My Lovable February 💗

Bulan Februari adalah bulan terfavorit saya dalam satu tahun. Alasannya karena bulan ini sungguh spesial dari bulan lainnya. Coba cek di kalender, dalam satu bulan, Februari lah yang memiliki jumlah hari terpendek yaitu 28 hari. Hanya setiap 4 tahun sekali Februari bisa berjumlah 29 hari yaitu pada tahun kabisat. Bulan Februari adalah bulan khusus juga buat anak usia dini, seperti Kavin si bungsu. Sebab bulan Februari ini adalah masanya pemberian vitamin A dan obat cacing, baik untuk balita di posyandu juga bagi anak usia prasekolah di Kelompok Belajar maupun Taman Kanak-kanak.

Alasan selanjutnya adalah karena bulan Februari adalah bulan kelahiran saya serta juga terdapat hari perayaan ulang tahun pernikahan orang tua saya. Budhe, kakak dari mama saya, yang paling dekat dengan saya pun berulang tahun tiap akhir bulan Februari di tahun kabisat. Pakde saya juga berulang tahun di bulan ini. Begitu juga dengan adik sepupu saya Putu Eka di Sekartaji. Bahkan ponakan-ponakan saya ada 3 anak yang berulang tahun di bulan ini! Yaitu Qia, Shan dan Iqbal. Lumayan banyak juga ya bagian dari keluarga saya yang merayakan hari lahirnya di bulan ini, sampai saya juluki kami adalah the February kids 😄 Saya ikutan doongg, kan masih tergolong kid 😚😆. Selain itu bulan Februari juga menjadi tuan rumah bagi Tahun Baru Imlek dan hari kasih sayang atau hari Valentine. Sehingga lengkaplah sudah saya nobatkan Februari sebagai bulan kasih sayang.

Hal-hal yang bisa saya syukuri selama menikmati bulan Februari tahun 2021 ini cukup banyak, untuk tiga teratas yang perlu saya highlight adalah…

Pertama, saya bisa merayakan ulang tahun saya bersama suami dan kedua anak saya, Kalki & Kavin. Meski merayakan di rumah saja, tapi saya senang. Pagi-pagi saya bisa bangun pagi untuk masak makanan enak buat sekeluarga. Masakannya biasa aja, kok. Masakan rumahan. Saya masak tahu Lombok (tahu susu yang lembut) dan kentang dipotong dadu, digoreng, lalu ditumis pakai tomat dan wortel. Hmm, yumm… saya masih inget betapa enaknya hahaha… Karena kami sekeluarga suka masakan itu. Melihat masakan saya matang saat itu saja suami saya sudah merasa lapar dan tergugah tidak sabar untuk sarapan. Hmmm… 🤤

Sehabis pulang kerja, saya pun mendapat kejutan dari suami dan anak-anak. Mereka udah bikin roti buat ulang tahun mamanya. Rotinya diulenin dan dibentuk lucu-lucu gitu. Isinya ada prune dan keju. Karena nggak pakai oven, jadinya yang dibikin papa Kalki & Kavin adalah roti kukus, rotinya mirip bakpao tapi bentuknya unik-unik! Saya pun mendapat kartu ucapan dari Kalki & Kavin juga hadiah berupa jedai berwarna hitam dari mereka, duh makasih love! Kami pun makan roti kukus bareng ditemani tepache yang sudah saya siapkan 3 hari sebelumnya 😊.

Kedua, saya dapat kesempatan untuk latihan yoga dan meditasi dari Phisi yoga dan Andiappan Yoga Community secara rutin. Dalam bulan Februari ini saya mulai intensifkan latihan secara mandiri melalui Peace Sea Podcast yang bagian Trilogy: Compassion, Forgiveness, Surrender. Per tema meditasi yang dipandu oleh Pishi, dilakukan sendiri tiap minggu. Compassion untuk sepekan dimulai dari Senin yang pas banget bertepatan pada tanggal 1 Februari hingga Minggu tanggal 7 Februari. Selanjutnya saya latihan meditasi bagian Forgiveness dari tanggal 8 Februari hingga 14 Februari. Dan dilanjutkan latihan meditasi bagian Surrender pada tanggal 15 Februari hingga 21 Februari.

Maka saya harus bangun jam 4 pagi tuh untuk latihan meditasi lalu tiap habis meditasi dilanjutkan latihan yoga Surya Namaskara. Minggu ini sebagai minggu ke-4, mulai Senin, 22 Februari saya latihannya mixed, tema Compassion, Forgiveness, Surrender masing-masing 2 kali selama 6 hari lalu ditambah bonus 1 sesi meditasi tema Surrender untuk tanggal 28 Februari. Kok, ya pas banget kan, program latihannya memang 4 minggu atau 28 hari yang satu bulan hanya ada di bulan Februari. Dan bulan Februari ini tanggal 1 dimulai dengan hari senin. Bagi saya yang memang suka mengawali pekan dengan hari Senin, bukan hari Minggu, timing-nya sungguh sangat sesuai 😊.

