Review Make + Sense Tearless Head to Toe Wash Ramah di Kulit Anak dan Ramah Lingkungan

Hai, akhirnya saya review produk perawatan tubuh lagi. Setelah mengulas pembuatan makanan dan minuman sebelumnya, mari saya kembali lagi mencatatkan pengalaman pribadi dalam menggunakan produk natural yang menyehatkan kulit serta memanjakan our senses dan ramah lingkungan.

Bathroom Habitat: Make + Sense by @organicbeauty.id

Waktu itu saya mencoba dua varian sabun multifungsi yang bisa dijadikan shampoo, sabun badan dan sabun muka sekaligus. Satu untuk anak-anak saya dan satu lagi buat saya dan suami. Barusan saya sempat ngobrol juga sama mbak Citta Flo, bahwa HTTW itu pHnya disesuaikan untuk seluruh bagian kulit (termasuk rambut, ya) sehingga dibuat semild mungkin jadi nggak bikin perih di mata. HTTW apa yang udah habis saya pakai? Antara lain ada:

Make + Sense (Tearless) Head to Toe Wash ARMAND


Scent:
Rosewood | Lemon

Sulfate-free, nonsoap head to toe wash. Free from parabens, synthetic fragrances and other harsh/harmful chemicals. All biodegradable, clean & natural-allowed ingredients, ECOCERT comply formula.

Note: SAFE FOR KIDS BELOW 3 YEARS OLD (AND PRACTICALLY EVERYONE)

Isi: 8.45 fl.oz/ 250ml
Bentuk isi: cairan bening yang cukup kental
Harga: Rp 139.900 (beli Desember 2019)
Kemasan: wadah botol pump dari aluminium
Masa pakai optimal: baik digunakan dalam 12 bulan setelah diproduksi

Bahan: Aqua, Sodium, Lauroyl, Methyl Isethionate, Cocamidopropyl Betaine, Sodium Methyl Oleoyl Taurate, Lauryl Glucoside, Coco Glucoside, Glycerin, Natural Betaine, D-Panthenol, Essential Oil, Cyamopsis tetragonoloba (guar) gum, Benzyl Alcohol, Benzoic Acid, Dehydroacetic Acid, Lactic Acid. ECOCERT comply (mungkin kamu ingin tahu lebih lanjut yang dimaksud ECOCERT comply, bisa klik tulisan saya sebelumnya tentang Apa itu Skincare Natural)

Cara Pakai: basahi terlebih dahulu tubuh lalu tekan pompa botol untuk mengeluarkan cairan sabun. Tuang secukupnya dan balurkan ke seluruh tubuh. Karena ini HTTW (Head to Toe Wash) yang berarti bisa dipakai dari rambut hingga ke kaki jadi bisa digunakan keramas dan juga sebagai pembersih wajah.

Saya suka banget dengan konsep produk Make + Sense ini karena kemasannya waktu itu dijual dengan botol pump aluminium, dan bisa refill. Namun karena imbas pandemic COVID-19 menjalar kemana-mana tidak hanya di China saja, maka kemasan aluminium ini udah nggak tersedia oleh Make + Sense, diganti dengan kemasan botol PET dan mungkin masih ada yang pump, tapi juga disediakan dalam botol PET bertutup flip.

Kenapa waktu itu tertarik beli produk Make + Sense, karena saya cari sabun yang ramah buat anak-anak alias tidak pedih di mata. Lalu ternyata Make + Sense ini punya varian pembersih yang bisa buat dari ujung kaki sampai kepala jadilah saya mencoba membelinya.

Kalki dan Kavin itu kalau dikeramasin suka rada rewel pas busa sabun kena matanya. Pernah dulu beli Eskulin Kids Two-in-One yang bisa buat keramas juga sebagai body wash, harganya terjangkau dan bisa dibeli di minimarket terdekat. Tapi itu produk konvensional, ada harsh chemical di dalamnya. Tidak terlalu baik untuk kesehatan kulit anak dalam jangka panjang. Selain itu kalau ada fragrance sintetis, cuma dapat wangi sesaat tapi nggak dapat efek terapeutik lebih dalam lagi bagi kesehatan.

Kulit anak-anak saya cenderung mudah kering. Permasalahannya berbeda semua. Kalki lebih rentan terhadap gigitan nyamuk sehingga mudah gatal. Saat bentol-bentol gigitan nyamuk itu bikin gatal, maka nggak tahanlah dia garuk hingga luka, jadilah mudah koreng. Atau menimbulkan bekas-bekas luka akibat garukan. Duh, banyak banget, deh, bentol, luka, dan bekas luka di kaki Kalki yang udah terlihat kayak macan tutul.

Nah, kalau Kavin kulitnya lebih tahan terhadap gigitan nyamuk Dia lebih jarang, sih, bentol-bentol dan nggak sampai koleksi koreng bekas luka akibat garukan kayak kakaknya. Tapi kulit Kavin cinderung lebih kering dan gampang timbul eksim. Kalau udah eksim kayak ada bercak dengan warna lebih pucat di tulang kering kakinya. Kebanyakan sih nggak bikin gatal, hanya kulitnya jadi bener-bener kering dan berbecak lebih putih. Syukur sekarang udah nggak pernah muncul eksim begitu lagi.

Dengan dua permasalahan kulit yang berbeda anatara Kalki dan Kavin, saya cukup terbantu dengan HTTW Armand. Baik adik dan Kakak sama-sama suka aromanya Armand. Wnaginya menyegarkan dan khas fresh fruity gitu untuk anak-anak. Pakai untuk keramas dan cuci muka Kalki dan Kavin pun nggak pakai drama, karena saya bilang ke mereka, “coba aja melek, dek, kak, nggak perih kok sabunnya.” Dan bener aja mereka berani coba melek pas keramas, nggak rewel lagi deh masalah sabun bikin perih mata.

Untuk di kulit anak-anak Armand bikin lembab banget. Bahkan saat dibilas, kulit bakalan terasa licin gitu saat masih basah. Anak-anak sih nggak terlalu pas dengan rasa licin di kulit mereka saat masih basah. Jadi mereka berasa kayak belum tuntas gitu bilas sabunnya. Tapi kalau pas udah pakai handuk dan kering, enak kok di kulit. Segar, melembabkan dan nggak bikin kulit anak-anak saya kering lagi….

