagi saya bisa sama-sama difitur disini seperti orang-orang hebat lainnya yang peduli dan memperjuangkan kelestarian lingkungan.

Aih-alih, di acara Tukar Baju Bayi, saya juga bertemu Korey yang menggemaskan. Baik Korey maupun Lana sama-sama menyusui di lokasi acara, lho. Saya seneng ngelihatnya, karena semakin banyak yang menganggap menyusui itu adalah normal apalagi di tempat umum. Saya juga suka tuh mendukung kampanye #normalizebreastfeeding oleh The Badass Breastfeeder (IG: @thebadassbreastfeeder). Menyusui bayi memang adalah hal yang normal dilakukan oleh ibu.

Selain itu, saya juga berkesempatan berkenalan dengan mbak Fitri, seorang MUA, teman dari mbak Mimi. Mbak Fitri ini sedang hamil saat datang ke acara kami sempat ngobrol-ngobrol bahwa saya pernah naik gunung Papandayan, eh mabk Fitri dan mbak Mimi pun juga pernah naik gunung Papandayan. Ada juga mbak Sonia yang saya temui pertama kali di meja pendaftaran. Saat sharing session mbak Sonia menceritakan mengenai betapa clodi membantu banget anaknya untuk cepat melalui fase toilet training. Dari situ saya ngeh, eh iya bener juga, ya. Saya baru menyadarinya. Soalnya Kalki dan Kavin kan juga pakai clodi turun-temurun (sekali beli dari anak pertama diturunkan ke adiknya). Dan saya pun nggak merasakan fase toilet training yang berlama-lama begitu. Tapi kesulitannya saat fase toilet training dan cul-culan nggak pakai clodi saat tidur ya, karena mereka masih beberapa kali ngompol di kasur dan itu ada tantangan terbesarnya. Rasanya ketika enak-enak tidur sama anak-anak dan salah satu dari mereka ngompol itu aduh, kayak tiba-tiba kebanjiran dan dilengkapi dengan bau pesing!

Baca juga review tentang clodi Kalki dan Kavin di sini. Ada juga tentang Perawatan clodi dan Popok Kain untuk Pemula.

Bertemu pula saya dengan mbok Ayu Winastri yang ternyata mengkurasi baju bayi yang diterima dan ditukar selama acara. Saya baru tau belakangan karena ya itu tadi, saya kan ga bawa baju bayi buat ditukar. Mbok Ayu ini pribadinya ramah dan memiliki usaha yang ramah lingkungan pula yaitu clothing line baju dewasa dan baju anak-anak dari linen. Idenya menarik juga mengenai baju dari linen, karena linen itu bahan organik dari rami. Dan saya sempat tanya-tanya juga kenapa menjatuhkan pilihan pada bahan baku linen untuk Sahaja dan Phinisia? Karena kualitas seratnya. Makin bertambah usia, linen akan makin lembut. Saya juga sempat bertemu Phi, anaknya mbok Ayu disana.

IMG_20191222_162159.jpg

Banyak orang-orang yang menginspirasi yang saya temui di acara tersebut. Selain orang tua juga ada Manaf dan Nara yang masih belum berkeluarga tetapi antusias dalam topik lingkungan yang berkelanjutan. Bahkan seorang Dominique Diyose yang emang udah banyak menginspirasi karena profesinya sebagai model dan publik figur, ia menunjukkan concern terhadap lingkungan dan layak menjadi role model untuk para fansnya. Bersama dengan Dominique diajak juga Meru dan Padme, tapi mereka sedang asyik main di Sunny Side Playscape.

Di kala sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada Dominique. Saya pun sempat bertanya ke mbak Dominique, apakah mbak Domi mengajarkan anak-anak untuk memilah sampah di rumah. Jawabannya ya, dan pastinya dibarengin dengan disediakan wadahnya yang jelas. Karena kalau wadahnya tidak ada, mereka kan juga akan jadi bingung mau pisahin sampah buangnya kemana.

Ya, saya pun berpikir demikian tentang skala yang lebih besar untuk pemilahan sampah. Kalau pemerintah adalah orang tua kita, dan warga adalah anak-anaknya. Maka solusi untuk pemilahan sampah yang efektif dan dapat mengurangi sampah yang terbuang ke TPA adalah dengan fasilitas dan sistem penunjang yang jelas. Jelas dan terpadu. Sampah organik disalurkan dimana dan sampah anorganik disalurkan kemana. Percuma aja jika anak-anaknya udah berusaha memilah sampah dari skala rumah tangga tapi orang tuanya tidak menunjang penyaluran, maka jadi bingung juga akhirnya sampah anorganik terpilah ini mau dikemanain?