Ketiga, saya bisa bikin acar banyak-banyak pada akhir pekan lalu di bulan Februari. Karena apa? Saya dan suami saya penggemar acar timun dan wortel! Bikin acarnya banyak banget! Sampai mengerahkan 2 botol cuka dapur, nih. Toples-toples pun pada dikeluarkan semua dari tempat  persembunyiannya penyimpanan. Saking asyiknya bikin acar, tangan saya sampai pegel karena harus potong-potongin wortel berbentuk Julienne. Kalau dalam istilah sekolah perhotelan saya dulu, potongan model korek api ini disebut Julienne, ukurannya 1cm x 1cm x 4cm. Sebenarnya kalau mau buat acar untuk konsumsi sendiri, bisa bebas aja kok, mau potongan Julienne bisa, Bantonnet bisa, Jardiniere pun boleh.

Saking cukup banyaknya saya bikin acar, kulkas kami pun sedikit penuh sesak jadi tempat stok bertoples-toples acar hahaha…. Senangnya punya persediaan sayuran awet yang bisa dimakan antara agak mentah dan agak terfermentasi sedikit alias tahan lama. Rasa sayurnya masih krenyes-krenyes renyah, air acarnya dari cuka pun terasa asam, manis, sedikit gurih. Sungguh nikmat menjadi pelengkap makan nasi dengan telur ceplok sekalipun! Hehehe, rahasia emak-emak irit supaya tetap bisa makan sayur tiap hari. Bahkan saya pun senaaang bisa berbagi setoples-dua toples acar dengan teman-teman di kantor. Ternyata acar buatan saya (cukup) suka dinantikan sama teman kerja. Dimintain buat dibawakan lagi dan lagi. Cihuuy! 🤭

Itu tadi tiga teratas hal-hal menyenangkan yang terjadi di bulan Februari. Selain tiga itu yang masih ada lagi. Salah duanya adalah saya diizinkan oleh tetangga saya, pak Mario untuk menceritakan di blog ini tentang beliau yang hobi main rindik (gamelan bambu) hampir sepanjang hari dan tiap hari. Saya udah ambil foto beliau (senang ternyata beliau nggak keberatan saya ambil fotonya, malah welcome dan terbuka 🤩), bahkan saat saya nulis posting blog ini pun terdengar alunan suara rindik yang dimainkan Pak Mario bersama suara seruling yang dimainkan oleh tetangga lainnya. What a nice traditional music and live! However, that’s another story for the next post, because it could be quite long if I tell about it here.

Dan di bulan Februari ini nilai ujian semester 5 saya keluar, yeay! Saya lulus dengan nilai A semua tiap mata kuliah boleh gaya dong😎. Ini adalah semester yang saya jalani dari awal ketika sudah terjadi pandemi dan kali pertama ujian akhir semester harus dilalui dengan Take Home Exam di Universitas Terbuka. Saya bisa melaluinya dengan baik meski saat ujian server UT sempat down. Tapi saya lulus! Yeah, senangnya tidak ada mata kuliah yang mengulang. Beribu syukur saya ucapkan. Terima kasih bulan yang baik, bulan Februari. Jerih payah saya dari bulan September lalu mengikuti perkuliahan dari tutorial online sampai begadang-begadang ngerjain tugas, dilanjutkan dengan UAS via Take Home Exam secara online pula yang menegangkan pada awalnya, akhirnya terlewati membuahkan hasil yang manis di bulan ini.

Thanks God, Thanks my lovely February💗!
What is the meaning of February to you? What makes it memorable and lovable? Tell me about it, love…

X.O.X.O.
Your loving February girl, Intan.

Pasang IUD setelah punya Kalki dan Kavin

wp-image--82797631

Six months after our marriage

Saya termasuk orang yang mendukung program Keluarga Berencana alias “KB”. Emang awalnya, sih nggak nerima sesuatu yang tidak alami dimasukkan ke dalam tubuh untuk mencegah terjadinya proses biologis. Tapi kalau dipikir-pikir lagi manfaatnya lebih banyak daripada ruginya dan saya nggak pertahankan lagi memandang alat KB sebagai sesuatu yang manipulatif. Takut pasang alat kontrasepsi dalam rahim? Sudah nggak dong… Setelah mengalami sendiri pasang alat kontrasepsi ini, saya bisa ceritakan prosesnya hampir sama seperti saat Pap Smear atau tes IVA.

Sudah selama 1 tahun lebih saya pakai IUD, tepatnya pasang pada tanggal 10 Juni 2016 lalu. IUD sendiri adalah metode kontrasepsi di dalam rahim. Kepanjangannya adalah IntraUterine Device. Macam-macam alat kontrasepsi kan ada banyak tuh, yang untuk wanita sendiri dibagi dalam hormonal dan nonhormonal.