Pinter banget sih, Mbak Win bikin sabun nggak pedih di mata buat anak-anak. Baunya bikin seger dan semangat tapi bukan bau synthetic fragrance, ya. Ini bau essential oil blend. Essential oil blend punya manfaat terapeutik yang lebih bagi penggunanya bukann hanya saat dihirup tetapi juga saat diaplikasikan ke kulit meski hanya beberapa menit saja saat mandi. Bahan liquid HTTW pun biodgradable untuk lingkungan, tidak menyebabkan pencemaran bagi ekosistem air.

Yuk kita lanjut bahas HTTW varian Infinite…

Make + Sense (Tearless) Head to Toe Wash INFINITE

Scent:
Vanilla | Peppermint

Head to toe wash non saponifikasi. Dapat digunakan sebagai shampoo maupun sabun badan. Bebas sulfat, paraben, pewangi sintetis dan bahan berbahaya lainnya. Diformulasikan sesuai dengan standarECOCERT, dengan bahan-bahan yang dapat diurai oleh alam serta memenuhi standar natural.

Catatan: TIDAK DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANAK DI BAWAH 3 TAHUN KARENA MENGANDUNG MENTHOL.

Isi: 8.45 fl.oz/ 250ml
Bentuk isi: cairan bening yang cukup kental
Harga: Rp 139.900 (beli Desember 2019)
Kemasan: wadah botol pump dari aluminium
Masa optimal: baik digunakan dalam 12 bulan

Bahan: Aqua, Sodium, Lauroyl, Methyl Isethionate, Cocamidopropyl Betaine, Sodium Methyl Oleoyl Taurate, Lauryl Glucoside, Coco Glucoside, Glycerin, Natural Betaine, D-Panthenol, Essential Oil blends, Cyamopsis tetragonoloba (guar) gum, Benzyl Alcohol, Benzoic Acid, Dehydroacetic Acid, Lactic Acid. ECOCERT comply.

Cara Pakai: basahi terlebih dahulu tubuh lalu tekan pompa botol untuk mengeluarkan cairan sabun. Tuang secukupnya dan balurkan ke seluruh tubuh. Karena ini HTTW (Head to Toe Wash) yang berarti bisa dipakai dari rambut hingga ke kaki jadi bisa digunakan keramas dan juga sebagai pembersih wajah.

Kalau Armand buat Kalki dan Kavin, nah.. yang satu ini buat mama dan juga papa (sesekali). Sama seperti Armand, HTTW yang ini juga bikin lembab di kulit meski setelah dibilas berasa licin. Aromanya beda dengan Armand yang ceria dan fruity, ini bagi saya lebih deep dan dingin. Kenapa deep, karena aroma vanilla bagi indera penciuman saya (iyesh my smelling sense) itu berat.

Sedangkan aroma peppermint tuh kayak renyah dan lebih airy ringannya. Wih perpaduan yang gemilang, ya Miss Bunny. Mbak Wina a.k.a Miss Bunny creatornya memang menciptakan perpaduan-perpaduan campuran minyak atsiri gemilang dalam produk perawatan tubuh Make + Sense. Dulu di akun Tokped yang lama Miss Bunny memberi diskripsi gambaran wangi produknya itu dengan cerita yang unik. Seperti Armand itu kisah aromanya kayak anak kecil yang menendang bangun dari tidur. Kalau Infinite tentang pegunungan kayaknya, saya udah lupa, deh.

Duh, saya suka dan jatuh hati sama Infinite ini. Karena apa, dari nama aja udah suka. Maklum lah waktu beli masih ngeraba-raba, karena tidak dapat mencium aroma produknya langsung jadi saya menimbang dari deskripsi aroma yang digambarkan oleh Miss Bunny di deskripsi marketplace, dan sambil nanya langsung juga di Instagram. Infinite, tidak terbatas kan, jadi rasanya emang pas mandi angan menerawang jauh tak terbatas, antara terbang dan termanjakan hampir semua panca indera saya. Emang bener, secara visual juga produk ini digambarkan dengan gunung, saya suka lihatnya. Karena ada memori first kiss dengan papa di gunung, eaaa…

Anak-anak juga suka bilang bahwa sabun mama itu yang gambar gunung, sabun Kalki dan Kavin itu yang gambar beruang. Matching, ya visualisasi kemasan varian sabun yang kami pakai. Armand diwakilkan oleh beruang kutub, Kalki dulu waktu masih di kandungan, saya panggil dia sebagai ‘baby bear’ tapi saya merujuk spesifik ke beruang grizzly, sih. Papa dan mama pun dulu jadiannya di gunung Papandayan, Garut (eaa lagi) jadi cocok diwakilkan oleh visualisasi gunungnya Infinite. Duh rasanya dulu pas masa itu sama papa emang infinite, something beyond our emotion, our senses.

Duh, kebetulan nih, efek dari peppermint itu emang nyegerin di kulit terasa ada cooling efek yang membuat penat hempas seketika. Karena memang terasa adem di kulit. Jadi kalau saya capek abis kerja itu enakan jadinya setelah mandi, nggak suntuk lagi hehe. Sedangkan aroma vanilla yang deep ini bisa bermafaat sebagai aphrodisiac. Uwuwu, vanilla punya efek sexual desire arousing, hati-hati kawan yang masih jomblo karena belum ada lawan main, cari aman aja. Buat pasutri ya bisa lanjut kalau tertrigger ehehe.

Kalau bagi saya pribadi, yang emang hampir memiliki hasrat yang konstan jadi nggak terlalu sexual desire arousing, kok. Yangs saya rasakan ya hasrat yang konsisten saja. Jadi abis mandi dengan infinite bakalan ter-trigger untuk bercumbu itu rasanya tidak sama bagi semua orang, tergantung tipe sexual desire kamu, bisa jadi kamu sebegitu fiery-nya, bisa saja.. Saya pakai aromatheraphy spray Love Speel dari Botanina saja, juga tidak terlalu trigger jadi lebih hot ke saya, nggak tau bagi suami gimana, ya. Tapi yaitu, kalau hasrat itu sudah ada secara konstan jadi ya tetap hadir di sana.

Nah, itu dari sisi aphrodisiac property dari minyak atsiri vanilla yang dikandung oleh Infinite, ya. Sekarang beralih ke kualitas yang satu lagi, nih, yaitu emmenagogue. Wuuh yang ini efek terapeutiknya mantep banget ke saya. Bukan setelah sekali atau dua kali mandi pakai Infinite, tapi setelah udah lama pakai, ada kali 1 bulanan. Langsung berasa pas periode haid berikutnya mau dating, maka datanglah dengan lancer tanpa bercak-bercak inisiasi dulu sebelumnya seperti biasa. Langsung kayak bendungan ambrol, mak!