Tak lupa pesan yang saya dapat hasil dari sharing session mengenai menanamkan gaya hidup sejak dini bukan saja dari peran ibu, lho. Memang utamanya adalah sang ibu sebagai child-bearing, namun peran ayah juga berdampak. Narasumber utama yang keempat, pak Omar pemilik Sunny Side Playsacape juga membagikan pengalamannya mengenai memiliki anak dengan berbagai macam alergi dan sangat sensitif kulitnya. Pakai popok sekali pakai tidak bisa sembarangan, dan dari sana ia memakaikan clodi. Diterjen pun mungkin juga ga bisa asal-asalan memilih karena bisa menimbulkan reaksi sesnsitivitas di kulit anaknya.

Dari obrolan mengenai clodi tersebut, bincang-bincang berlanjut hingga ke arah bagaimana tips dan trick jalan-jalan dengan anak menggunakan clodi dan pemilihan deterjen yang tepat untuk clodi. Para narasumber membagikan pengalaman mereka bahwa traveling dengan anak berclodi itu challenging banget. Dominique menceritakan kalau Meru pup, maka dia akan langsung mencuci clodinya di toilet. Maka ia tak lupa bawa alat tempur deterjen dalam kemasan kecil, clodi bersih cadangan dan wetbag. Bahkan saat di dalam pesawat, mau bau banget pun bodo amat, langsung kucek di toilet. Begitu kira-kira yang dikatakan oleh Dominique.

Sedangkan mbak Maurilla membagikan pengalamannya untuk ganti popok juga bisa tanpa tisu basah. Yaitu dengan sedia air dalam botol spray. Nanti botol spray itu bisa disemprotkan ke kain lap kering yang dibawa sebagai ganti tisu. What a life hack! Dan sebagai pemilihan deterjen ramah lingkungan, mbak Mimi membagikan preferensinya yaitu deterjen yang berbotol plastik karena bank sampah menerima dan kemasan botol plastik bisa direcycle kembali. Betapa menyenangkan ya bisa berbagi pengalaman, tips dan trik seputar pola asuh apalagi pola asuh yang ramah lingkungan dan minim sampah sejak dini.

Memang acara utama Tukar Baju Bayi ini ya tukar baju bayi sebagai solusi untuk cepatnya pergantian ukuran baju karena pertumbuhan si bayi. Dan solusi untuk mengurangi timbulan sampah tekstil dari baju yang layak pakai dan tak bisa terpakai lagi. Sampah tekstil juga merupakan masalah karena tidak semua tekstil bahan bakunya ramah lingkungan atau dapat terurai kembali di alam dengan mudah. Juga tidak semua baju itu proses pembuatannya berkelanjutan. Seperti apakah diproduksi secara masal tanpa mengindahkan dampak lingkungan atas limbah tekstilnya nanti, lalu bagaimana dengan prosesnya apakah menggunakan pewarna sintetis yang limbahnya mencemari lingkungan?

IMG_20191222_170827.jpg

Meski anak-anak saya sudah bukan bayi lagi yaitu udah 6 dan 4 tahun. Tetapi dari acara Tukar Baju Bayi ini saya dapat banyak pelajaran dan pengalaman dari sesama orang tua lainnya yang concern terhadap keberlangsungan lingkungan, ruang hidup bagi generasi penerusnya. Maka seperti kata pepatah orang Indian yang terkenal itu, Bumi atau lingkungan ini bukan milik kita, namun kita meminjamnya dari anak-cucu kita. Sudah sepantasnya lah kita kembalikan kepada mereka dengan keadaan baik.

Bagaimana menurutmu ide tentang tukar baju bayi ini? Kalau saya, sih, juga menantikan tukar baju untuk dewasa supaya bisa punya koleksi baju berbeda tanpa beli baru. Tinggalkan komentarmu di kolom komentar, ya! I’d love to hear from you. Thank you.