Yang saya sebut disini metode menunda kehamilan (kontrasepsi) yang berlangsung sementara waktu ya, jadi tidak permanen. Untuk yang hormonal ada pil KB dan suntik KB. Keduanya bekerja dengan mempengaruhi hormon dalam tubuh. Sedangkan yang tanpa mempengaruhi hormon ada IUD dan Implan. Tapi kata bu bidan di Pustu (puskesmas pembantu) Angkah, kalau mau pasang implan itu perlu disuntik KB dulu awalnya, lalu dilihat perkembangannya cocok atau tidak.  Jadi implan itu termasuk ke hormonal juga, ya, awalnya?

IMG_20171122_121909

Tahun lalu saat Kavindra anak kedua saya sudah berusia 1 tahun, saya sudah mulai memberanikan diri memilih alat kontrasepsi IUD. Karena saya sudah mau stop punya anak lagi. Saya percaya dengan menyusui secara eksklusif selama 6 bulan itu sudah menjadi KB alami untuk mencegah kehamilan, selain itu saya dan suami juga sebelumnya menerapkan sistem kalender. Tapi akhirnya saya jadi was-was kalau misalkan jadi mengandung.

Nah, saat Kavin usia 1 tahun ini udah waktu yang tepat untuk pasang IUD, Karena pengalaman dari anak pertama, kami pakai KB alami setelah Kalki lahir, tapi setelah Kalki usia 1 tahun saya pun mengandung lagi. Kelahiran Kavin saya rasa sudah menjadi penutup saja bagi saya dan suami. Dua anak sudah cukup. Saya nggak ngotot, kok pengen anak perempuan. Prinsip saya dua anak cukup, laki-laki atau perempuan yang penting sehat. Pro program Keluarga Berencana banget, kan saya? Cocok juga, nih dengan program GenRe “Generasi Berencana” dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)  hehehe… Udah ah, berasa kayak aktivis aja.

20170717_104032-1

Salah satu hal yang menarik di Pustu bagi suami saya

Memang setelah kelahiran Kavin, bu bidan yang membantu persalinan saya selalu mengingatkan untuk pasang alat kontrasepsi, tapi saya bilang masih pakai KB alami dulu hehe… sambil nabung biaya pasang alat kontrasepsinya. Saat itu biayanya Rp 250.000 (pasang di Pustu Angkah) jadi tepat kalau saya bilang mau nabung dulu juga.

Untuk pasang IUD dianjurkan oleh bu bidan saat hari terakhir haid. Jadi untuk saya yang rentang haidnya biasa 5-6 hari. Saya pilih untuk pasang IUD saat hari ke-6 haid di Bulan Juni. Saat hari pasang KB saya merasa sudah siap secara mental dan finansial apalagi nanti pasang IUD-nya dengan bidan yang sudah saya kenal.

Saya pasang IUD ini di Pustu Angkah, jaraknya cuma 1 km dari rumah. Awalnya janjian dulu dengan bu bidan yang telah membantu proses kelahiran Kalki dan Kavin. Sehingga alat-alat pendukung dan IUD-nya sudah dipersiapkan terlebih dahulu disana. Saya bilang saya mau pasang IUD tapi yang merk Andalan, karena kata bu bidan itu IUD yang bagus.

IMG_20170427_130817_297

Menunggu di Pustu ditemani Kavin dan Papa saat kontrol

Lalu saya diantar suami dan Kalki ke Pustu. Di Pustu diperlihatkan kemasan dus alat kontrasepsinya dan bu bidan menggambarkan di atas dus IUD-nya seperti apa alatnya terpasang di dalam rahim. Lalu selanjutnya proses pemasangannya di ruang KB. Saya berbaring di atas ranjang yang ada tempat kakinya itu yang biasa buat periksa IVA atau Pap Smear.

Pertama-tama area intim kita dibersihkan lalu dipasang alat seperti corong atau cocor bebek kali yang membantu membuka jalan agar meletakkan alatnya lebih mudah. Setelah alatnya diletakkan di rahim, benang dari alat IUD-nya dipotong. Setelah selesai alat corong seperti cocor bebek itu dilepas. Udah deh kira-kira cuma gitu aja sepengetahuan saya. Selama proses tersebut saya diminta untuk rileks dan mengatur napas agar otot-otot di sekitar area kewanitaan jadi lemas gitu. Sambil pasang IUD, bu bidan juga ngajak ngobrol saya.