Dari dulu saat masih remaja, haid saya emang rutin, setiap bulan sekali dan selalu maju satu minggu (yang ini terjadi setelah pasang IUD). Jadi datangnya si tamu bulanan ini biasanya pakai pertanda dulu berupa cairan berbercak darah sedikit-sedikit aja. Baru setelah itu hari ketiga aliran lancar dan deras. Hari keempat, kelima dan keenam udah mulai biasa aja, nggak heavy flow.

Nah pas saya pakai Infinite ini, haid saya datang secara tiba-tiba, emang sesuai jadwal kayak biasanya, tapi ngalirnya langsung deres banget! Saya sampai pening. Terasa pusing banget karena banyak darah langsung keluar. Dan yang biasanya saya haid bisa sampai 6 atau 7 hari, ini selesai dalam waktu singkat saja cukup 5 hari langsung kelar, bersih, beres. Wow!

Oh ya, kadang saya pakai keramas pakai infinte, kadang cuci muka juga pakai ini tapi itu kadang-kadang aja. Karena saya udah pakai shampoo dan facial cleanser tersendiri, jadi Infinite ini saya fokuskan untuk badan. Saya juga bawa Infinite spare di botol yang lebih kecil untuk dibawa kemana-mana. Just in case of kepepet, saya sedia sabun, shampoo dan facial cleanser sendiri jadi satu. Kalau lagi pergi berenang atau nginep di mana sama anak-anak, saya bawakan Armand dalam botol lebih kecil.

Dan sedikit cerita di dunia perbelanjaan online saya. Gara-gara ingin beli Make + Sense inilah akhirnya saya unduh aplikasi marketplace Tokopedia. Dan pertama kali beli produk di sana yaitu beli Make + Sense. Sampai di awal sempat nanya-nanya juga ke mbak Wina, gimana mekanisme purchasing di Tokped hihihi.

Dan dapatlah saya cashback OVO point yang begitu banyaknya Rp 55.960 karena dulu ada voucher cashback gitu. Lumayan bisa dipakai buat transaksi berikutnya. Dan mbak Wina memproses pesanan cepat juga, lho. Begitu pesan tanggal 17 Desember 2019 langsung kemas dan kirim hari itu juga. Paket saya dari Tangerang pun datang di Tabanan, Bali tanggal 20 Desember 2019.

Kemasan paket Make + Sense juga bagus banget, pakai kardus dan bubble wrap yang digunakan kembali dan diikat karet gelang ke botol sabunnya. Selebihnya kardus direkatkan pakai gummed tape. Ada penyok dikit di botol saya. Tapi isinya aman. Sekarang produk Make + Sense udah dijual dalam kemasan botol PET.

Ada penambahan kemasan yang lebih travel friendly yaitu 100 ml dan bahkan ada juga kemasan jumbo buat stok dan isi ulang sebesar 500 ml dan 1 L. Cuma maaf ya, karena saya rada irit, dan hemat-hemat pakai Infinite, jadi lupa kapan habisnya. Kayaknya dalam 4 bulan untuk pemakaian sendiri, apalagi ada yang saya spare di botol kecil. Kalau Armand kurang-lebih habis duluan karena dipakai barengan dua anak.

Hari ini akhirnya saya pesan lagi produk Make + Sense, kali ini saya mau coba Twin Flame yang limited edition itu. Yang ini khusus sebagai body wash saja, bukan HTTW. Karena dalam pertama kali memilih, sebenernya saya mencoba Infinite itu karena impresi deskripsi gambaran aromanya dan terpesona dengan kombinasi perpaduan minyak atsirinya, selain juga memerlukan fungsi HTTW-nya seperti Armand yang cocok untuk anak-anak saya.

Sedangkan Twin Flame yang akan datang ini perpaduan minyak atsirinya adalah Rosa Damascena dan Santalum Album alias Rose and Sandalwood. Waaaah kok cocok banget, nih dengan rekomendasi guru praktisi Ayurveda Kimana Nichols dan Zia Kusumawardini, bahwa konstitusi dominan pikiran dan tubuh saya adalah Pitta, dan pitta itu elemen dari air dan api yang cenderung panas. Cocok diademin pakai minyak atsiri mawar dan cendana. Aduh top list eo untuk menyeimbangkan Pitta, udah cocok banget iniiii!

Dan kali ini saya mau dikasi free sample sama miss Bunny, aaah senangnya.. Karena kebetulan HTTW Make + Sense udah pada habis dan saya udah ngumpulin budget buat beli Make + Sense lagi. Like a dream comes true plus a surprise bonus! Sebelumnya saya juga pernah tanya juga di grup White Label Skincare dulu, gimana sih kok ada yang pada dapat free sample gitu, kan ingin juga dapatnya hihi…

Makasih banyak Miss Bunny. Emang saya udah tau kalau dikasi bonus karena tadi DM di Instagram, tapiii… we’ll see, we’ll see which variant that she’ll give me. Interesting! All the variants of Make + Sense are indeed interesting. Selanjutnya saya juga mau nyobain Le Pèchè Mignon sebagai facial wash dan Pristinity buat desinfeksi matras yoga saya.

Oke sekian dulu review di bulan September ini. Minggu depan saya udah mulai masuk kelas tutorial online untuk perkuliahan semester 5 jadi sementara akan mengurangi aktivitas ngeblog dulu. Dan juga sambil masuk kelas Holistic Beauty Detox by Zia Kusumawardhani, so it’s an intense double class that I will attend in the last of September.

Bye, love. See you again very soon!

️ Intan Rastini

Resep Tepache Minuman Khas Meksiko yang Nyegerin – How to Make Your Own Tepache

Asyik, nih kami baru aja panen satu buah nanas. Ukurannya cukup kecil tetapi rasanya manis sekali karena dibiarkan benar-benar matang dahulu sebelum dipanen. Saya senang banget akhirnya bisa eksekusi pembuatan tepache.

Panen nanas di rumah

Menurut kamus Encarta, tepache adalah…

Mexican alcoholic drink: a Mexican alcoholic drink of varying strength, usually made by fermenting pineapple, sugar, and water

Cara pembuatannya pun mudah, memanfaatkan sisa kulit nanas.