❤️ Intan Rastini

Review Beberapa Merk Clodi Kalki dan Pernak-perniknya

IMG00130-20130325-1632Kalki punya 36 clodi yang terdiri dari 2 macam, pocket dan cover. Untuk model pocket ada 28 biji, 1 yang bahan outernya minky, 2 katun dan sisanya polyester. Untuk model cover ada 2 yang sizenya mini khusus nb dan ada yang one-size (malah dengan rentang size yang besar). Untuk kancing, yang pocket lebih banyak didominasi yang velcro daripada snap. Sedangkan kancing clodi model cover sepertinya memang tidak diproduksi dengan snap, jadi yang dipunyai Kalki velcro semua. Aku sendiri lebih prefer velcro karena lebih mudah dan praktis jadi bisa lebih cepat memakaikannya. Dari jumlah memang lebih banyak clodi pocket dari pada cover, tapi sebenernya aku suka dua-duanya karena kekurangan dan kelebihan masing-masing imbang. Karena beli clodinya nyicil sejak hamil, dan lebih dulu tau clodi model pocket, makanya yang dicicil dari awal itu pocket. Nggak heran juga koleksi model pocketnya lebih banyak karena yang dijual di pasaran model pocket lebih bervariasi motif dan warnanya, sedangkan cover lebih sedikit pilihanya. Kalo aku sih ogah beli clodi yang sama warna atau motifnya hihihi.

Dari 36 clodi yang ada… yang terpakai efektif sampai sekarang adalah 32 clodi. Yang 2 karena size nb jadi ga bisa kepakai lagi sama sekali. Trus 2 lagi nggak aku pakaikan ke Kalki karena kualitasnya kurang bagus. Selama sebulan lebih kalki udah pakai popok kain terus, ya popok kain modern alias clodi juga dibantu popok talinya (back to basic) sampai pakai kain bedong yang dilipat-lipat kayak prefold pun pernah – seperti tarzan kalo kami liat Kalki pakai ini hehehee. Jumlah 32 clodi kan ga langsung terkumpul 32, awalnya aku beli 6 biji dengan merk yang berbeda, lalu nambah 2 (dibarengi beli menspad untuk mamanya Kalki), nambah 1 (dibarengi beli menspad lagi), nambah 5… dan akhirnya karena mikir belanja online tuh lebih hemat kalo beli langsung sekaligus banyak maka aku ngumpulin budget sampai 500.000 baru beli langsung 11 biji covernya aja (karena udah beli alas ompol 3 lusin sebelumnya), trus beli lagi 10 biji, dan lagi yang (kayaknya) terakhir ini beli 4 biji (dibarengi lagi-lagi.. menspad).

Sehari Kalki bisa pakai 6 sampai 9 clodi. Jadi jumlah 32 itu cukup banget. Apalagi karena papa nyuci hampir tiap hari, jadi di lemari bisa numpuk 20-an lebih clodi siap pakai. Lain cerita pas musim hujan seperti saat ini… widih bisa kejar tayang cuci-jemur-pakai banget deh. Bahkan karena lama keringnya tanpa sinar matahari, nyuci pun tertunda karena harus nunggu jemurannya kosong dulu.

Daftar inventori dan reviewnya…

Cover Diaper Paling praktis perawatannya dibanding pocket karena ga ada lapisan inner yang meneruskan air. Inner itulah yang butuh perawatan stripping kalo udah water repell. Jadi cover bisa dicuci pakai deterjen apa aja asal tetep jumlahnya sedikit agar tidak merusak PUL dan bisa kering cepat, sangat cocok di musim hujan. Kalo udah kena ompol/pup tapi ga sampai kena covernya bisa ganti soakernya aja.

1. Lil’G (red, yellow) + 3 soaker: Ukurannya mini, untuk Kalki dari nb cuma bisa dipakai sampai usia 1,5 bulan karena dia udah berbobot 5,5kg dan bagian pahanya udah sempit banget sampai nyeplak karet elastiknya. Bahan PUL-nya bagus, seperti campuran karet (lebih tebal), bisa dilap kalo kena rembesan air kencing aja. Ada leg gussetnya. Ada snap untuk menempelkan soaker dan ada celah di sisi depan dan belakang untuk menyisipkan soaker dari kain tetra atau alas ompol agar tidak mudah bergeser. Soakernya cepet jadi kaku, di kedua ujungnya tidak dijahit. Soaker dilengkapi brand tag. Pernah bocor karena udah kebanyakan nampung pipis.