Saat saya bangun, saya sempat lihat tuh ada baskom di ujung ranjang yang berisi darah. Saya berpikir apa itu darah haid saya atau dalam prosesnya sempat membuat berdarah ya? Saya tidak tau pasti, karena saya nggak tanya ke bu bidan. Tapi setelah pulang ke rumah ya darah itu masih keluar tapi nggak terasa sakit, kok. Ya seperti masih haid aja, padahal haid saya udah hari terakhir saat itu alias udah mulai bersih.

Selesai pasang IUD saya diberi kartu keterangan tanggal memakai IUD dan jadwal kontrol selanjutnya. Saya diminta untuk kontrol 1 bulan kemudian. Saat kontrol akan ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak dan selanjutnya akan dicek seperti cek Pap Smear lagi dan ini cuma sebentar aja. Setelah dilihat oleh bu bidan ternyata kedaannya bagus, sudah deh, selesai.

IMG_20171122_122248

Bagian depan kartu berisi nama dan tanggal pasang IUD

Selanjutnya akan diminta kontrol 2 bulan kemudian dengan proses yang sama. Setelah kontrol yang kedua kalinya, saya diminta untuk kontrol ke-3 pada 6 bulan kemudian. Setelah kontrol yang ke-3, saya diminta kontrol ke-4 setelah 1 tahun. Nah untuk kontrol yang setelah 1 tahun ini jadwalnya akan jatuh pada bulan Januari 2018 nanti. Selama ini saya kontrol bayar Rp 10.000 setiap cek KB. Tapi setelah jadi anggota BPJS Kesehatan bakalan nggak bayar lagi.

IMG_20171122_122258

Bagian belakang kartu berisi tanggal kontrol

Yang saya keluhkan selama pemakaian IUD ini adalah durasi haid saya jadi panjang. Pada haid pertama saya setelah pakai IUD lamanya jadi 10 hari. Pada bulan-bulan berikutnya durasinya semakin berkurang jadi 9 hari, lalu 8 hari dan hingga sekarang jadi 6-7 hari. Selain itu periode haid saya datangnya jadi lebih cepat, maju rata-rata seminggu setiap bulan. Kalau dulu sih saya haid bisa setiap 30 hari. Setelah pasang IUD jadi kira-kira tiap 23 hari.

Untuk keluhan dari suami sih nggak ada. Jadi aman aja… Tapi untuk keluhan saya, kata bu bidan itu normal. Memang sebelum pasang IUD saya sudah dijelaskan bahwa efek pasang IUD bisa jadi durasi haid lebih panjang dan lebih banyak darah haid yang keluar. Bu bidan sendiri yang pakai IUD juga mengalaminya. Mama saya juga pakai IUD dan mama saya pun mengalami hampir sama seperti saya, selama 3 hari haidnya deras dan 4 hari sudah mulai menurun intensitas keluar darahnya.

Yang saya suka dari IUD ini adalah tidak mempengaruhi hormonal saya. Selama haid pun pakai Mooncup juga nggak masalah. Justru saat heaviest flow pakai Mooncup membantu sekali sehingga nggak boros pembalut (lagi pula saya udah lama nggak pakai pembalut sekali pakai tapi pakai Mooncup dengan  dibantu pembalut kain). Yang ingin tau tentang ulasan saya tentang Mooncup baca disini ya…

IUD yang saya pakai adalah IUD Andalan Tcu 380A Safeload yang bisa mencegah kehamilan hingga 10 tahun. Kan udah mau stop punya anak jadi sekalian aja pakai IUD yang mengontrol kehamilan dalam jangka waktu lama, lebih hemat dan ekonomis serta nggak perlu bolak-balik lepas-pasang IUD. Ada juga IUD yang mengontrol kehamilan selama 3 tahun dan 5 tahun. Saya tau tentang IUD Andalan ini dari majalah AyahBunda.

IMG_20171122_121831

Saya pakai IUD yang gambar boxnya paling atas

Selama memakai IUD ini so far so good. Nggak ada rasa cemas lagi bakalan kebobolan.  Suami dan saya pun nyaman dengan playing safe. Yang paling bikin senang bagi saya dengan memakai alat kontrasepsi IUD ini adalah tidak ada lagi rasa was-was bahwa akan mengandung tanpa perencanaan matang. Gimana, apa Anda berminat pakai IUD? Atau malah udah pakai alat kontrasepsi?

“I’ll be with you from dusk till dawn” -Zayn Malik ft. SIA

Pakai IUD ini telah menambah keharmonisan hubungan saya dengan suami. Kami jadi bebas dari rasa khawatir karena udah komitmen cukup dua anak saja, Kalki dan Kavin. Kasih sayang dan perhatian jadi tercurah hanya kepada mereka. Ikut asuransi kesehatan dari pemerintah (BPJS Kesehatan) pun jadi fix karena anggota keluarga kami empat. Mudah-mudahan perencanaan pendidikan kami untuk mereka juga bagus. Semoga.