Bahan:

1. Kulit dari 1 buah nanas dan bonggolnya, nanas ukuran kecil
2. 500 ml air
3. 100 gr gula merah

Alat:

1. Toples kaca
2. Sendok kayu
3. Kain bersih untuk menutup toples kaca
4. Karet atau tali untuk mengikat kain yang ditutupkan ke toples

Cara membuat:

1. Cuci bersih kulit nanas dengan air mengalir. Bisa diikutkan juga barisan bulatan hitam di daging buah.

2. Irisi-iris gula merah dan larutkan ke dalam air dengan di aduk-aduk sampai larut seluruhnya.

3. Rendam kulit nanas dan bonggolnya pada air larutan gula dalam wadah toples kaca, aduk-aduk dan pastikan terendam semua bagian kulit nanasnya.

4. Tutup toples dengan kain bersih dan ikat dengan karet atau tali.

5. Dalam 24 jam, cek cairan. Jika muncul buih putih dan gelembung di permukaan, fermentasi dianggap berhasil.

6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 3 hari. Letakkan di suhu ruang. Semakin lama dibiarkan, rasa Tepache akan semakin kuat. Tiap 24 jam sekali, buih-buih putih dapat dibersihkan sembari diaduk.

7. Setelah 3 hari, saring tepache dari kulit nanas dan masukkan ke kulkas saat mau disajikan. Ampas berupa kulit nanas bisa dibuang ke komposter.

Jika suka, dapat ditambahkan kayu manis, cengkeh, star anise, atau jahe saat perendaman kulit nanas ke air gula. Sesuaikan saja dengan selera. Kalau saya menggunakan tambahan cengkeh kering 6 biji.

Minuman fermentasi khas Meksiko ini mengandung probiotik, kaya enzim dan kaya vitamin C. Udah gitu seger pula rasanya. Kalau tidak terlalu suka manis atau ingin ditambahkan air juga bisa, langsung diminun pun bisa. Kalau menurut saya dengan resep di atas, tingkat  kemanisan dan kekuatan hasil fermentasinya sudah pas untuk diminum langsung.

Saat saya membuat tepache, Kavin antusias sekali mau mengaduk tiap malam. Bahkan Kavin yang paling suka dengan aroma tepache dengan bau nanas yang kuat. Mungkin karena kami menggunakan nanas yang masak jadi aromanya tercium manis.

Rasanya emang segar sekali! Tambahkan es batu dan tepache pun siap diteguk. Kavin suka sekali dengan minuman ini. Sedangkan Kalki tidak terlalu antusias. Kavin emang doyan banget makan duren jadi dia suka dengan rasa yang agak keras sepeti duren. Kalau Kalki sih, tidak suka duren sama sekali, mencium baunya saja sudah tidak suka.

Ini tepache yang saya jadikan oleh-oleh untuk teman-teman saya

Hari Minggu kemarin saya sempat bawakan Tepache untuk Iin dan Laura, saya juga menantang mereka untuk membuatnya sendiri. Mari kita lihat apakah mereka berhasil dan suka dengan tepache.

Selamat mencoba, ya. 😊

Karena saya juga menantang Laura maka saya tulis resep Tepache dalam bahasa Inggris di sini:

How to Make Tepache

Ingredients:

1. Pineapple peels from 1 piece of the fruit
2. 500 ml water
3. 100 gr palm/coconut sugar

Tools:

1. Glass jar
2. Wooden spoon
3. Clean napkin to close the glass jar
4. Rope or rubber band to tie the napkin

How to make it:

1. Clean the pineapple peels with water and drain.

2. Cut the palm/coconut sugar into smaller parts to be easily diluted with 500 ml water in the glass jars. Put the sugar and water in the glass jar and stir well until all the sugar parts are diluted.

3. Soak the pineapple peels in the glass jar, and make sure all the peels get into the water of sugar. You can stir it for a while. If you like more aromatic spice, you can add some dried clove buds, star anise, ginger or cinnamon. Or even without any kind of them at all is totally fine.

4. Close the glass jar with napkin and rope or rubber band. Store it in a room temperature.

5. Open and check every 24 hours. If you see white foam or bubbles it means the fermentation proccess is successful. You can skim the foam and bubbles and then occasionally stir your teapche.

6. Let it be fermented for 3 days or as long as you want it. The longer days the fermentation process happens, the stronger sparkling sensation that you will get. For me 3 days fermentation is enough and good.

7. After 3 days, strain your tepache and you can keep it in a different bottle and store it in the fridge or add some ice cubes then drink it straight away. Your pineapple peels after making tepache now can be stored to the compost bin.

❤️ Intan Rastini

Salt Scrub Bamboo Charcoal by Utama Spice

Dulu saya pernah jalan-jalan ke seputaran Gianyar, jadi mampirlah ke Ubud bersama teman relawan mengajar saya dari Belanda, Isabelle namanya. Saya ajakin Isabelle, “Do you mind if I visit a shop nearby?”

Dia setuju, makanya kami cusss mampir kesana. Ke toko Utama Spice yang di Monkey Forest. Saya pernah tulis juga di sini. Di sepanjang jalan Monkey Forest, Ubud, terdapat beberapa ekor monyet berkeliaran, bahkan sampai naik ke atas pertokoan. Kayaknya itu udah jadi pemandangan yang lumrah di sana. Monyetnya tidak terlalu agresif, kok. Nampaknya mereka udah biasa hidup berdampingan dengan manusia di sana.

Yuk, lanjut. Jadi ini produk Utama Spice pertama yang saya pakai. Yaitu Salt Scrub. Utama Spice punya 3 varian Salt Scrub, yaitu: Pink Rosella, Ocean Breeze, dan Bamboo Charcoal. Varian ini berbeda warna salt scrubnya, Pink Rosella berwarna pink, Ocean Breeze berwarna Biru, dan Bamboo Charcoal berwarna hitam.

Gambar pinjam dari utamaspice.sg

Saya beli scrubnya tanggal 19 Januari 2019. Saat itu saya punya kartu BPR Lestari dari komunitas lari RIOT sehingga saya bisa dapat potongan harga 20%. Harga scrub yang harusnya Rp 88.000 pun saya beli dengan potongan menjadi Rp 70.400. Lumayan banget. Soalnya bagi saya harga untuk salt scrub segitu tidak lumayan terjangkau. Tapi dari berbagai opsi body scrub aman dan alami yang saya tau saat itu, saya pilih scrub Utama Spice sebagai yang paling affordable.

Saya pikir-pikir juga sebelum membeli dari melihat dan membandingkan berbagai pilihan produk yang ada di pasaran. Baru memutuskan body scrub natural dan ramah lingkungan apa yang cukup bisa dibeli oleh dompet saya… Ini juga demi kesehatan dan lingkungan (baca juga post saya sebelumnya mengenai apa itu natural skincare).