IMG00621-20130629-1007 IMG00464-20130614-1419 IMG00594-20130627-0912 IMG00501-20130618-1321

2. Bebibum (letters, baseball, yellow, green, blue, choco) + 6 soaker: Ukurannya jumbo, jadi rangenya pemakaiannya bisa lama. Tertulis 4,5-18kg sih, tapi mari kita buktikan apa bisa sampai 18kg.. soalnya yang Lil’G aja tertulis sampai 8kg kalo ga salah, nyatanya ga sesuai tuh. Bagian PUL-nya tertutup dengan lapisan polyester, jadi nggak bisa dilap kalo kena rembesan air kencing, terpaksa ganti se-covernya deh. Tapi keuntungan didobeli polyester bagian dalamnya ini membuat lapisan PUL-nya tidak terpapar sinar matahari langsung kalo dijemur, bisa bikin awet, ga pecah-pecah. Ada leg gusset dan ceruk lekukan untuk bokong cukup dalam. Tidak ada celah untuk menyisipkan soaker, hanya snap. Soakernya bagus dan lebih panjang, dilengkapi brand tag. Belum pernah bocor.

vScreenshot_1377464740447 IMG00975-20130920-0816 25092013390 IMG00921-20130825-1214

Pocket diaper memiliki kecanggihan teknologi inner yang meneruskan air tapi mempertahankan permukaan bahan kain inner tetap kering atau stay dry. Ini yang aku suka dari pocket, karena inner tidak bikin kulit bayi yang bersentuhan dengan popok dalam kondisi basah atau terlalu lembap (hampir persis seperti teknologi pospak.)

3. Pempem (pohon, macan, rumah, kelap-kelip, lebah, baseball, apel malang, A-I-U-E-O, daun, helikopter, daun, helikopter, kenari, rock, perca, akuarium, mobil, jeruk, hutan, batik, awan) + 2 insert bamboo dan 1 insert microfiber: bahan inner dari suede yang super stay dry! Outer kaku tapi membuat inner dari alas ompol ga gampang kelipet. Cepat kering kalo dijemur. Ada yang full motif ada yang motifnya cuma di ban pinggang. Elastik paha lebih cepat kendor. Lubang memasukkan insert lebar, memudahkan memasukkan insert yang lemes-lemes seperti alas ompol. Insert bambunya 3 lapis tapi tipis, meski begitu lebih lama kering karena daya serap airnya yang bagus. Insert bamboo ada snapnya untuk dipakai dengan booster (bisa dipakai terpisah ataupun bersamaan). Insert microfibernya 3 lapis, lebih nyaman aku pakai karena ga mudah kelipet seperti insert bamboo. Setiap insert dilengkapi brand tag. Pernah bocor karena insert kelipet-lipet, karena posisi Kalki miring dan bahkan saat Kalki menyusui, air kencingnya mengalir keluar dari celah di bagian perut yang longgar. Ada lifetime warranty untuk membetulkan kancing, elastik, dll.

IMG00931-20130825-1631 04092013340 IMG00778-20130720-1121 06102013474 IMG00899-20130823-1810 IMG00912-20130824-1259

4. Pumpkins Baby (minky brown cow, blue owl, elephant) + 4 insert microfiber: bahan inner suede yang lebih tebal dari Pempem tapi kurang stay dry. Tidak tersedia kancing velcro. Outer pas, tidak terlalu lemes dan tidak kaku. Elastik paha masih kencang. Lubang insert di bagian belakang dilengkapi elastik. Insert microfibernya bagus, 3 lapis mf. Hampir sama seperti kualitas insert mf pempem, tapi tidak ada brand tag. Pernah bocor. Ada warranty untuk membetulkan snap.

IMG00788-20130724-0859 30082013294 IMG00771-20130719-1331 25082013285

5. Cluebebe (crab) + 1 insert microfiber-fleece: Bahan inner fleece yang kurang stay dry meski lembut banget. Outer lemes. Lubang memasukkan insert dibuat celah dengan kain inner bertumpuk di bagian depan yang aku kurang suka. Insertnya bagus dilengkapi dengan fleece 1 lapis dan mf 3 lapis, ukurannya lebih panjang dan tebal dari standar. Di salah satu ujung insert ada yang tidak dijahit, jadi seperti pocket, bisa jadi untuk mempercepat kering saat dijemur. Insert dilengkapi brand tag. Pernah bocor dan rembes.