Selamat hari ulang tahun Pernikahan yang ke-6, Papa Ambara. Kamis, 28 Desember 2017.

“But you’ll never be alone, I’ll be with you from dusk till Dawn… I’ll be with you from dusk till Dawn… Baby, I’m right here…” nyanyiannya Zayn malik dan Sia yang lagi terngiang-ngiang di kepala saya. The 6th wedding anniversary is symbolized as “candy”. I  am very grateful we have been through the six years with our sweet boys, Kalki and Kavin.

Love,

Intan Rastini.

On Air di d’Oz Radio Bali

Pada hari Ibu kemarin saya diundang ke Radio d’Oz Bali dalam rangka merayakan 3 tahun program kesayangan saya yaitu Oz Mata Sapi. Kesempatan emas yang nggak boleh dilewatkan, nih, soalnya saya ngefans banget sama ponggawa kocak yang bawain Oz Mata Sapi. Jadi pengen berjumpa dan menyapa, gitu, kenal lebih jauh gimana sih orang yang sering saya dengerin suaranya di radio.

Dulu saat saya kebetulan pas nyari-nyari frekuensi, ada program Sport Spot yang membahas olah raga dan penyiarnya banyak cowok-cowok ngobrol santai sambil bercanda-canda. Saya suka dengan topik olahraga yang mereka bawakan, makanya stay tune di frekuensi itu. Program radio itu terdengar berbeda karena seperti siaran oleh orang Jakarta bukan seperti radio daerah Bali karena tidak terdengar sekali aksen Bali. Belakangan saya jadi tau kalau itu radio d’Oz Bali.

Sejak saat itu saya jadi pendengar setia radio d’Oz Bali, saya dengerin sambil mengasuh Kalki yang masih bayi. Suara radio itu relaxing juga saat menyusui Kalki, jadi saya bisa dengerin sambil tiduran. Karena saya cukup rutin mendengarkan radio, saya jadi tau program Oz Mata Sapi dan saya pun jadi suka program tersebut karena penyiarnya ngobrol sambil ngocol. Dulu penyiarnya Maesya Sjaendy dan Elsya Soraya Prosa, kini sudah tiga tahun program Mata Sapi dibawakan oleh Maesya Sjaendy dan Giri Teja Setiadi. Karena programnya yang lucu dan unik, Radio d’Oz Bali jadi stasiun radio favorit saya.

Meskipun ini radio Oz Bali tapi dibawakan dengan  Bahasa Indonesia dan saya merasa cocok mendengarkan karena mereka tidak berlogat Bali dan memperdengarkan lagu-lagu Indonesia dan Internasional bukan lagu Bali. Salah satu kelucuan-kelucuan yang dihadirkan di Oz Mata Sapi berupa Esya dan Giri berusaha berbicara dengan logat Bali. Menurut saya ini sangat lucu karena saya tidak besar di Bali, saya tidak biasa menggunakan Bahasa Bali sehari-hari. Saya bisa merasakan kelucuan tersebut sebagai orang Bali yang tinggal di Bali tapi saya tidak terlalu mahir berbahasa Bali.

Saya sempat merasa kesulitan untuk bergaul di Bali terutama di desa karena sebagian besar penduduk disini berbicara Bahasa Bali. Bayangkan saja untuk ngobrol panjang lebar dengan penduduk disini, kami terkendala kosa kata. Mereka berusaha berbicara Bahasa Indonesia dengan saya sedangkan mereka sendiri tidak terbiasa berbicara Bahasa Indonesia. Maka dari itu mendengarkan obrolan ponggawa-ponggawa d’Oz Radio Bali menjadi hiburan tersendiri bagi hati saya yang kadang kangen dengan suasana di Surabaya.

Oke, lanjut kenapa saya sampai diundang d’Oz Radio Bali ke Oz Island di Sunset Road, Kuta? Karena saya sempat iseng-iseng membuat doodle gambar kartun Giri dan Esya sedang siaran, lalu gambarnya saya pakai untuk ngucapin happy 3rd anniversary ke Instagram d’Oz. Suami saya tau-tau bilang kalau mereka komen di posting gambar saya bahwa saya menang tantangan Giri dan Esya untuk 3rd anniversary program mereka. Saya diminta untuk ambil hadiahnya di Oz Island yang mana adalah lokasi stasiun radio mereka.