Saya ga mau lagi pakai scrub dari butiran microplastic. Selain itu, karena harganya lumayan, saya pun pakainya irit-irit seminggu sekali atau dua minggu sekali. Saya pakai body scrub ini bisa habis dalam waktu kurang lebih 1,5 – 2 bulan.

Bamboo Charcoal Salt Scrub 100% Natural Utama Spice

Isi: 100 gram
Harga: Rp 88.000

Keterangan kemasan: This is packed with activated bamboo charcoal to help detox your skin, combined with salt and rice powder this scrub will gently exfoliate dead skin cells. Rice powder and salt scrub with activated bamboo charcoal will exfoliate your skin, removing dead skin cells and detoxing your skin.

Dead cells can make the skin look tired, dull, and dry. Uncover the fresh skin that lies beneath with a natural sea salt scrub. The addition of charcoal powder provides a detoxifying benefit that removes toxins from the pores and draws out impurities. Synthetic exfoliators can harm the skin and cause irritation, but natural products beautify and soothe. Citrus oils can brighten the skin and give you a youthful glow that lasts, while lifting the spirits with an invigorating scent.
• Charcoal draws out toxins and impurities.
• Provides a youthful glow.
• All natural ingredients soothe and heal the skin.

How to use: Place Bamboo Charcoal Salt Scrub in a bowl and apply while in the shower, scrub well and rinse well. Your skin will be super duper SOFT!!
Recommended use once a week.

Made with: Sea Salt, Oryza Sativa (Rice) Powder, Activated Bambusa Arundinacea Charcoal Powder, Citrus Grandis (Grapefruit) Peel Oil, Citrus Limon (Lemon) Peel Oil, Citrus Tangerina (Tangerine) Peel Oil, Citrus Sinensis (Orange Sweet) Peel Oil.

Ini perbandingan ukuran dengan botol bekas Kombucha yang saya isi minyak VCO

Pertimbangan awal yang saya pikirin sebelum membeli scrub ini adalah kemasannya. Kemasannya lucu banget emang, dari gelas kaca yang ada kupingnya. Tutupnya screw top dari aluminium. Ukurannya mini. Berisi salt scrub yang kering. Kalau dibilang awet, ya cukup awet scrubnya, karena bentuknya kering. Saya jaga juga saat mengambil isinya supaya jangan sampai kemasukan air.

Nanti wadah kemasan Salt Scrubnya bisa digunakan kembali untuk menyimpan bamboo or silicone cotton buds misalnya.

Di toko Utama Spice pengunjung bisa mencoba tester product yang memang untuk dicoba. Tapi saya ngga mau nyobain atau memncium aroma produknya yang ada tulisan “try me” itu. Biarlah jadi kejutan, karena saya harus memilih di antara tiga varian, warna pink, warna biru dan hitam.

Akhirnya saya pilih yang warna hitam, yang mengandung bamboo charcoal. Bahan utama penyusun lainnya ada garam laut dan bubuk beras. Sisanya adalah aroma dari minyak atsiri. Aromanya enak banget! Iya aroma berbagai jeruk. Ada aroma dari jeruk manis, grapefruit, lemon, dan tangerine.

Kadang saya minta bantuan suami gitu untuk lulurin bagian punggung. Suami saya ternyata senang mencium aroma scrub ini. Wah, biasanya suami saya ogah balurin lulur yang wanginya menyengat atau ngga sesuai dengan selera dia, tapi yang ini malah bikin betah.

Untuk cara pakainya, biasa saya ambil secukupnya di wadah atau mangkok dulu supaya scrub yang di wadah gelasnya tetap kering. Lalu balurkan ke badan yang sudah dibasahi sebelumnya. Pertama-tama saya mandi dulu pakai sabun. Setelah mandi, kulit yang masih basah setengah kering baru dibalurin scrub. Baru digosok-gosok dengan lembut. Setelah puas menggosok scrubnya baru dibilas sampai bersih. Sudah, deh.. Kulit jadi halus dan bersih. Bebas dari sel kulit mati dan kekusaman.

Karena terbuat dari garam laut dan bubuk beras, rasanya asin pas kena bibir. Soalnya kebiasaan saya juga pakai scrub di muka pas luluran, jadi bibir bisa berasa tebel keasinan kalau kelamaan dibiarkan scrubnya menempel disana. Tapi ini body scrub ya, meski begitu tetap aja saya suka pakai scrub alami di wajah, kan bahannya aman untuk kulit.

Untuk lingkungan juga aman, dong. Scrubnya lembut selembut garam. Meski bulirnya dari fine salt, bakalan tetap terasa kok butir-butiran scrubnya. Tidak mengotori lantai kamar mandi juga, soalnya garam mudah larut di air. Bubuk berasnya juga aman akan terurai dan nggak mencemari alam. No beads from microplastics! So, the residue of my scrubbing time is safe to be rinsed to the environment.

❤️ Intan Rastini

Apa itu Natural Skincare?

Kenapa akhir-akhir ini saya jadi sering nulis ulasan skincare? Yang saya maksud skincare itu produk perawatan kulit, ya. Bisa untuk kulit wajah, bisa untuk kulit badan. Jawabannya karena saya baru-baru ini juga beralih dari produk perawatan kulit yang konvensional ke produk alami. Alami disini maksudnya bukan nggak ada kimiawi sama sekali, tetap ada kimianya tetapi 99% bahan yang digunakan di formula (di luar air) harus berasal dari natural origin dengan pengecualian terhadap bahan (termasuk pengawet) yang boleh digunakan dalam jumlah sangat kecil. Itu definisi natural/organic cosmetic menurut standard COSMOS ECOCERT.

Gambar pinjam dari Instastory @synfreesoap

Apa sih COSMOS ECOCERT itu? COSMOS ECOCERT merupakan kepanjangan dari COSMetic Organic and natural Standard (COSMOS ECOCERT) adalah bagian dari Ecocert yang mengatur kosmetika. ECOCERT adalah Lembaga Audit & Serifikasi Organik, didirikan 30 tahun lalu dan berbasis di Prancis. Wilayah operasi Ecocert saat ini telah mencakup 130 negara di dunia.

Suatu produk kosmetik dapat melakukan CLAIM organik hanya jika:
1. Mengandung 99% bahan baku yang berasal dari natural origin dimana 95% dari tanaman yang digunakan di bahan baku berasal dari sumber yang tersertifikasi organik.
2. Suatu produk kosmetik leave on harus mengandung minimal (di luar air) 20% bahan organik untuk dapat disebut sebagai produk kosmetik organik, dan minimal 10% di produk wash off.
3. Air dan mineral tidak dihitung organik karena bukan dari agrikultur.