02102013445 02102013447

6. Pokado (solid blue) + 2 insert microfiber: mirip-mirip dengan Cluebebe, innernya fleece, laminasi PUL-nya tipis dan outernya lemes seperti lycra, mudah melar bagiku nggak masalah karena bikin lebih mudah meng-adjust. Lubang memasukkan insert dibuat celah dengan kain inner bertumpuk di bagian depan, nggak enaknya lubangnya di depan adalah karena sempat ada serpihan pup yang sampai masuk ke dalam dan susah bersihinnya kalo udah masuk gitu. Insert 3 lapis, lebih kaku dari pada insert mf yang lain dan tanpa brand tag. Pernah bocor.

IMG00710-20130716-1752 IMG00714-20130716-1753

7. Niol (spongebob, angry birds) + 4 insert terry: bahan outer dan inner dari katun biasa, ditengahnya ada jas baby sebagai waterproof. Bahan jas ini tidak berpori jadi membuat sirkulasi udara nappy area kurang bagus. Lubang insert di belakang dan berkaret seperti Pumpkins Baby. Insert dari bahan handuk biasa yang berbentuk persegi dilapisi bahan seperti suede-nya inner pempem, jika akan digunakan, insert dilipat jadi persegi panjang. Model insert seperti ini memudahkan saat penjemuran cepat kering. Sayangnya insert ini kurang bagus, daya serapnya kurang, pernah luntur zat warnanya saat disiram air panas, dan karena petunjuk dari produsen sekali pakai langsung 2 insert jadi bikin bulky banget. Bocor kalau kelamaan nggak diganti.

Pernak-pernik clodi

Liner

1. Nathabam: fleecenya bolak-balik, jadi kedua sisi permukaan liner ini sama-sama lembut bisa dipakai buat bersentuhan ke kulit bayi dua-duanya. Daya meneruskan airnya bagus. Setiap ujung liner ini tumpul yang menjadikan jahitan pinggiran kainnya kuat dan rapi.

2. GG: fleecenya lebih ngerempel beda dengan fleece Nathabam yang seperti tersisir halus dan hanya ada pada satu sisi. Jahitannya pinggiran kainnya kurang bagus, udah ada yang mulai lepas. Ukurannya lebih besar dari liner Nathabam.

Alas Ompol

3. Cilipopo: Dipakai selama 3 bulan udah mbrodol jahitan pinggiran kainnya. Harga lebih mahal, tapi kualitas sama aja dengan Baby Oz. Kain tenun putih polos ga ada embel-embel merk, hanya jahitan pinggiran kainnya yang berwarna, ada tiga warna: merah marun, kuning dan biru.

4. Baby Oz: Jahitan rapat, kuat dan bagus, ujung-ujung tepi kain tumpul dan ini membuat jahitan pinggiran kain nggak gampang brodol. Warna tenunnya cantik, lorek warna-warni pastel dilengkapi dengan printing merk. Daya serap bagus dan kecepatan kering saat di jemur medium.

5. Nathabam: Bahan kaos putih polos 2 lapis dengan daya serap yang lebih oke, karena bisa nampung lebih banyak cairan, meski ukurannya lebih kecil dari pada AO Cilipopo dan Baby Oz. Jahitan pinggiran kainnya bagus, dengan benang bergradasi warna-warni. Karena bahannya kaos, gampang melar kemana-mana. Lebih lama kering saat dijemur karena tebal dan daya serapnya yang maksimal.

Cloth wipes

6. Cilipopo: Kain fleece 2 lapis yang satu ada motifnya, yang satu putih polos. Cocok banget buat ngelap pantat bayi karena bahannya lembut dan bisa dipakai bolak-balik. Kalo aku pakai bagian yang bermotif dulu, lalu baru pakai bagian yang putih, kalo masih ada warna kuning-kuning, berarti belum bersih jadi aku bisa mengulang ngelap dengan bagian kain yang masih bersih atau dengan lap lainnya. Bahan fleece ini bagus banget, karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan pas nyebokin: mau basah banget atau cuma lembap aja dengan diperas airnya sampai keluar.