Seneng dong, dapat hadiah sekalian diundang ngopi-ngopi cantik dari Black Eye coffee Maka saya pun bangun pagi jam setengah 5 pagi buat siap-siap dan berangkat jam 6 pagi ke Kuta. Awalnya udah janjian sama Ratih, sepupu saya, tapi karena pas disamperin dia masih tidur zz.z. ya udah tinggal aja dari pada terlambat. Sampai di Oz Island jam 7.41 pagi dan itu masih sepi. Cuma ada barista-barista Black Eye Coffee dan mbak-mbak (maaf lupa kenalan) dari Radio Oz yang menyambut saya dan menawarkan kopi tapi saat itu kopinya belum siap.

wp-image--1643862217

Lalu ada Mbak Wina yang juga menyambut saya dan dia yang menyerahkan hadiahnya. Kalau nggak salah, Mbak Wina itu tim kreatif dari program Oz Mata Sapi. Setelah menerima hadiah saya dipersilakan duduk dulu di sana sambil ngopi dan menyaksikan Esya dan Giri sedang siaran Mata Sapi. Saya sempat melambaikan tangan kepada mereka yang terlihat di seberang kaca studio. Mereka menyapa saya balik dan langsung nyerocos di siaran radio bahwa ada saya datang. Kebetulan kan saya tamu yang pertama sampai, jadi mereka kayaknya seneng deh, ada pendengar yang datang dan menyapa pagi-pagi.

Untuk sampai ke Oz Island saya harus menempuh perjalanan hampir dua jam naik motor, sampai sana berasa pegel kelamaan duduk. Surprisenya, pihak d’Oz menyediakan massage dan menicure bagi tamu-tamu yang hadir di perayaan Oz Mata Sapi ke-3 tahun. Asyik Akhirnya sambil pesan susu, karena saya nggak ngopi, saya pun mau untuk dimassage oleh mbak GoGlam. Oh ya tim GoGlam ini datangnya cuma selang beberapa menit setelah saya, lho. Dan saya nggak nyangka kalau mereka dihadirkan untuk menjamu tamu-tamu yang datang ke Oz Island. Habis saya nggak dengar hal ini disebut-sebut di siaran radio.

wp-image-1244634920

Yang saya dengar cuma undangan untuk ngopi-ngopi dan sarapan. Nah, sarapan! Bayangan saya ditraktir makan-makan kan, ekspektasi saya tentang sarapan itu ya makan bubur ayam atau nasi goreng, nyatanya di sana disuguhkan pastel ayam dan kue sus aja he he he. Meski begitu saya tetep makasih banyak karena mereka menyambut saya dan menjamu dengan ramah dan baik banget. Saya pun bisa ngemil pastel dan kue sus sesukanya sambil nonton Giri dan Esya siaran.

Lalu saya diminta masuk ke studio siaran buat diajak ngobrol on air. Senengnya mereka mau ajak saya mengudara di stasiun radio Bali, tapi saya juga merasa nervous. Mereka masih inget saya, lho sebagai Intan yang bikin gambar kartun buat mereka dan intan yang punya blog intanrastini.wordpress.com hihihi. Giri sampai bilang, “intanrastini.wordpress.com…” saat saya masuk ke studio siaran. Wah rasanya tersanjung sekali. Saat diajak ngobrol, mereka tanya apa pekerjaan saya dan tertarik dengan yayasan tempat saya bekerja.

Emang kurang lebih obrolan mereka seling diselipi bercandaan, jadi selama on air di radio saya banyak ketawanya dari pada ngomong panjang lebar. Tentu percakapan didominasi oleh mereka dan saking kocaknya mereka mengocok perut saya terus. Akhirnya saya disuruh ikutan “Tanda”, salah satu segmen dari Mata Sapi, yaitu “Tanya Dadakan” kuis dengan lima pertanyaan yang kadang serius kadang ngawur. Karena mereka sudah tau bahwa pekerjaan saya sebagai guru Bahasa Inggris, mereka pun tanya pertanyaan berbau Bahasa Inggris, beberapa pertanyaannya adalah:

1. “Apa Bahasa Inggrisnya pintu?”

2.” Apa Bahasa Inggrisnya kebelet?”

3. “What thing is long, black, hit by car it is okay?” Mereka sempat menjelaskan dalam Bahasa Inggris yang sedikit campur aduk hehehe

Pertanyaan sisanya saya agak lupa karena ditujukan kepada tamu di samping saya yang juga ikut diajak siaran. Dan saya berkolaborasi dengan dia untuk menjawab pertanyaan di segmen Tanda, tapi sebagian besar ya saya yang jawab kaaaan

Saat saya jawab pertanyaan pertama, “door”. Eh, nggak taunya Esya dan Giri langsung jawab, “aaaah, kaget…” dengan syadu dan kompaknya. Duh. Begitu mereka selesai Tanya Dadakan, dan mengkonfirmasi apa jawaban saya atas pertanyaan pertama, eh reaksi mereka dengan jawaban saya “aaaah, kaget” lagi! Pertanyaan kedua saya jawab “in hurry”, lalu pertanyaan ketiga saya jawab “chocolatos” abis kehabisan akal dan diburu waktu untuk menjawab. Eh nggak taunya jawabannya adalah tiang listrik (itu, tuh, yang ditabrak oleh papa minta saham). Masa saya sempat dikatain si duo kocak kalo nggak pernah lihat berita gara-gara salah jawab pertanyaan ketiga?! Hehehe.

