“hari di luar waktu”

Setelah selesai membaca buku The Secret Life of Water oleh Masaru Emoto, aku menemukan hal yang menarik tentang kalender tiga belas bulan bangsa Maya.

agak berbeda dengan kalender bulan adalah kalender tiga belas bulan yang digunakan oleh bangsa Maya. Saya belajar dari Dr. Jose Arguellles dan istrinya, Lloydine, yang bertekad mencetak kalender ini lalu menyebarkan penggunaannya ke seluruh dunia. Mereka percaya bahwa jika kalender tiga belas bulanan ini digunakan di seluruh dunia, manusia akan mulai hidup dalam keselarasan alam, sehingga membuka jalan keluar bagi banyak masalah yang dihadapi masyarakat modern.

 

Menurut kalender ini, tahun baru dimulai pada tanggal 26 Juli. Jika 365 hari dalam satu tahun dibagi 28 hari dalam setiap bulan, maka Anda mendapatkan 13 bulan. Dan satu hari tambahan. Pada kalender bangsa Maya, satu hari tambahan ini disebut “hari di luar waktu”. Semua pekerjaan dikesampingkan, doa-doa dipanjatkan, dan kemakmuran dirayakan dengan tawa dan tari.

Jadi hari inilah yang dimaksud oleh bangsa Maya sebagai “hari di luar waktu”. Aku terpukau bagaimana bangsa itu menghitung kalender tahunan mereka yang mendekati tepat berisi 365 hari, dan mereka menyisihkan satu hari tambahan untuk menggenapi jumlah harinya dalam satu tahun. Tentang bagaimana kalender tiga belas bulan mereka bisa selaras dengan alam itu kok tidak sejalan dengan musnahnya peradaban mereka ya?

Anyway, dari situ Masaru Emoto memutuskan tanggal bagi doa khusus. Ia mendirikan apa yang disebut Project of Love and Thanks. Tujuan mendirikan proyek ini adalah menyatukan jiwa-jiwa orang dari seluruh dunia dan meningkatkan kesadaran untuk 25 Juli 2013 (mengirim doa cinta dan damai ke Laut Galilea).

Saya memusatkan usaha pertama saya untuk menambah jumlah orang yang bersedia berpartisipasi dalam doa. Saya meminta setiap orang yang saya kenal untuk melakukan hal berikut: Pada tangal 25 setiap bulan, entah jam 07.25 pagi atau 07.25 malam, menghadap ke air dan mengungkapkan cinta serta penghargaan. Anda dapat melakukannya di mana saja, misalnya di dapur atau kamar tidur Anda. Cukup satu gelas air. Dengan lembut katakan kepada air “Saya mencintaimu” dan “Terima kasih”. Saat Anda melakukannya, bayangkan kekuatan cinta dan penghargaan mengalir melalui Anda ke dalam air di dunia.

 

Air membawa pikiran dan doa Anda. Dan karena Anda sendiri adalah air, entah di mana pun Anda berada, doa Anda akan dibawa ke seluruh dunia.

 

Jadi, berdoalah.

Ya, berdoa untuk siapa saja dan apapun. Bersamaan dengan mengungkapkan cinta dan penghargaan kepada air 🙂

Hari ini tepat Kalki berusia 8 minggu. Doaku adalah, semoga ruam popoknya sembuh, semoga kulitnya sehat dan mulus bebas iritasi, dan semoga defekasinya semakin jarang, maksimal sehari sekali, seirng dengan semakin sempurnanya saluran pencernaan Kalki.

Kepada air yang selalu kami butuhkan, kami ucapkan, kami mencintaimu dan terima kasih.

Ayo kita lakukan lagi bersama-sama saat pukul 07.25 pagi dan malam hari ini, yuk setiap bulan.

Quick updating in his 6 weeks

Wednesday, 12 June: Pediatric control, weight: 3,9kg

Friday, 14 June: vaksin HB0

Monday, 8 July: vaksin BCG1 dan Polio1

Thursday, 11 July: timbang di posyandu 5,5kg
Treatment ruam popok dari bidan; intake yusimox dan puyer 3x sehari hanya sampai 5 hari, serta bedak khusus anti jamur setiap ganti popok

Saturday, 13 July: my husband cut my hair as long as on my shoulders

Salah satu hal yang menyebabkan ibu baru jadi pusing (stress out)!

Kemarin jumat hingga sabtu guscil pakai popok tali kain dan clodi seharian penuh karena ruam popoknya tambah parah jadi pospaknya distop dulu. Pakai pospak emang lebih praktis. Guscil pertama kali dipakaikan pospak saat usianya 6 hari dan itu bukan kami yang pakaikan. Saat itu ikterusnya guscil ga banyak berkurang jadi kami bawa kontrol ke dsa dan tes lab kadar bilirubin. Hasilnya tinggi juga jadi ya kudu fototerapi. Saat fototerapi dipakaikan pospak oleh susternya. Yah, pikirku, gagal juga akhirnya untuk ga pakai pospak minimal sampai guscil di atas 1 bulan (karena kan newborn’s skin is extra sensitive, setelah satu bulan paling tidak kulitnya udah improved – bener kan ya?).