Perawatan clodi dan pernak-perniknya Kalki memakai deterjen Sleek untuk bayi, lalu kami beralih ke eco ball supaya benar-benar tidak ada residu deterjen yang bisa mengurangi daya serap clodi. Selain baik untuk clodi, eco ball juga baik untuk lingkungan karena tidak menyisakan limbah bahan kimia seperti sabun dan deterjen.

P.S Review ini ditulis bukan bermaksud untuk menonjolkan atau menjatuhkan suatu produk atau merk tertentu ya. Tapi untuk memberikan komentar terhadap produk clodi setelah memakaikannya kepada Kalki.

Guscil and his cloth diapers

Popok tali kain dan diaper cover modern. ~,^ we just need tropical bright sunshine everyday!

tired after prewashing cloth diapers :D

woozaaaahhh….

mama needs to take a breath :O

laying down with orange n' guscil's rainbow cloth ... a moment to breath ;)

laying down with orange n’ guscil’s rainbow cloth … a moment to breath 😉

Prewashing Cloth Diaper

Ini rangkuman yang penting by me:

Berikut ini cara prewashing popok kain dengan tangan (handwashing), khususnya untuk pocket system:

Larutkan air secukupnya dengan deterjen dalam ember. Untuk satu set popok pocket (1 insert & 1 outer) biasanya digunakan ¼ sendok teh deterjen. Rendam outer dan insert selama kurang lebih satu jam.
Kucek ringan outer, khususnya di bagian inner. Kucek ringan insert. Bilas hingga tidak ada busa pada air bilasan. Bisa juga dibilas menggunakan mesin cuci namun sebaiknya gunakan laundry bag untuk outer agar karet elastic di bagian paha & punggung lebih awet.
Peras ringan semua outer dan insert (tanpa dipelintir). Anda bisa menggunakan tabung pengering (pada mesin cuci dua tabung/ top loading) untuk memeras insert dan outer yang masih berada dalam laundry bag.
Jemur sampai kering
Untuk prewash yang kedua dan ketiga kalinya, sebaiknya tidak menggunakan deterjen.

Untuk popok kain modern dengan sistem all in two (diaper cover):

-> Outer pada popok all in two biasa disebut cover. Pada cover tidak terdapat lapisan inner. Bahan penyerap ompol yang disebut insert pada pocket system disebut soaker pad. Pada dasarnya, cara prewash untuk popok all in two adalah sama seperti prewash pada pocket system, yang membedakan hanya pada cover. Cover boleh langsung dicuci dan dibilas dan diperas ringan. Bila menggunakan mesin cuci, sebaiknya masukkan cover dalam laundry bag.

Catatan:

Outer biasanya hanya memerlukan satu kali prewash, sedangkan insert umumnya memerlukan 2-3x prewash.
Prewash bahan organik memerlukan sekitar 5x prewash, bahkan bisa sampai 8-10x karena kandungan minyak alami-nya. Semakin banyak prewashing, semakin maksimal daya serapnya.
Prinsip utama penjemuran popok kain modern: Insert dan outer di bawah sinar matahari langsung. Inner pada outer harus menghadap ke atas. Jemur hingga kering dengan sempurna.

Milis Popok Kain

Seperti halnya pakaian baru, popok kain atau cloth diaper (clodi) perlu dicuci dulu sebelum digunakan. Apalagi pengguna popok kain adalah bayi yang masih sensitif kulitnya. Pencucian awal ini yang dikenal dengan istilah prewashing.

Bila kita melihat lagi pada blogpost Kamus Popok Kain: Perawatan, prewashing popok kain memiliki tujuan-tujuan yang secara umum adalah membersihkan lapisan yang ada pada bahan serta menambah daya serap popok itu sendiri.

Panduan utama kita untuk prewashing adalah: 1. Informasi dari produsen dan/atau seller; 2. Jenis bahan popok kain. Namun secara umum, prewashing dilakukan sebanyak 3 kali (cuci-kering) dengan sedikit deterjen. Deterjen yang digunakan sebaiknya yang sesuai untuk pencucian popok kain.

Bagaimana cara prewashing?

Persiapan:

  • Untuk popok kain modern, pastikan semua snap dan/atau hook & loop (velcro) dalam keadaan terbuka. Untuk hook & loop, rekatkan pada laundry tab masing-masing. Pastikan outer dalam keadaan kosong, tidak ada insert di dalamnya (kecuali yang memang sudah…

View original post 733 more words