Meski jawaban ada yang salah, mereka berbaik hati untuk tetap membenarkan karena ini hari spesial ulang tahun program mereka, jadi saya tetap dapet hadiah, deh. Iya dapet hadiah lagi untuk yang kedua hihihi. Di sela-sela program saya sempat minta tanda tangan Giri dan Esya dilengkapi dengan kata-kata spesial buat saya. Lalu tidak lupa untuk foto bareng dengan ponggawa-ponggawa favorit.

Giri sempat bilang bahwa dia juga tertarik bikin blog karena seneng nulis, tapi dia males baca lagi tulisannya. Saya bilang supaya dibacanya beberapa tahun lagi aja, dijadikan time capsule, gitu. Sedangkan Esya sempat nawarin saya kue tart yang dibawakan oleh tamu-tamu, saya bilang nggak mau heeheee karena saya nggak terlalu suka manis-manis, sih. Akhirnya Esya sibuk sendiri nyabutin lilin yang menancap di atas kue tart. Duuuh, jadi menyesal saya nolak kue tart dari Esya waktu itu.

Keluar dari studio saya pun mengambil treatment menicure, dan nggak tanggung-tanggung, setiap tangan saya dihandle oleh satu mbak GoGlam. Selesai dimanja menicure, kebetulan udah jam 10 yaitu udah akhir program Mata Sapi. saya sempatkan makan kue tart (supaya nggak tambah menyesal udah ditawarin mbak baik hati) lalu ngobrol-ngobrol dengan Giri dan Esya. Mereka sempat tanya sejak kapan denger Mata Sapi dan saya jawab sejak awal-awal Esya duet dengan Ealsya Soraya Prosa. Lha, kebetulan Ealsya ada disana untuk menicure tepat setelah saya selesai sehingga Esya langsung bilang, “Nah itu orangnya ada di sana!”

Ealsya menyapa saya dan langsung berkata dengan standar penyiar radio berkecepatan 1000 kata per menit, “Halo maaf, ya mbak tangannya lagi nggak bisa salaman (lagi dipegang mbak GoGlam).. iya nih, mbak ajarin Esya Bahasa Inggris, nggak bisa bahasa Inggris dia. Bisanya cuma one, two, three, four…” sampai Esya nggak ada kesempatan berkata apa-apa. Hahaha. Trus saya bilang kan ada EF, kebetulan lokasinya tetanggaan. Eh, Esya malah bilang malah takut karena ada bulenya cantik-cantik sehingga takut terpikat, selain karena biayanya mahal. Saya bilang aja supaya kantor yang biayain. Ealsya yang denger malah tertawa karena minta dibayarin kantor.

Dengan Giri saya sempat bertanya udah punya anak berapa, ternyata anaknya udah dua cewek dan cowok. Saya timpalin bahwa sama dengan saya, cuma anak saya cowok-cowok. Lalu dia bilang wah pinter buatnya soalnya buat anak cowok biasanya susah. Hehehe Akhirnya saya pamit ke mbak Wina, dan dia bilang supaya saya main lagi ke Oz Island. Wah, terima kasih banyak atas keramah-tamahannya, hadiah dan jamuannya. Sampai jumpa lagi dalam kesempatan berikutnya.

Radio d’Oz Bali ada di frekuensi 101,2 FM

Kalau mau streaming radio bisa ke websitenya ozradiobali.co.id

Program Oz Mata Sapi setiap Senin-Jumat pukul 06.00-10.00

Oh ya, dan terutama Selamat Hari Ibu buat mamoth, mama tersayang. Gambar ini spesial buat mama… Smeoga tulusnya cinta dan kasih sayang mama tidak pernah pudar.
Intan Rastini.

Happy 2nd Birthday Kavindra! ♥

It’s like yesterday you were a baby!

And then on Thursday 13th of April 2017 you became 2 years old..
We wish you a very blessed birthday, happines, health and good growth. Be smart, baby kavin. Grow strong and tough. Please try to talk more :-* mwuah!

We celebrated Kavin birthday without Kakak Kalki. Because he went to Surabaya on 12th of April. It is the first time for Kalki to go to Surabaya with his parents stay at home not accompanying him. For Kavin too, celebrating birthday without his brother. I guess he knows that there is no Kalki around as usual. Something has changed and he feels the difference. He miss his brother.

So… Instead, we went to Bajera market or.”pasar senggol” Bajera. We wanted to make it special for Kavin the birthday boy. We took him to go out in the evening. We bought roasted bread, an avocado juice and a pot of ice cream. He drank the avocado juice until his stomach was full so he refused his birthday cake and his dinner.