Lalu langkah awal untuk mengenal lebih lanjut mengenai bahan apa yang dipakai adalah dengan mengetahui INCI dari setiap bahan yang digunakan. INCI adalah singkatan dari International Nomenclature of Cosmetic Ingredients. Setiap bahan yang digunakan dalam suatu formula/produk harus disertakan INCI-nya di dalam list ingredients. Untuk bahan-bahan yang berasal dari tanaman biasanya mengacu pada nama latinnya (binomial nomenclature).

Mengacu pada ECOCERT COSMOS, suatu raw material (bahan kosmetik) dapat dikategorikan natural jika memenuhi kriteria:

  • Proses pembuatan dan fasilitas produksi yang digunakan harus menghormati prinsip-prinsip yang tidak merusak alam dan tidak mengganggu kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya
  • Menggunakan konsep green chemistry, yaitu melibatkan bahan-bahan kimia yang ramah lingkungan dan ramah di tubuh manusia
  • Bertanggung jawab dan tidak mengeksploitasi lingkungan dan bahan-bahan alam
  • Menghargai biodiversity
  • Tidak menggunakan petrochemical ingredients, parabens, phenoxyethanol, perfumes dan pewarna synthetic
  • Tidak menggunakan bahan dari tumbuhan GMOs

Apa saja, sih, bahan kosmetik (raw material) yang tidak diperbolehkan untuk digunakan di natural skincare/produk perawatan kulit dan kosmetik alami? Ini saya bikin rangkuman daftarnya, ya. Secara garis besar, tiap bahan yang tidak diperbolehkan ini banyak merugikan kesehatan maupun lingkungan untuk jangka panjang.

  1. PEG-s (Polyethylene Glycol. Ethylene Oxide). Di dalam bahan biasanya ditulis PEG atau PPG. Namun jika tidak disertakan tulisan PEG, maka dapat dijadikan patokan jika suatu bahan memiliki nama dengan akhiran -ethmaka bisa dipastikan bahan tersebut mengandung PEG. Contohnya: Sodium Laureth Sulfate atau SLS. Familiar nggak dengan nama bahan ini? Polysorbate (Tween) juga salah satu bahan yang jika dilihat dari INCI-nya maupun dari nama lengkapnya, tidak mencerminkan bahan yang mengandung PEG. Sehingga sering menyesatkan konsumen bahwa seolah-olah bahan tersebut “natural and clean”. Namun jika dilihat dari gugus kimianya, polysorbate mengandung ethylene oxide di setiap molekulnya. Ini berlaku untuk semua Polysorbate, baik Polysorbate 20, Polysorbate 60 maupun Polysorbate 80.
  2. GLYCOL. Glycol merupakan sekelompok molekul yang memiliki gugus kimia antara alcohol dan glycerol. Berbeda dengan alcohol dan glycerin yang asalnya alami, maka glycol adalah hasil sintesa dari Ethylene Oxide. Induk molekulnya adalah EG (Ethylene Glycol), yang merupakan induk dari semua molekul PEG. Ada jenis glycol lainnya yang merupakan hasil turunan dari Ethylene Glycol. Yang paling umum adalah Propylene Glycol (PG). PG ini banyak digunakan di Industri kosmetik dan makanan. Penggunaannya sangat ketat di Eropa karena dapat menyebabkan disfungsi liver, ginjal, dan sistem pernapasan. Selain digunakan sebagai bahan tunggal, PG juga digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan ekstrak atau sebagai bahan pengawet.
  3. Silicone, Dimethicone & “-cone” yang lainnya. Saat ini terdapat lebih dari 500 Dimethicone derivatives yang terdaftar di EU Cosmetic listing. Masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Golongan silicone ini sangat disukai di duni skincare karena sifatnya yang sangat ringan, memberi efek lembab tanpa kesan “berminyak”, licin, halus, dan memberi efek berkilau. Silicone sangat stabil dan tahan panas. Bahan dasar silicone adalah pasir. Pasir memang bahan alam/natural. Namun untuk membuat silicone, terlalu banyak bahan baku berbasis petrokimia fungsional yang ditambahkan ke dalam pasir tersebut, sehingga substansi pasir itu sendiri bisa dibilang sudah hilang. Namun, tidak semua silicone besifat toksik. Bahkan rata-rata cukup lembut di kulit dan tidak mengiritasi. Lalu mengapa silicone tidak digunakan dalam natural skincare? Karena terlalu banyaknya bahan-bahan petrokimia yang digunakan dalam proses pembuatannya “mungkin’ menyebabkan peningkatan timbulnya residu bahan-bahan petrokimia tersebut di dalam tubuh kita. Akumulasi bahan-bahan tersebut juga tidak dapat diurai oleh alam sehingga silicone tidak diterima di dalam dunia natural skincare.
  4. PARABEN. Synthetic preservative ini secara umum digunakan pada kosmetik. Paraben disinyalir turut berperan dalam terjadinya penyakit tumor payudara dan dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen.
  5. FORMALDEHYDE.  Berbahaya untuk kesehatan manusia. Menurut US National Toxicology Program, Formaldehyde adalah bahan penyebab cancer (carsinogenic). Dalam kosmetik, Formaldehyde adalah bahan pengawet yang biasa digunakan. Jika pernah dengan FORMALIN, maka formaldehyde adalah induknya formalin. Beberapa turunan formaldehyde yang sering ditemukan dalam produk kosmetik adalah DMDM HYDANTOIN, Quaternium-15, Urea.
  6. SULFATE. Sulfate adalah bahan pembersih yang sangat irritant sehingga bisa menimbulkan reaksi sensitive yang parah di kulit. Golongan Sulfate ini juga tidak biodegradable. Selain Sulfate, ada beberapa jenis surfactant yang masih menggunakan PEG dalam prosesnya. Contohnya: Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Magnesium/Potassium/Ammonium Lauryl Sulfate, Sodium (Magnesium/Potassium/Ammonium) Coco Sulfate, Sodium (Magnesium/Ammonium) Lauryl Ether Sulfate (SLES), Disodium Laureth-2 Sulfosuccinate, dan Disodium Cocamido PEG-3 Sulfosuccinate.
  7. HYDROGENATED OILS. Hidrogenasi adalah proses menghilangkan lemak-lemak tak jenuh yang melekat pada minyak-minyak nabati yang digunakan pada skincare. Hal ini dilakukan untuk memperlambat proses oksidasi, meningkatkan thermal stability dan memperpanjang shelf-life. Minyak yang dihidrogenasi sudah banyak kehilangan kandungan-kandungan penting yang diperlukan oleh kulit kita, yaitu vitamin alaminya. Produk ini sering kita temukan pada modified butter. Contoh: Avocado butter, Macadamia butter. Banyak formulator natural yang menggunakan bahan-bahan seperti ini di formulanya karena penggunaannya memang diperbolehkan. Sedangkan di lain sisi, Shea butter atau Cocoa butter originnya memang dari Shea dan Cocoa.
  8. PHTHALATE & BHT. Bahan yang 100% sintetis. Banyak digunakan di perfumery untuk memberi efek kental seperti oil dan efek seperti resin. Tidak diperbolehkan digunakan di skincare, karena menyebabkan reprotoxicity. BHT (Butylated Hydroxytoluene) adalah antioksidan sintetis.
  9. Behentimonium Methosulfate (BTMS), Emulsifying Wax, Cetrimonium Chloride. Bahan-bahan tersebut mengandung PEG derivative sehingga tidak digunakan di natural cosmetics. Bahan-bahan tersebut biasanya dapat ditemukan di produk shampoo & conditioner. Polawax dan Emulsifying Wax biasanya ada di produk cream atau lotion.