Selama foto terapi 2 hari 3 malem guscil habis ±16 pospak. Pas pulang masih bawa sisa pospak, jadi ya aku pakein aja kan eman lho udah beli mahal (ga mau rugi hehehe) tapi sampahnya itu yang jadi masalah baru. Disini ga boleh buang sampah sembarangan (ya emang dimana-mana juga begitoooo seharusnya). Pokoknya disini kurang organized lah masalah sampah rumah tangga, beda banget sama di kota. Di kampung kaga ada tukang sampah yang angkutin tiap sampah rumah tangga ke TPA, makanya orang sini suka bakar sampah di kebon (aku paling sebelnya kalo nyium asap bakar-bakar itu grrrrrrr).

Entah mulai kapan di pantat guscil itu udah mulai ada bintik merahnya, awalnya aku ga yakin itu apakah ruam popok atau milia biasa kayak di wajahnya. Mama yang ngeh (ya otomatis. Kan udh pengalaman sebelumnya). Setelah pulang fototerapi masih aku pakein popok tali untuk pagi-mandi sore, malemnya baru pake pospak.
Pas daylight mama udah ngingetin, “cepet diganti itu popoknya kalo udah basah! Biar ga berengen.”

Ya baiknya malem pun kudu cepet diganti juga kan meski pakai pospak aman dan tentram si bocah? Tapi kadang aku males karena ngantuk, sih (maafin mamamu ya, cil). Bisa paling banter si guscil 6 jam lebih pake pospak – oh boy! Pas guscil udah 3 minggu pantatnya kemerahan parah dan tekstur kulitnya udah ga rata lagi karena muncul semacam brintil-brintil 😦

Aku kabari bu kadek tentang hal ini, dianjurkan menjaga area popoknya tetap kering dan kasi bedak dulu. Mama juga bilang hal yang sama. Pas aku cerita ke ratih, disuruh kasi salep aja. Aku paling ga sreg untuk pemakaian bedak, abis butiran bedaknya itu mudah terbang kemana-mana jadinya bikin takut masuk ke lubang burungnya guscil atau kehirup sampai saluran napas! Aku akhirnya (mau gak mau) nurutin suara saran terbanyak dulu, karena suami juga maunya kasi bedak. Dari bermacam-macam bedak yang dikado sanak keluarga, aku pilih yang untuk kulit sensitif karena ada kandungan “calamine” dan “zinc oxide” yaitu cussons warna orange.

Jadi mulai sabtu 22 juni sampai kamis 4 juli, treatment pantatnya guscil setiap abis mandi dan ganti popok adalah diberi bedak, tentu sebelumnya dibersihkan sampai kering. Awalnya pakai tisu basah bayi cussons yang biru (mengandung susu kata kemasannya), lalu orange (untuk sensitive skin with tea tree extract), trus karena aku baca semua-muanyaa mengandung parfum -___- , ganti lagi tisu basah mamy poko yang non parfum. Kalo mama bilang, bisa juga, tisu basah itu memicu iritasi kalo ga cocok, aku pikir betul itu. Aku juga udah mikir-mikir mau pake waslap aja tiap nyeka pantat guscil.

Mama nyeritain waktu dulu aku dan ryandi kecil kalo abis eek, bagian popok yang kering itu dibuat ngelap eek yang nempel di pantat, setelah udah ga ada yang nempel baru dilap pake waslap yang dicelupin ke air anget trus dikeringin. Dan dengan bangga mama mengakhiri ceritanya, “makanya anak mama dulu ga ada yang berengan pantatnya.” Whoooa such a victory for my mom!

Pas rutin pake bedak, pantatnya dengan cepat mau membaik, kemerahannya cepat hilang, tapi masih ada brintil di area lipatan dekat dubur dan lipatan selangkangan juga di bawah testis. Karena daerah itu kan lebih tertutup dan sulit dijangkau. Jumat tgl 28 juni aku minta papa cari salep bepanthen or salep lain yg disaranin si apoteker utk ruam popok bayi or mengandung “dekspanthenol” seperti bepanthen itu, pas kebetulan ke tabanan ngurus akta kelahiran guscil. Sehari sebelumnya, temenku lady (sesama ibu muda baru, tapi dia midwife aku bukan) nyaranin pake salep myco-Z (kandungannya ada zinc oxide juga dan satu lagi ga kebaca, mungkin “nystatin-z”? Kemasannya warna kuning 10gr). Katanya pantat si guscil masih ruam aja. Kalo berengen itu ada lecet.