Kavin realy enjoyed blowing his number 2 candle on the cheese and nut roasted bread. With his own style of blowing a wind through his teeth. 😀 Mama helped to blow the candle. So after making a wish for Adik Kavin we blew the candle together and pfffuuuuuhh… The light was put off… 

HAPPY BIRTHDaaaay Yeaaaaay dearly beloved Adik Kavin!!!

You are turning into a 2 years old toddler rigth now. 

On the days before his birthday (April 11th) he had already got a BiG Box of pizza, garlic bread, chicken rice, pasta and nuggets. And he ate the chicken rice by him self at the night the Big Box had just arrived. He liked the nuggets too, chicken stick and fish fingers garlic but he didn’t eat the pizza.


Yummmy piZza! Come and get a slice!

Oh right, Kavin also already opened his birthday gifts from Oma and Makciek and he loved them. He unwrapped the paper and found out his presents were many clothes. He smiled a lot and put the clothes one-by-one in a good order on the floor so he could see them all and kept smiling :).

Hugs and kisses amd so much love from mama, papa, kakak Kalki, opa, oma, pekak, nini, om Ryandi, makciek, Iqbal, mikwah, Khanza, Dendra, Shan, tante Yanty, om Niko, all aunties and uncles of mama and papa’s friends.

So many photos of Kavin’s birthday are already on Instagram 😉

Love, mama Kalki & Kavin.

My 25 Birthday

Yesterday (10th of February) was a rainy day. I woke up early in the morning to prepare my sons’ needs like today’s breakfast and lunch also to check all the clothes and toiletries for them are well-packed to blue baby bag. That morning not really sunny… almost cloudy.

However, the night before I already prepared for the porridge in the slow cooker.
I couldn’t sleep early at night because I was happy enough knowing that I got a birthday present from my long time bestfriend since I was in the elementary school, Karina.

She is very generous by giving me a gift voucher to shop at a baby and kids shop on my birthday. Before that she already gave me a pack of baby and kids’ clothes for me. So the voucher shall be redeemed in the month of February. That’s why on my birthday I went to Denpasar city with my sons and my husband on that rainy weather. Wet wet and wet everywhere we walked. We had the trip from Tabanan to Denpasar by motorcycle with 4 persons on the ride.

image

I bought a nursing bra for myself and then I chose a wooden toy for my sons and… three bracelets of anti-mosquitoes. You know.. rainy season, wet everywhere.. prone to mosquitoes attack. I presented one pink anti-mosquitoes bracelet for baby Khanza, Kalki n’ Kavin got the yellow and green ones. Unfortunately we couldn’t afford to buy more for Iqbal 😦

We ate lunch at Tiara Dewata. Kalki was enthusiastic and he found new world of playing! First we took a shelter from the rain at the ATM center and to fed baby Kavin. Next we ate lunch at the food court together. I ordered a soto and a tahu campur at the Surabaya culinary kiosk for me and for my husband. While we were waiting… I bought a pair of potato doughnuts with grated cheese as the topping 🙂

Kalki was really hungry and he ate my husband’s soto and my lontong 🙂 he was very cute acting that he could eat by himself :’)

image

Mommy.. this is delicious, said Kalki in his heart

And we were proud of him. Because he tried to handle his meal on his own. He went to the wash basin to wash his hands by the help of his mom and dad. Until he found an automatic hand dryer machine.. he played it to dry his hands.. again and he tried again and again… Hihihi… we are so sorry for our katrok attitude… but we couldn’t help our son!

image

Papa, what's that... Kalki was in an awe

Next we walked around and we saw a play zone for kids! Of course Kalki was really eager to stay and look around. He saw the train and cars buzzing around and the noisy children sounds… whoaaa what a joyful zone here, he thought! There was a boom boom car and a pool of colorful balls and the trampolin zone! What can I say here to describe my children’s eyes of festive area like that?

This is my day, I thought. But that day went quite fast. Would my life went so fast just like on my birthday?

image

I’m turning 25 and I expect to do 25 things before the next 26

Thank you my husband to accompany me through the rain… taking care of me and most of all our sons. Be strong be strong sons!

image

We walked when the rain had stopped

image

The wooden toy: farm train for Kalki and Kavin from Alden

Thank you Anin, Medina and Karina… my elementary school bestfriends. Karina said we must be bestfriend trough all times ♡♡♡. Your nursing tops package as my birthday gift has arrived. And I really really love it. Your love and care make me believe that I still have good friends with good moments to share.

image

Kalki really likes the anti-mosquitoes bracelet. He wears it everytime he goes outdoor and at home

And thank you my family…  for the long lasting supports and energy. ♥♥

This is a late post and I regret I couldn’t post it on time.
Happy birthday also to Shankara, Iqbal and my Aunty ♡♥ long lasting love for you all. Many happy return of the days… and good bye February. May the new month bring a joy, good health and wealth.

♡ Intan Rastini