Jadi begitu lah… Cukup banyak juga varian bahan-bahan berbahaya yang digunakan dalam produk perawatan tubuh kita. Memang dalam dosis kecil tidak akan membawa pengaruh berarti pada saat ini, tapi jika kita terus memakai produknya sampai bertahun-tahun bisa jadi itu penyebab masalah kesehatan kulit juga rambut yang mulai timbul. Bahkan bahan-bahan tak baik ini bisa tembus melalui kulit sampai terbawa aliran darah ke organ-organ dalam tubuh. Ngeri nggak sih?

Jangan lupa, kulit adalah organ tubuh kita juga. Malah yang terbesar! kalau kita ingin menyehatkan kulit, ya bukan dengan menggunakan produk yang potensial mengandung bahan berbahaya. Kita malah hanya dapat benefit sesaat dari produk tersebut tapi malah bisa rugi untuk masa yang akan datang. Karena produk-produk yang kita pakaikan ke kulit kita, cepat atau lambat juga akan terserap masuk ke dalam tubuh. Sedangkan untuk produk dengan wewangian sintetis juga bisa terhirup hingga masuk saluran pernapasan.

Saya pun heran, udah tau bahaya, kok masih aja dipakai buat produksi produk secara masal? Kemungkinan besar alasannya adalah untuk menekan biaya produksi. Bahan sintetis juga lebih efisien untuk produk supaya bisa diproduksi dalam skala besar. Miris banget membayangkan produsen-produsen yang hanya mikirin profit saat ini tapi nggak mikirin dampak kesehatan bagi konsumennya untuk jangka panjang. Entah juga apa pemerintah perhatian terhadap masalah ini atau masih longgar karena dampak buruknya tidak terjadi tepat di depan mata.

Untuk perekonomian dan profit jangka pendek memang terasa lebih menguntungkan pakai produk sintesis tapi untuk ke depannya, menurut saya jelas akan rugi. Kenapa tidak, kalau banyak orang sakit, ekonomi siapa yang bakalan terpuruk? Udah gitu bahan sintetis tersebut juga nggak aman bagi lingkungan. Lingkungan siapa juga yang bakalan rusak dan tercemar? Ya tempat tinggal kita sendiri. Semuanya terasa bagaikan efek domino dan nggak habis-habis memberikan dampak demi dampak yang mungkin saat ini kita kurang mewaspadainya atau menolak melihatnya.

Maka dari itu saya tertarik mencoba natural skincare. And this is for a good cause! Ulasan produk-produk di blog saya ini bertujuan untuk mencatat pengalaman saya secara pribadi saat menggunakan produk tersebut. Mungkin ada produk yang cocok dan sangat bermanfaat bagi saya, mungkin juga ada yang kurang cocok. Semua itu ditulis dengan jujur bukan bermaksud untuk mempromosikan atau menjelekkan suatu produk tertentu namun lebih sebagai catatan saya sendiri dan juga bisa menjadi agihan berbagi pengalaman saya untuk pembaca.

Skincare natural pertama yang saya pakai di Januari 2019

Saya juga tidak mendukung, ya, belanja produk-produk natural skincare jika produk itu tidak kamu butuhkan. Saya nggak ingin pembaca setelah membaca suatu ulasan produk lantas menjadi konsumtif atau bahkan menjadi natural skincare hoarder. Karena produk natural itu masa kedaluwarsanya lebih pendek dari produk konvensional. Selain itu, pola konsumtif juga nggak ramah bagi lingkungan. Sayang banget, dong, kalau udah sadar lingkungan dan beralih ke produk alami tapi di sisi lain masih konsumtif dan banyak produk akhirnya terbuang tidak terpakai.

Soal harga, memang rata-rata produk natural skincare ini lebih mahal daripada produk konvensional. Saya pikir ini karena kebanyakan produksinya masih dilakukan oleh formulator atau artisan secara manual. Bahan bakunya sendiri mungkin ada yang tidak mudah didapat/dihasilkan dan harganya tidak murah. Maka dari itu jika masih keberatan dalam sisi budget, bisa disesuaikan dahulu dengan skala prioritas pengeluaran. Skincare apa yang paling kamu perlukan? Apakah ada opsi yang paling baik dan cocok dengan dompetmu di antara berbagai pilihan produk di pasaran?

Think wise and use your common sense. Thank you for reading. See you!

Referensi: Materi diskusi “Introduction to Natural Skincare” pada grup White Label Skincare oleh Qumaya Hamid, Ketua INSS (Indonesian Natural Skincare Society).

❤️ Intan Rastini.

Segara Naturals Lavish Rosehip Solid Lotion

Setelah mengulas beberapa produk personal care dengan bahan lemak cokelat yang sudah pernah saya pakai. Kali ini ada lagi, nih pelembab badan yang mengandung lemak cokelat juga. Namanya Lavish Rosehip Solid Lotion buatan Segara Naturals.

Saya tertarik dengan solid lotion ini karena kemasannya aluminium tin dan lihat review beberapa orang yang pernah pakai katanya bisa membantu meringankan gejala eksim di kulit. Akhirnya saya beli melalui web shop Zero Waste Indonesia. Saya beli 9 Maret 2019 bersama Segara Naturals Blue Ocean Shampoo Bar hanya batangan shampoonya saja tanpa kemasan aluminium tin dan wadah makanan dari stainless steel buat bawa soto atau bakso panas.