Meski klaim lady pakai myco-z cepet hilang ruam hingga lecet.. harganya lebih mahal (katanya 100rb susuk, duh berapa itu susuknya?), uangnya ga cukup, cil, jadi papa beliin bepanthen saja seharga Rp46.500 (20gr). Mulai dolesin selesai mandi sore hari jumat itu. Besoknya 2x setiap abis mandi, tapi malemnya kok ruam tambah parah?! Eh buset dah! Tambah merah dan brintilnya juga nambah. Akhirnya bepanthen di stop dan kami balik ke bedak. Huhuuu sabar ya cil. Setelah dikasi bedak lagi, mau mereda ruamnya, meski agak lamaan belum kunjung pulih total kulitnya.

Kata lady, pantatnya anaknya awalnya juga dikasi bedak gitu tapi akhirnya ga dibolehin! Katanya paling dilarang tuh dikasi bedak, ntar bisa tambah lecet. Akhirnya kejadian lah pantat guscil kemerahan tapi ada area sebesar kuku kelingking yang lebih merah banget alias lecet! Langsung aja jumat pagi tgl 5 juli kami bawa ke poskesdes biar diperiksa.

Sebelumnya, Kamis sore tgl 4 juli, papa nggantiin popok guscil, pas diseka pantatnya guscil rewel dan nangis. Malemnya aku yang gantiin popok, ternyata bener aja karena pantatnya ga tambah mulus malah tambah lecet, dan baru kali ini terasa sakitnya makanya rewel. Aku olesin bepanthen lagi malem itu dan berdoa semoga besok membaik.

Besoknya bu kadek periksa pantat guscil (kebetulan guscil lagi pake pospak karena keluar). Bu kadek bilang jangan pakai pospak dulu kecuali kalo pergi karena kita ga tau kalo udah banyak pipisnya kan ga terasa basah dari luar, jadi bisa ‘kerendem’ (mungkin kelembaban tinggi, maksudnya) pantatnya. Dan ada bedak khusus jamur untuk campuran dengan bedak bayinya. Papa udah nunjukin bedak yang kami pakai, trus salep bepanthen juga. Bu kadek menyarankan pakai dulu salepnya, kalo 4 hari belum membaik baru pake bedak yang diresepkan (yah bedak lagi.. Bedak lagii… Mudah-mudahan ga sampe harus pake ini!) Please, semoga membaik pantat anakku ya Tuhan.

Jadi guscil udah 2 hari pantatnya pake salep, dan kemerahannya udah hilang, syukurlah.. Cuma brintil dan lecetnya yang masih ada, semoga kulitnya cepet regenerasi, cepet sehat, mulus dan lembut lagi, ya Tuhan. Biar bebas berengan si guscil, dan ga nangis lagi tiap di seka pantatnya.

Ini cucian popok, cover clodi, insert, bedong, baju, waslap, dan alas ompol guscil lebih banyak dari pada cucian di hari-hari pertama setelah kelahirannya:

Dedinan guscil

Ada yang tau “dedinan” itu apa?

Kemarin malam upacaranya guscil berusia 35 hari atau 1 bulan kalender bali.
Upacaranya termasuk kecil, karena cuma ngaturan banten (yang aku ga tau apa aja itu namanya, salah satunya mungkin ‘sodan’) dan motong seekor ayam untuk dipersembahkan (ntar setelah selesai upacara boleh dimakan) dan juga ada kue dan buah-buahan.

Natab atau prosesinya, guscil dipakaikan kain kamen, karena ga ada yang ukurannya kecil, dipakaikanlah kain udeng papa yang bentuknya persegi warna putih bercorak trus dipakaikan ambed juga. Setelah semua siap (udah pakai kamen dan ambed) guscil, mama dan papanya ditirtain, mama nyobain daging ayam sedikit (sebagai syarat) dan ngayab.

Aku sebenernya ga tau artinya apaan upacara dedinan itu selain merayakan 35 harinya bayi. Intinya aku tarik kesimpulan supaya selamat sampai dewasa dia bisa survive dengan baik, sehat dan kuat. Juga sebagai ucapan terima kasih atas usianya yang sudah mencapai 35 hari.

Nah, papa udah potret-potret sedikit saat natabnya, tapi kok hasilnya jelek-jelek yah? Lagian pas petang pula jadi gelap ga bagus cahaya lampu di rumah. Ditambah blur pula karena tanganku lagi ngayab. ( :/ Bad mooooooooodddddd).

Seminggu lagi bakalan 42 hari usianya guscil, ada upacaranya lagi kayaknya. Seperti selapannya orang jawa itu mungkin ya… Aku belum tau nama upacaranya disini. Ya pokoknya semacam upacara pembersihan karena lokhia ku juga bakalan udah berhenti setelah ±40 hari nanti.

Udah ga sabar banget nih buat potong rambut! Soalnya kan potong rambutnya pas lewat 40 harian itu biar sekalian bersih katanya… Padahal aku udah sumpek abis gara-gara nih rambut suka “ngelecir-ngelecir” meski diikat, ganggu banget terlebih saat lagi nyusuin atau mandiin guscil. Kalo diiket terlalu kenceng bikin kepala pusing, kalo dijepit aja yang ga terlalu ketat suka lepas-lepas. Huuuh! Bad mood again >,