Nih, saya tunjukkin receipt ordernya. Penting nih, supaya nggak dianggap iklan. Memang ada buktinya, ini saya beli sendiri, lho, produknya. Kalau ada produk yang dapat dari giveaway, akan saya bilang juga di tulisan bahwa ini dapat giveaway. Jadi selama ini semua ulasan personal care yang saya tulis di blog saya memang murni sharing pengalaman memakai produk tersebut dan sebagai catatan pribadi saya dalam menggunakan produk alami. Maka postingannya pun tergolong organik, ya :D.

Segara Naturals Lavish Rosehip Solid Lotion

Jenis kulit: kering
Bahan utama: minyak kamomil & minyak rosehip
Kegunaan: sangat melembabkan dan menenangkan
Berat bersih: 60 gr
Harga: Rp 100.000. Tersedia juga kemasan kecil 25 gr dengan harga Rp 50.000

Bahan:
1. Butyrospermum partii [shea] butter*
2. Unrefined theobroma cacao  [cocoa] seed butter/ mentega biji kakao mentah
3. Cera alba [beeswax] / lilin lebah
4. Prunus amygdalus dulcis [sweet almond] oil / minyak almond manis
5. Simmondsia sinensis [jojoba] oil* / minyak jojoba
6. Maranta arundinacea [arrowroot] powder / bubuk ararut
7. Anthemis nobilis infused in Olea europaea [chamomile infused in extra virgin olive] oil / minyak dari kamomil yang dicelupkan ke dalam minyak buah zaitun perasan pertama
8. Rosa canina [rosehip] fruit oil* / minyak buah rosehip
9. Sesamum indicum [sesame seed] oil* / minyak biji wijen
10. Virgin Cocos nucifera [coconut] oil / minyak kelapa
11. Lavandula angustifolia [lavender] essential oil / minyak atsiri lavender
12. Rosemarinus officinalis [rosemary] leaf extract /  ekstrak daun rosmarin
* bahan organik bersertifikat

Total bahannya ada 12 dan semuanya bahan yang alami.  Wah saya seneng banget, nih… Karena belakangan setelah baca kandungan bahan di kemasan baru ngeh kalau pakai lemak cokelat. Pas beli nggak seberapa perhatiin, sih. Setelah udah dipakai lama baru tau. Info dari pembuatnya, kalau berada di tempat kering dan waktu menggunakan tangannya bersih dan kering, bisa bertahan sampai 6 bulan.

Dikutip dari halaman web Segara Naturals:

Solid lotion ini bisa membantu memberikan kelembaban di kulit yang hilang akibat paparan AC selama berjam-jam. Bahan-bahan unggulan seperti minyak kamomil dan minyak rosehip mengandung banyak vitamin A dan anti-oksidan yang dapat membantu memulihkan keseimbangan kelembaban kulit, memperbaiki kerusakan kulit, serta mengobati bintik-bintik hitam. Tak kalah penting peran shea butter, mentega kakao, serta lilin lebah yang membentuk penghalang pada kulit untuk mengunci kelembaban di dalam.

Saya suka banget dengan konsistensi dan tekstur Lavish Rosehip. Bagi saya konsistensi solid lotion ini relatif stabil solidnya. Dibawa kemana aja akan tetap padat. Tetapi teksturnya tidak padat banget, kok. Tetap empuk dan lembut sehingga mudah untuk menncolek dari wadahnya. Warnanya solid lotionnya putih kekuningan seperti gading. Aromanya sangat lembut. Menurut saya lebih tercium aroma seperti lemak nabati daripada wangi rosehip, rosemary atau lavender.

Selama saya pakai memang membantu melembabkan kulit dengan baik. Solid lotionnya tidak menimbulkan kesan lengket di kulit dan cepat meresap. Saya juganpakaikan ke Kavin karena dia pernah eksim di bagian kaki. Dan emang bisa membantu eksim itu jadi hilang. Karena bahannya mengandung lemak cokelat dan Kamomil jadi bagus untuk permasalahan kulit. Selain itu aman juga untuk anak-anak, kan nggak ada kandungan yang harsh chemical.

Disamping untuk melembabkan kulit, Segara Naturals juga pernah bilang di Instagram bahwa Solid Lotionnya bisa dipakai untuk melembabkan bibir. Nah, saya juga coba itu. Bagus juga sebagai pengganti lipbalm. Jadi menarik, ya. Kalau bepergian bisa cukup bawa satu aja buat ngelembabin kulit dan bibir. Untuk saya solid lotion ini bisa habis dipakai dalam waktu 2 bulan.

Foto yang paling atas di tulisan ini juga menunjukkan kuku saya setelah diolesin Lavish Rosehip

Kalian suka manjangin kuku, nggak? Kalau saya sih, enggak. Karena kalau harus colek lip balm atau body care dan produknya nyangkut di kuku itu rasanya nggak enak banget. Tapi pernah aja ya, saya males potong kuku jadi kuku udah panjang trus dibiarin beberapa lama. Nah, lalu iseng-iseng saya pakaikan Lavish Rosehip. Jadi cantik deh kukunya, sesaat berkilau, kulit di sekitar kuku dan jari-jari aku pun jadi moist. Bisa juga dipakai lebih sering ke siku dan tumit yang sering lebih kering daripada  kulit lainnya.

Kemasan Lavish Rosehip bisa digunakan ulang untuk wadah benih, seperti yang saya lakukan. Denger-denger, kemasan bersih Lavish Rosehip juga bisa dikirimkan kembali ke Segara Naturals untuk diisi ulang solid lotion. Kalau saya dekat, berada di area yang sama dengan alamat produksi Segara Naturals, saya mau aja kirim balik kemasan kosong untuk diisi ulang. Biar nggak banyak menimbulkan kemasan aluminium baru lagi. 🙂

Sekian dulu ulasan Lavish Rosehip. Untuk ulasan produk Segara Naturals yang pernah saya tulis lainnya ada Blue Ocean serta Sunny Mint Weekend Combo Pack yang termasuk di dalamnya ada Tamanumi, Sunshine 2-in-1 Shampoo + Conditioner Bar dan Peppermint Bastille travel soap bar. Masih ada, nih, dua varian sabun Segara Naturals yang sudah saya pakai dan yang belum dipakai, nanti bakalan diulas setelah habis dipakai.

❤️ Intan Rastini.